Indonesia Pilar Utama Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (SSTC) Bidang Pertanian
Indonesia Pilar Utama Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (SSTC) Bidang Pertanian
Pilarpertanian - Negara-negara Selatan-Selatan mengakui peran vital Indonesia dalam meningkatkan sektor pertanian. Terutama, melalui komitmen dalam capacity building yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian melalui Badan Pengembangan Penyuluhan dan SDM Pertanian (BPPSDMP).
Pengakuan pentingnya peran Indonesia dalam sektor pertanian disampaikan oleh para perwakilan negara-negara yang hadir dalam Workshop Penguatan Kolaborasi Sektor Pertanian dalam Kerangka Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (SSTC) Bidang Pertanian, Rabu (24/7/2024), di Kamboti Hotel Bandung, Jawa Barat.
Hadir dalam kesempatan itu Duta Besar H.E. Mr. Galma Mukhe Boru dari Kenya, H.E. Dr. Yassir Mohamed Ali D Duta Besar Sudan, dan Mr. Suleiman Ahmed Saleh dari Tanzania, yang merespons paparan Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah, yang menyampaikan peran aktif BPPSDMP sejak 1980-2024 dalam meningkatkan kapasitas petani dan pejabat negara-negara Selatan-Selatan di bidang pertanian.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan pertanian adalah sektor yang sangat penting. Pasalnya, pertanian berhubungan dengan kebutuhan Masyarakat banyak. Oleh karena itu, Mentan mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga ketahanan pangan. Mentan mengimbau agar pertanian tidak bersoal dalam kondisi apa pun.
Plt Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) aktif menjalin kerja sama dengan negara mitra. Salah satunya, kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular sebagai peran pro aktif Indonesia dalam meningkatkan kualitas SDM baik secara nasional maupun internasional.
Sementara Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah, menjelaskan jika sejak 1980 hingga 2024, BPPSDMP telah melatih lebih dari 2.150 peserta dari negara-negara Selatan-Selatan melalui 81 pelatihan yang mencakup berbagai tema dan keahlian.
“Selain itu, Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP telah menyelenggarakan 27 workshop yang dihadiri oleh 700 peserta dari negara-negara Selatan-Selatan untuk berbagi pengalaman, belajar dari satu sama lain, dan mengembangkan solusi bagi tantangan pertanian,” terangnya.
Tidak itu saja, Siti Munifah mengatakan jika Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) juga telah melaksanakan 31 program pemagangan dengan melibatkan 303 peserta magang dari Fiji, Mozambik, Gambia, PNG, dan negara-negara Selatan-Selatan lainnya di Indonesia.
“Kementerian Pertanian Republik Indonesia melalui BPPSDMP juga telah mengirimkan lebih dari 78 tenaga ahli bidang pertanian melalui 20 program pengiriman tenaga ahli ke berbagai negara Selatan-Selatan,” lanjutnya.
Sebagai penutup, Siti Munifah menekankan bahwa komitmen ini dapat ditingkatkan dengan menggandeng kerja sama pendanaan, seperti yang telah dilakukan Kementerian Pertanian dengan Kementerian Keuangan melalui Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI).
“Kerja sama ini perlu diperluas dengan mitra baik di dalam negeri maupun multinasional seperti IFAD dan JICA. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pengembangan sektor pertanian dalam kerangka SSTC ke arah yang lebih masif dan lebih baik lagi,” jelasnya.
Hendra Satya Pramana dari Kementerian Luar Negeri menambahkan, perjalanan panjang ini membuktikan komitmen Indonesia yang berawal dari Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955, yang merupakan hasil pemikiran Presiden Soekarno saat itu dan saat ini berkembang menjadi Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (SSTC).(ES/BB)