IPDMIP Latih Petani untuk Usaha Tani Orientasi Laba
IPDMIP Latih Petani untuk Usaha Tani Orientasi Laba
Pilarpertanian - Ciri utama petani maju, mandiri dan modern adalah menerapkan analisa keuangan untuk mengembangkan usaha tani berorientasi laba, Jangan hanya berkutat budi daya dan produksi, namun abai pada pencapaian laba. Akibatnya, modal usaha tani terkikis oleh kebutuhan rumah tangga dan pengeluaran rutin.
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo mengatakan kemajuan pertanian, bukan hanya ditentukan budi daya dan produksi, juga peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM pertanian melalui kegiatan pelatihan.
Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK) oleh Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP) dengan Kementerian Pertanian RI merupakan bagian dari upaya tersebut.
Menurut Mentan, kegiatan usaha harus berorientasi laba, begitu pula dengan usaha tani. Petani harus paham besar modal, evaluasi arus kas, catatan pengeluaran dan pendanaan eksternal untuk pencapaian target produksi sehingga menunjang usaha tani berkelanjutan.
“Pengetahuan dan cara pengelolaan kelompok tani akan lebih maksimal dengan PLEK, maka harus diikuti serius untuk peningkatan kapasitas SDM pertanian. Petani harus paham pengelolaan keuangan, agar dapat mengevaluasi apakah usaha taninya untung atau merugi,” kata Mentan.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan PLEK IPDMIP mengulas pengelolaan keuangan, kemudian diteruskan oleh para ketua Poktan dan penyuluh swadaya kepada petani, dengan cara yang mudah dipahami.
“PLEK melakukan pendekatan keluarga sebagai tim yakni suami dan istri. Tujuannya, meningkatkan kapasitas dan pengelolaan keuangan usaha tani,” kata Dedi Nursyamsi menurut keterangan tertulis dari Pusluhtan BPPSDMP.
Hal itu digarisbawahi Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP), Leli Nuryati bahwa tujuan makro dari PLEK adalah ketahanan pangan. Tujuan mikronya, membantu petani agar mau dan mampu membiasakan diri untuk selalu melakukan pencatatan keuangan usaha taninya dan perencanaan hingga realisasi.
“Petani maju, mandiri dan modern cirinya mampu mengelola sumber daya lahan, tenaga kerja dan modal. Ditunjang perencanaan, pencatatan, analisa, evaluasi dan realisasi,” kata Kapusluh Leli Nuryati dalam arahan yang disampaikan Dodo Handoko didampingi Aemudin selaku National Project Implementation Unit (NPIU) dari IPDMIP di Tanah Bumbu, Kalsel, belum lama ini.
Kegiatan PLEK untuk Tanah Bumbu berlangsung di BPP Batulicin, 14 – 17 September. Pesertanya 10 orang penyuluh, 20 ketua kelompok tani (Poktan) dan penyuluh swadaya. Berlanjut PLEK bagi rumah tangga tani (RTT) wilayah kegiatan IPDMIP di Tanah Bumbu. Berlangsung pada 22 – 25 September meliputi 10 desa dari lima kecamatan dan empat balai penyuluhan pertanian (BPP).
PLEK di Kecamatan Kusan Hilir berlangsung di Desa Pakatellu, Api-api, Mudalang, Saring Sungai Bubu. Untuk Kecamatan Batulicin di Desa Segumbang, Kecamatan Simpang Empat di Desa Sarigadung, Kecamatan Karang Bintang di Desa Karang Bintang dan Kecamatan Kusan Hulu di Desa Anjir Baru, Bakarangan dan Pacakan.
Kegiatan PLEK merupakan bagian dari penguatan kapasitas SDM pertanian di wilayah sasaran IPDMIP.
Dibimbing para penyuluh yang telah mengikuti PLEK di BBPP Binuang secara online (e-Learning) mengacu pada materi Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga, Pengelolaan Keuangan Usaha Tani, dan Pengetahuan tentang Produk dan Layanan Jasa Keuangan.
Kasie Kelembagaan dan Ketenagaan Dinas Pertanian Pemkab Tanah Bumbu, Aswanto mengemukakan harapannya pada peserta PLEK bersedia dan mampu untuk membiasakan diri melakukan pencatatan keuangan usaha tani, dari tahap perencanaan hingga realisasi, serta mampu menyebarluaskan pembelajaran tersebut kepada petani lain di wilayah masing-masing.
Pernyataan senada dikemukakan Tim Monitoring PLEK dari Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan – Pusluhtan BPPSDMP, Dodo Handoko dan Aemudin. Pertama, merencanakan biaya yang diperlukan untuk kegiatan usaha tani pada beberapa komoditas yang berbeda.
“Kedua. melakukan pencatatan pengeluaran biaya pada setiap tahap kegiatan usaha tani. Ketiga, bandingkan angka pada biaya pengeluaran dengan perencanaan,” kata Aemudin.
Hal itu sesuai tujuan PLEK: menilai laba usaha tani tiap rumah tangga; evaluasi arus kas kegiatan usaha tani; identifikasi kemungkinan dari perubahan pengelolaan keuangan kegiatan usaha tani; menentukan modal kerja yang dibutuhkan rumah tangga untuk usaha tani; dan akses sumber pendanaan eksternal berdasarkan laporan keuangan yang akurat untuk membiayai kegiatan usaha tani selain kontribusi rumah tangga. (Aem/Dodo/LA/ND)