Kementan dan DPR RI Gelar Bimtek Dukung Budidaya Pengolahan Dan Pemasaran Porang Kabupaten Banyumas
Kementan dan DPR RI Gelar Bimtek Dukung Budidaya Pengolahan Dan Pemasaran Porang Kabupaten Banyumas
Pilarpertanian - Purwokerto – Kementerian Pertanian melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) bekerja sama dengan Anggota Komisi IV DPR RI menyelenggarakan Bimbingan Teknis Petani dan Penyuluh di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Bimtek dilaksanakan pada tanggal 1 April 2021 bertempat di Aston Imperium Purwokerto. Bimtek kali ini mengambil tema “Budidaya Pengolahan Dan Pemasaran Porang”. Bimtek dihadiri Wakil Direktur I Polbangtan YoMa, Kabid Penyuluhan dan Bina Usaha, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyumas, Praktisi Agribisnis Porang, dan 85 peserta Bimtek yang terdiri petani dan penyuluh pertanian Kabupaten Banyumas.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa porang merupakan komoditas pertanian yang sangat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan berpotensi meningkatkan kesejahteraan petani. Pasalnya, porang merupakan salah satu komoditas pertanian yang bernilai ekonomi tinggi dan sedang diminati pasar ekspor.
“Kementan siap mendorong potensi porang dan produk olahannya. Komoditas ini memiliki pasar ekspor ke Jepang, Taiwan, Korea dan China serta beberapa Negara Eropa,” ucap Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa Kementan tengah fokus mengembangkan komoditas porang. Kami menyelenggarakan pelatihan, bimbingan teknis (bimtek), dan webinar ke petani dan masyarakat untuk mendorong petani mulai membudidayakan porang untuk dipanen atau untuk pembibitan.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah meluncurkan Program Gratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor). Program ini bertujuan mendorong petani, penangkar benih, pembibit, pembudidaya, pengusaha dan eksportir untuk melipatgandakan produksi dan lalu lintas ekspor pertanian menjadi tiga kali lipat.
“Kami di Banyumas siap mendukung produksi dan ekosistem porang sebagai komoditas strategis untuk ekspor,” jelas Tjut Viviani Kemala, Kabid Penyuluhan dan Bina Usaha, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyumas.
Sunarna selaku Anggota Komisi IV DPR RI yang hadir turut memberikan masukan kepada peserta bimtek. Ia menuturkan bahwa komoditas porang sedang menjadi primadona pada saat ini, peluang tersebut harus mampu ditangkap oleh petani.
“Porang saat ini sedang ramai dan seksi. Harga bagus, market bagus, dan peluang luas. Budidaya ini memerlukan waktu yang lama, sekitar 2 tahun, namun nilai ekonominya sangat menjanjikan. Diharapkan peserta bimtek harus mempelajari dan memahami dengan baik, agar paham strategi dan inovasi untuk budidaya porang”, jelas Sunarna.
Lebih lanjut, Sujono selaku Wakil Direktur I Polbangtan Yoma menyatakan harapannya kepada peserta Bimtek agar dapat menerapkan ilmu yang diperoleh saat Bimtek.
“Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Anggota Komisi IV DPR RI dan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyumas, untuk memfasilitasi Bimtek Budidaya dan Pemasaran Porang.
Harapan kami, setelah kegiatan ini ada tindak lanjut yang kongkrit dari peserta Bimtek untuk memanfaatkan peluang porang sebagai komoditas internasional.”, ujar Sujono, Wakil Direktur I Polbangtan YoMa.
Peserta Bimtek terlihat semakin termotivasi setelah mendengarakan pemaparan materi dari Muhajie selaku Praktisi Agribisnis Porang. Muhajir menjelaskan teknik budidaya dan pengolahan serta peluang pasar Porang lepada peserta yang hadir.
“Umbi porang dapat diolah dan dimanfaat sebagai bahan baku pembuatan beras porang, konyaku, dan tepung porang. Petani harus paham syarat tumbuh dan cara budidaya porang untuk mendapatkan hasil panen yang baik. Saya sebagai praktisi siap mendampingi, menfasilitasi, dan mengantar petani Banyumas ke Pabrik Porang hingga MoU agar dapat jaminan pasar,” jelas Muhajir.
Ia juga mengungkapkan bahwa salah satu pabrik pengolahan Porang di Madiun yang memiliki kapasitas produksi 60 ton bahan baku per hari, dan sedang bersiap untuk meningkatkan kapasitasnya menjadj 200 ton per hari.
“Peluang ini harus segera ditangkap oleh petani, jangan sampai menjadi lahan orang lain,” pungkas Muhajir