Kementan Pastikan Stabilitas Pangan Aman dan Terkendali
Kementan Pastikan Stabilitas Pangan Aman dan Terkendali
Pilarpertanian - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan jajarannya telah secara optimal melakukan upaya pemenuhan pangan dan menjaga stabilitas pasokan terlebih di masa pandemi. Kementan telah memetakan produksi pangan sesuai rencana dan juga memantau stok pangan secara berkala dan melakukan intervensi distribusi manakala terjadi kekurangan pangan di daerah tertentu. Mentan SYL juga mendorong akselerasi bersama pemerintah daerah agar ketahanan pangan tetap terjaga.
Untuk itu, Kementan melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) terus melakukan pemantauan kondisi ketersediaan pangan untuk memastikan bahwa ketahanan pangan aman dan terkendali, terutama menghadapi kondisi pandemi dan pemberlakuan PPKM level 4.
“Situasi pangan di tengah pandemi saat ini harus kita pantau betul, kita pastikan masyarakat terjaga pangannya, aksesibilitas pangan bisa terjamin,” ujar Kepala BKP Kementan, Agung Hendriadi dalam Rakor Ketersediaan Pangan bersama Dinas Pangan Provinsi Seluruh Indonesia, yang dilaksanakan secara daring, Rabu (28/07/2021).
Agung menambahkan bahwa berdasarkan prognosa pangan, secara nasional dari 12 komoditas pangan pokok yang dipantau pemerintah dalam kondisi yang cukup dan aman hingga Desember 2021, antara lain beras surplus 8 juta ton, jagung 2 juta ton, bawang merah 73 ribu ton, daging ayam 425 ribu ton, cabai besar 217 ribu ton, gula pasir 989 ribu ton dan minyak goreng 618 ribu ton.
Kondisi stok pangan di setiap provinsi juga terus dilakukan pemantauan melalui aplikasi Sistem Monitoring Stok (Simonstok). Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan BKP, Risfaheri mengatakan Simonstok ini memetakan kondisi stok pangan dan kebutuhan bahan pangan pokok di daerah.
Berdasarkan laporan langsung Dinas Pangan provinsi seluruh Indonesia, neraca pangan terpantau stabil dan aman. Namun demikian terdapat beberapa daerah yang mengalami kekurangan untuk komoditas tertentu. Untuk itu, Risfaheri meminta Dinas Pangan provinsi terus berkoodinasi dengan berbagai pihak terkait di wilayah masing-masing stabilitas pangan terjaga.
“Antarprovinsi agar berkoordinasi dan bersinergi mengingat kondisi ketersediaan pangan di masing-masing daerah berbeda,” ujarnya.
Risfaheri melanjutkan berdasarkan pemetaan melalui Simonstok, dilakukan intervensi dari daerah surplus ke daerah defisit guna menjamin pasokan dan distribusi pangan yang merata dan terjangkau di seluruh daerah.
Dalam dua bulan terakhir, BKP melakukan intervensi distribusi beberapa komoditas antara lain, bawang merah, telur ayam, daging ayam, dan cabai rawit.
“Kita membantu biaya distribusi telur ayam dan cabai rawit dari Sulsel ke Kaltim. Sedangkan untuk daging ayam dari Jatim ke Kaltim dan bawang merah dari wilayah Jatim ke Maluku,” terang Risfaheri.
Awal Juni 2021 lalu BKP juga melakukan intervensi distribusi dalam rangka stabilisasi pasokan jagung untuk peternak layer di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pasokan didatangkan dari wilayah Nusa Tenggara Barat yang sedang panen.(ND)