Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

06 June 2022

Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Pertanian Berkelanjutan Melalui Pemanfaatan Agensia Hayati

Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Pertanian Berkelanjutan Melalui Pemanfaatan Agensia Hayati
Tahapan Pemanfaatan Limbah Urin Sapi menjadi Pupuk Organik Cair sebagai Agensia Hayati
06 June 2022

Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Pertanian Berkelanjutan Melalui Pemanfaatan Agensia Hayati

Pilarpertanian - Kabupaten Sragen kurang lebih 15 tahun yang lalu melakukan proses penerapan bersifat organik yang dimulai pilot project 2 ha sawah di Sumberejo sampe sekarang sudah berkembang hampir 235 ha dikembangkan padi organik. Pada tahun 2022 ini, Kabupaten Sragen mendapat program IP 400 10.000 ha. Dalam rangka mendukung program IP 400 Kementan bersama Dinas pertanian Kabupaten Sragen menyelenggarakan bimtek Menjaga Kesehatan Tanah dengan Agensia Hayati dengan memanfaatkan limbah urin sapi di kelompok tani sumber rejeki Desa Karanganyar, Kec Pupuh, Kab Sragen. Kegiatan Bimtek dihadiri oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan (via zoom), Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sragen dan Akademisi dari UNSOED.

Tatang Prabawanto, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sragen mengapresiasi kegiatan semacam ini. Ia berharap bisa mendukung program IP 400 di tahun 2022 ini dan dapat dikembangkan tidak hanya untuk komoditas padi organik namun komoditas pajale lain seperti jagung dan kedelai yang bisa memanfaatkan Agensia Hayati.

“Pada tahun 2022, Kabupaten Sragen mendapat program IP 400 10.000 ha. Perlu diketahui, IP 400 ini 4 kali tanam 4 kali panen jadi untuk mendukung program ini perlu ada terobosan-terobosan semacam ini, memanfaatkan limbah urin sapi sebagai agensia hayati sangat bagus untuk diterapkan karena dapat menjaga keberlangsungan lahan dan hasil produksi pun lebih sehat” ungkap Tatang.

Hal yang sama diungkapkan Takdir Mulyadi, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan ia mengapresiasi hal semacam ini karena menurutnya hal seperti ini selain bisa mengurangi biaya-biaya produksi pertanian ini juga bisa menambah ilmu dan keterampilan khususnya bagi para petani. Dan dengan adanya beban baru yaitu program IP 400 dengan pemanfaatan urin sapi sebagai agensia hayati diharapkan dapat mendukung.

“IP 400 4 kali tanam dan 4 kali panen untuk mencukupi kebutuhan yang semakin meningkat, namun untuk mensukseskannya diperlukan kerja bersama dan saya menyambut baik kegiatan ini. Dengan menggunakan agensia hayati dapat menyehatkan juga” terang Takdir.

Takdir menambahkan, dengan penggunaan agensia hayati dapat memberikan beberapa keuntungan bagi petani, yang pertama dapat dibuat sendiri, yang kedua bahan tersedia setiap saat, yang ke tiga ramah lingkungan, yang ke empat hasil panen lebih sehat dan tentunya harganya lebih tinggi.

“Menggunakan agensia hayati banyak keuntungan yang akan di dapatkan para petani dari segi biaya produksi jelas sangat murah dan menjaga keberlangsungan lahan” tambah Takdir.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menerangkan bahwa Kabupaten Sragen sudah melakukan terobosan-terobosan dalam budidaya salah satunya pola-pola berkelanjutan ramah lingkungan, pertanian dan peternakan terpadu, pola tanam serentak, di Sragen pola-pola mengatasi hama tikus.

“Di Sragen, sudah bagus pertanian dan peternakan sudah terpadu, ibu-ibu bertanam di malam hari pulang subuh, pengendalian hama tikus dengan gadung, penggunaan benih sekarang menggunakan benih super genjah” terang Suwandi.

Suwandi berharap, kegiatan-kegiatan semacam ini terus diterapkan dan dikembangkan karena sesuai arahan bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

“Sesuai arahan Bapak Menteri, kegiatan semacam ini terus di lakukan dan dikembangkan kepada semua pihak baik petani dan jajaran Kementan terus melakukan inovasi dan terobosan-terobosan untuk pertanian Indonesia maju, mandiri, modern” tutup Suwandi.(ND)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *