Harga Cabai di Lombok Anjlok Petani Butuh Bantuan
Harga Cabai di Lombok Anjlok Petani Butuh Bantuan
Pilarpertanian - Pilar – Petani cabai di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini mengalami kerugian yang cukup besar karena harga anjlok hingga Rp5000/kg.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut H.Subahan, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kab.Lombok Timur NTB, menjelang bulan Ramadhan 1438 H/Juni 2017 lalu harga cabai di tingkat petani cukup tinggi mencapai Rp45.000-Rp50.000/kg, tapi menjelang Lebaran 1438 H hingga saat ini harga cabai terjun bebas menjadi Rp5.000/kg.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Di Pasar Induk Kramat Jati-Jakarta, Sabtu (19/8/2017) harga Cabai Merah Keriting tercatat Rp18.000/kg, Cabai Merah Besar Rp16.000/kg, Cabai Rawit Merah Rp14.000/kg dan Cabai Rawit Hijau Rp10.000/kg (Sumber: infopangan.jakarta.go.id)
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Petani cabai di Lombok terutama di Lombok Timur betul-betul menjerit menghadapi kerugian besar. Ini sudah berlangsung lebih dari satu bulan. Dan belum ada tanda-tanda harga akan naik”, kata H.Subahan ketika berbincang-bincang dengan Pilar di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jum'at (18/8/2017).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dia mengharapkan, pemerintah dapat membantu mencarikan solusi agar petani tidak mengalami kerugian yang lebih besar lagi. Apalagi selama tiga bulan ke depan akan terjadi panen raya cabai di beberapa daerah sentra produksi. “Di Lombok Timur saja ada sekitar 350 hektar yang akan panen”, jelas Subahan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dia heran, ketika harga cabai melambung tinggi, pemerintah datang meminta petani dan pedagang untuk menurunkan harga. Tapi ketika harga cabai anjlok saat ini, tidak ada bantuan atau solusi dari pemerintah”, sambungnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Jika pemerintah tidak bisa menampung cabai petani dengan harga yang wajar, paling tidak dapat membantu menyediakan gudang dan alat pengering cabai, sehingga petani bisa menyimpan cabai dalam keadaan kering, menunggu harga lebih baik”, harapannya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain itu, menurut Subahan, untuk menjaga semangat dan motivasi petani menanam cabai, agar diberikan asuransi kepada usaha tani cabai, seperti asuransi yang diberikan kepada usaha tani padi dan ternak sapi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara itu, menurut Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kab. Lombok Timur Badaruddin pulau Lombok merupakan menyangga kebutuhan cabai nasional. Di Lombok Timur saja ada sekitar 5.500 hektar tanaman cabai dengan produksi 6-7 ton/ha.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Cabai dari Lombok ini di jual ke kota-kota besar di Jawa, Sumatera dan Kalimantan”, katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk pengembangan tanaman cabai di Kab. Lombok Timur, Pemerintah Daerah Kab.Lombok melalui Dinas Pertanian memberikan bantuan bibit, pupuk dan obatan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tidak semua petani mendapat bantuan kata Badaruddin, hanya sekitar 25 persen. Selebihnya merupakan swadaya petani”, jelasnya.(RS)