Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

12 September 2021

Kedelai Lokal Bantul Mampu Naik Kelas Penuhi Industri Besar

Kedelai Lokal Bantul Mampu Naik Kelas Penuhi Industri Besar
Foto : Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi (Kemeja Hitam) Mengunjungi SRG Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
12 September 2021

Kedelai Lokal Bantul Mampu Naik Kelas Penuhi Industri Besar

Pilarpertanian - Produksi kedelai lokal Non GMO dari Kabupaten Bantul sudah mampu dipasarkan ke industri. Diantaranya ke industri Nestle dan Indofood sebesar 300 ton. “Selama periode 2020- 2021 pasokan kedelai lokal ini dilakukan melalui Sistem Resi Gudang (SRG) CV. Java Agro Prima, demikian disampaikan oleh Atris dari CV Agro Prima. Dengan bekerja sama multi stake holder diantaranya Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten, koperasi, BRI dan Bappebti, terbukti mutu produk kedelai Bantul sudah mampu memenuhi pasar industri dalam negeri.

Atris menyebut branding produk Kedelai Lokal Non GMO mampu dihasilkan kelompok tani yang berada dari Kabupaten Bantul dan sekitarnya. Hal inilah yang akhirnya mendorong petani untuk meningkatkan produksinya. Pasalnya pada saat era pandemi Covid 19 ini harga kedelai lokal meningkat di harga Rp 11.000/ kg yang selama ini hanya diharga kisaran 5.000-6.000/kg.

Apresiasi atas hal tersebut, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi mengunjungi SRG Bantul pada hari Sabtu (12/9). Ia menyampaikan apa yang sudah berjalan pada Sistem Resi Gudang (SRG) CV. Java Agro Prima sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, untuk meningkatkan produksi dan provitas kedelai nasional.

“Saya salut CV. Java Agro Prima telah berkomitmen untuk menghasilkan dan memasarkan produk yang bermutu, aman serta halal dengan penerapan sistem manajemen yang konsisten dan berkelanjutan. Dengan begini kan kedelai lokal di Bantul sudah naik kelas dari hulu hingga ke hilir,” ujar Suwandi.

Suwandi juga meminta minimal 5.000 Ha kedelai perlu dikembangkan setiap tahunnya di Kabupaten Bantul, karena telah melakukan kerja sama dengan PT. Nestle Indonesia sehingga berapapun produksi kedelai yang dihasilkan akan terserap. “Namun saya ingatkan kualitasnya harus terjamin, supaya bisa terus memenuhi standar yang ditetapkan induistri,” tandas Suwandi

Selain pengembangan kedelai lokal, di Kabupaten Bantul juga dikembangkan varietas unggul seperti Grobogan, Anjasmoro, Dega 1 dan Detap 1. Kementerian Pertanian terus memacu peningkatan produksi kedelai. Melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan disediakan bantuan benih sumber kedelai varietas unggul Grobogan, Dega 1 dan Detap 1.

Penyediaan benih sumber ini sebagai upaya mendorong kontinuitas dan stabilitas ketersediaan benih bersertifikat di tingkat penangkar dan petani agar produk dan mutu hasil kedelai lokalnya meningkat diatas rata-rata nasional. Pemerintah berharap agar Bantul dapat menginisiasi ekspor kedelai lokal ke Jepang untuk dapat menaikkan lagi kelasnya bahwa kedelai lokal sudah mampu diekspor ke negara lain. Keberhasilan kedelai lokal harus didukung sinergisitas multi stake holder secara berkelanjutan dan menguntungkan semua pihak.(ND)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *