Hanya 5 Menit, Nasi Kuning Siap Dinikmati
Hanya 5 Menit, Nasi Kuning Siap Dinikmati
Pilarpertanian - Sampai saat ini, beras tetap menjadi makanan pokok bagi 90% penduduk di Indonesia. Beras menjadi penyumbang kalori 52-55% dan protein 45-48% bagi penduduk Indonesia. Budaya makan nasi di Indonesia sangat kuat, bahkan sebagian masyarakat belum merasa makan bila tidak mengonsumsi nasi. Salah satu jenis diversifikasi olahan beras adalah nasi kuning instan.
Tersedianya produk nasi kuning instan diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan makanan cepat saji, sehingga dapat membantu masyarakat perkotaan yang mempunyai keterbatasan waktu dalam menyiapkan makanan. Selain itu, produk nasi kuning instan dapat berfungsi sebagai logistik pangan darurat di daerah bencana maupun untuk perbekalan prajurit (TNI).
Nasi kuning merupakan makanan khas dari Indonesia, terbuat dari beras yang dimasak bersama dengan kunyit, santan, dan rempah-rempah, sehingga memiliki rasa yang gurih dan legit jika dibandingkan dengan nasi putih. Proses pengolahan nasi kuning memerlukan waktu relatif lama, terutama pada tahap persiapan bumbu-bumbu. Pada era industrialisasi, masyarakat dituntut untuk bergerak serba cepat, termasuk dalam menyajikan makanan. Hal ini berdampak pada pola konsumsi masyarakat yang cenderung memilih produk pangan yang praktis, cepat dan mudah dalam pengolahan, serta memiliki nilai gizi yang tinggi.
Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan proses instanisasi nasi kuning. Proses instanisasi pangan dapat dilakukan dengan pengeringan, kadar air yang cukup tinggi dapat dikurangi sampai dibawah 15%. Keuntungan produk pangan instan, yaitu lebih praktis karena memiliki waktu penyajian dalam waktu yang relatif singkat.
Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry melalui sambungan telepon mengatakan adanya produk nasi kuning instan diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan masyarakat yang mempunyai keterbatasan waktu dalam menyiapkan dan mengonsumsi nasi kuning. “Selain itu, ketersediaan produk nasi kuning instan dapat melestarikan keberadaan kuliner nasi instan serta dapat menekan kendala dalam penyimpanan dan distribusi” Lanjut Fadjry.
Produk nasi kuning instan memiliki beberapa keunggulan, yaitu proses produksi mudah, waktu rehidrasi singkat, dan sesuai untuk masyarakat modern yang ingin serba cepat. Nasi kuning instan dapat disajikan dengan mudah dan cepat, yaitu cukup dengan menambahkan air panas yang telah mendidih pada nasi kuning instan yang telah ditempatkan pada suatu wadah, dengan perbandingan nasi instan: air sebanyak 1:4. Setelah itu, produk diaduk dan didiamkan selama 5 menit pada wadah yang ditutup rapat. Air yang tersisa dari nasi, ditiriskan. Diamkan sejenak dalam keadaan tertutup, dan nasi kuning instan siap dihidangkan.
Kepala BB Pasca Panen, Prayudi Syamsuri mengatakan inovasi nasi kuning instan ini bisa jadi peluang usaha baru bagi UKM. “Nasi kuning instan dapat diproduksi menggunakan peralatan yang sederhana, seperti rice cooker, freezer, dan oven pengering. Oleh karena itu, produk nasi kuning instan berpotensi untuk dikembangkan pada skala UKM” ujar Prayudi.
Nasi kuning instan dapat dipasarkan dalam dua jenis kemasan, yaitu kemasan pouch 200 gram dan kemasan cup 50 gram. Perhitungan menggunakan asumsi kapasitas produksi sebesar 10 kg, harga jual nasi instan kemasan 200 gram Rp 16.517,- dan nasi instan kemasan 50 gram Rp 5.555,- akan memberikan profit sebesar 50% untuk tiap kemasan.(ND)