Jokowi Apresiasi Pembangunan Pertanian Penuhi Target
Jokowi Apresiasi Pembangunan Pertanian Penuhi Target
Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Presiden Joko Widodo membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian 2017 di Hotel Bidakara, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta mSelatan, Kamis (5/1/2017).
Rakresnas ini membahas program-program pemerintah untuk penguatan pangan dan pertanian lainnya.
Dalam pembukaannya Presiden menyampaikan dengan bangga terhadap prestasi sektor pertanian yang dicapai selama dua tahun masa kerjanya. Kinerja sektor pertanian mampu menorehkan prestasi dalam meningkatkan produksi dan menekan bahkan menghentikan impor.
Jokowi mengatakan,”sesuai data yang diterima, tentang produksi padi tahun 2016 sebesar 79,14 juta ton atau naik 4,96 persen dibandingkan 2015. Jagung 23,16 juta ton atau naik 18,11 persen.”
Menurutnya, satu prestasi yang membanggakan yakni mampu memacu produksi pangan dan tidak impor saat Indonesia dilanda iklim ekstrim El Nino 2015 dan La Nina 2016.
Selanjutnya, Jokowi berharap mulai tahun ini dan seterusnya tidak akan ada lagi impor beras. Terkait jagung, pada tahun 2016 Indonesia mampu menurunkan impor jagung hingga 66 persen.
Sehari sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan untuk melaporkan persiapan Rakernas Pertanian yang digelar hari ini. Saat itu, Amran mengatakan, pihaknya telah membuat peta program pertanian untuk 30 tahun ke depan.
“Kami akan mengevaluasi dulu capaian-capaian selama dua tahun ini. Alhamdulillah peningkatan, tapi kami tidak boleh puas. Pada tahun 2017, 2018 dan 2019 penegasan lagi. Karena kami sudah buat road map sampai 2045, dan kami sudah serahkan ke Bapak Presiden, jadi 30 tahun ke depan,” ujar dia ketika itu.
Amran menambahkan, dirinya juga membahas peningkatan ekspor produk-produk pertanian dengan Jokowi. “Ya, tentu kalau peningkatan produksi muaranya kan peningkatan ekspor,” tutur dia.
Kepada Presiden, Amran juga mengklaim bahwa harga pangan khususnya beras di pasar stabil. “Tadi cerita masalah kondisi beras, dan harganya stabil,” ujarnya.