Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

08 March 2022

Kementan Beberkan Solusi Dampak Perubahan Iklim di Kampung Sayuran

Kementan Beberkan Solusi Dampak Perubahan Iklim di Kampung Sayuran
Koordinator Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam, Muh. Agung Sanusi Saat Melakukan Kunjungan Kerja untuk Mengecek dan Memverifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi di Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
08 March 2022

Kementan Beberkan Solusi Dampak Perubahan Iklim di Kampung Sayuran

Pilarpertanian - Upaya Kementan dalam pemenuhan ketersediaan pangan untuk 273 juta penduduk Indonesia saat ini menjadi perhatian utama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Dalam berbagai kesempatan, Mentan SYL tak menampik jika Dampak Perubahan Iklim saat ini menjadi salah satu ancaman, sebab hal ini dapat mengakibatkan penurunan produktivitas. Mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode ini pun meminta kepada seluruh jajarannya untuk meningkatkan langkah adaptasi dan mitigasi di lapangan.

Menindaklanjuti arahan Menteri Pertanian, Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto mengarahkan jajarannya untuk langsung tancap gas turun lapangan untuk mengamankan ketersediaan aneka cabai dan bawang merah. Saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Doktor jebolan Universitas Putra Malaysia itu menerangkan kepada pewarta terkait langkah-langkah preventif yang akan dilakukan untuk mengantisipasi perubahan iklim. “Iya betul mas, kami telah menyiapkan anggaran untuk memberikan bantuan dampak perubahan iklim berupa pompa air, teknologi hemat air dan teknologi panen air sesuai kebutuhan wilayah setempat. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kondisi kekeringan dalam menyambut Bulan Ramadhan yang sebentar lagi tiba”, terang Prihasto.

Dirjen Hortikultura juga mengungkapkan, bahwa jajarannya akan segera mengawal kondisi pertanaman di lapangan dan sekaligus mempercepat realisasi fasilitasi bantuan baik berupa saprodi maupun pendukung lainnya sehingga ketersediaan dan pasokan bahan pokok penting khususnya cabai dan bawang merah aman dan terkendali.

Pelaksana Harian (Plh) Direktur Perlindungan Hortikultura, Tommy Nugraha menyampaikan bahwa alokasi fasilitasi bantuan dampak perubahan iklim tahun 2022 akan bersinergi dengan kampung Hortikultura terutama kampung yang terkena dampak kekeringan. Pada tahun ini Ditjen Hortikultura, mengalokasikan sekitar 210 Ha untuk fasilitasi bantuan Dampak Perubahan Iklim (DPI) dan Bencana Alam. “Kami mengharapkan ke depannya fasilitasi bantuan ini dapat membantu petani terutama pada kondisi off season dan peningkatan indeks pertanaman khususnya cabai dan bawang merah”, bebernya.

Seirama dengan Plh. Direktur Perlindungan Hortikultura, dalam kunjungan kerjanya, Koordinator Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam, Muh. Agung Sunusi mengecek dan sekaligus memverifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL) di Kecamatan Pengalengan Kab. Bandung Jawa Barat. “Alhamdulillah, fasilitasi bantuan di Provinsi Jawa Barat mencapai 8 Hektare (Ha). Lokasi ini merupakan kampung sayuran dan di Desa Warna Sari Kec Pangelangan tersebut ada sekitar 50 Ha Aneka Cabai yang siap mengamankan ketersediaan bulan ramadhan”, jelasnya.

Agung Sunusi juga menambahkan bahwa sesuai perkiraan dari BMKG, bulan Maret hingga April 2022 sudah memasuki bulan kering sehingga fasilitasi bantuan DPI sedapat mungkin segera di realisasikan. “Fasilitasi bantuan DPI berupa teknologi hemat air : Irigasi sprinkler, irigasi tetes, irigasi kabut. Teknologi panen air berupa embung sederhana, biopori dan fasilitasi pompa air. Alokasi bantuan akan menyesuaikan dengan kebutuhan kelompok tani di lapangan”, tambahnya.

Ketua Kelompok Tani Bernard Tani Desa Warna Sari, Kec Pangalengan Kab Bandung, Pipit Chandra menyampaikan bahwa saat ini kondisi pertanaman sayuran sekitar 10 Ha berupa aneka cabai, kubis, mentimun dan tomat cukup bagus karena kondisi air masih tersedia meskipun beberapa tanaman terkena serangan OPT berupa layu fusarium dan thrips namun sampai saat ini masih bisa teratasi, ungkapnya.

Pipit juga membeberkan permasalahan utama yang dihadapi untuk Bulan Maret dan April adalah mengantisipasi kekurangan air akibat musim kemarau. Oleh karena itu, fasilitasi bantuan pompa air dan teknologi hemat air menjadi solusi terbaik. Rata-rata produktivitas cabai dengan kondisi ketersediaan air minimal bisa mencapai 7-10 ton/ha. “Fasilitasi bantuan pompa air dari Kementerian Pertanian yang rencananya sebanyak 2 unit per ha tahun ini, tentunya bisa meningkatkan produksi dua kali lipat, atau sekitar 15 ton/ha. Dengan kondisi seperti ini, kami yakin ketersediaan aneka cabai menghadapi Idul Fitri aman dan terkendali karena ketersediaan air yang optimal. Saya mewakili kelompok tani mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Menteri Pertanian Pak SYL dan Dirjen Hortikultura Pak Anton”. Ujarnya.(ND)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *