Hujan Merata Kabupaten Kupang Panen Padi
Hujan Merata Kabupaten Kupang Panen Padi
Pilarpertanian - Pilar – Bukanlah sesuatu yang mengejutkan lagi, kini, di NTT saat ini merupakan musim yang mereka sebut sebagai “golden time” karena hujan mulai merata, sejumlah alsintan bantuan Kementerian Pertanian (Kementan) telah diterima dan dioptimalkan, bangunan tata air dan air irigasinya telah siap. Bahkan “mind set” petani telah mulai berubah banyak dari semula sebagai petani lahan tadah hujan kini telah bisa bertani padi sawah dengan baik.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Terkait hal ini, Rabu tanggal 4 Januari 2018 telah dilakukan panen perdana di lahan cetak sawah baru dengan hasil baik dimana provitasnya menyamai provitas padi di Jawa yaitu 7.85 ton/ha gabah kering giling (GKG).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hadir di kegiatan panen tsb yaitu Dandim 1604 Kupang, Kapolres Kupang, Kadis Pertanian Kabupaten Kupang beserta jajaran, Perwakilan DPRD Komisi B, Ibu Ketua Persit Kartika Candra Kirana beserta anggota, Danramil Amarasi Timur, Camat Amarasi Timur, Para Babinsa, Babinkantibmas, PPL Amarasi Timur, perwakilan Distan Prop NTT, Pendeta Enoraen, Kepala Desa Enoraen beserta seluruh perangkat desa Enoraen, dan sudah tentu para petani dari gapoktan Mafutnek.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kupang, Arnold Saubaki mengatakan sawah di kabupaten Kupang tidak kalah dengan sawah di Flores bagian barat seperti Manggarai Barat. Kupang kini ada panen di beberapa kecamatan, salah satunya ada panen raya di lokasi cetak sawah baru yaitu di Desa Enoraen Kecamatan Amarasi Timur Kabupaten Kupang tepatnya di kelompok tani Mafutnek.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Padi yang dipanen seluas 3 ha dari total 30 ha. Varietas padi yang digunakan yaitu Ciherang,” demikian kata Arnold di Kupang, Jumat (5/1/2018).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tak hanya di Kabupaten Kupang, panen raya juga terjadi di kabupaten yang berada di pulau terpencil seperti Rote Ndao dan Sabu Raijua juga, keduanya mengikuti ritme sama dukung swasembada pangan nasional dengan menunjukkan setiap hari ada tanam padi dan setiap hari pula ada panen padi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tercatat pertumbuhan ekonomi prov NTT di Februari 2017 adalah 5.2% lebih tinggi sedikit dari rata rata nasional saat itu dimana sumbangan dominan berasal dari sektor pertanian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Petani NTT kini tidak lagi berlari menjauh karena ada tentara datang ke sawah seperti terjadi di Nopember 2014, kini pemandangan dimana mana petani bertanam padi bersama TNI-AD dan petani melakukan panen padi bergotong royong dengan jajaran Kodim setempat berikut Babinsa dan bahkan ibu ibu persit nya. Itu pertanda sinergi kuat antara jajaran pertanian dan TNI-AD,” ungkap Arnold.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebuah kenyataan bahwa sinergi dan dukungan yang kuat dari TNI-AD mencapai swasembada pangan, terlihat dari adanya secara bersamaan yaitu ada tanam padi setiap hari adapula panen padi setiap hari.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dengan kondisi itu, NTT pun bisa tanam padi dan panen padi ada setiap hari. Dengan begitu, NTT siap dukung swasembada pangan khususnya beras yang semula harus didatangkan dari Sulawesi Selatan atau Surabaya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kini NTT telah mampu menyediakan sendiri berasnya dari berbagai sentra padi sawah utamanya dari kawasan Flores Barat dan Kupang yang mengisi ratio hampir 51.1% dari total luas sawah NTT,” pungkasnya.(RS).