Kenaikan Harga Beras Lebih Tepat Diatasi Dengan OP dan Meningkatkan Serapan Gabah Petani
Kenaikan Harga Beras Lebih Tepat Diatasi Dengan OP dan Meningkatkan Serapan Gabah Petani
Pilarpertanian - Pilar – Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, Winarno Tohir kembali angkat bicara berkaitan dengan rencana pemerintah impor beras umum sebanyak 500.000 ton.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Beras umum diperkirakan akan masuk Indonesia pada Februari 2018. Kebijakan impor ini ditempuh untuk stabilisasi harga dan cadangan beras.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Winarno mengatakan “fenomena kenaikan harga beras ini seolah terkaget-kaget, kalau melihat data foodstation.co.id. Jika dicermati kenaikan harga beras IR64-III di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) pada 2 Januari 2018 sebesar Rp 7800 perkg, kemudian melejit naik tinggi Rp 8400 dan seterusnya hingga 9 Januari 2018 menjadi Rp 8900. Ini kenaikan yang fantastis Rp 1100 dalam waktu seminggu. Sementara pasokan beras dan stock harian di PIBC relatif normal” ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Data-data sebelumnya kan terlihat pasokan ke PIBC dan harga normal-normal saja, termasuk saat Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2018 harga juga normal. PIBC Jakarta sebagai barometer pasar beras di pasar lain, harga naik tinggi dadakan ini langsung direspon oleh pedagang dan pasar di tempat lain. “Hal ini patut dicermati dan disikapi dengan bijak”, tegasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dia menjelaskan, di beberapa daerah kondisinya terjaga dan aman aman saja” jelasnya menanggapi rencana impor beras yang sudah mengarah pada polemik yang tidak sehat di Jakarta, Minggu (20/1/2018).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurutnya, dari kenaikan harga beras yang tidak wajar di PIBC serta menghadapi panen raya, bahkan di beberapa daerah sudah mulai panen, kami atas nama kelompok tani KTNA mengusulkan kepada pemerintah untuk tidak melakukan impor beras. Solusinya lebih tepat melanjutkan Operasi Pasar (OP) oleh Bulog.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Bulog harus mengeluarkan stok beras yang ada di gudang gudang untuk OP, walaupun kita tahu stok Bulog menipis, tapi cukup untuk Operasi Pasar beberapa minggu ke depan, sementara Bulog haru meningkatkan serapan gabah petani lebih awal. Tidak usah menunggu pada puncak panen raya bulan Maret dan April”, jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Winarno menekankan “bila beras impor masuk pada saat panen raya, pasti akan menekan harga petani, jangan korbankan petani yang sudah susah payah bekerja mewujudkan kedaulatan pangan. Pemerintah sudah sukses mewujudkan swasembada beras sejak 2016 hingga 2017, dan swasembada jagung tahun 2017, kok sekarang malah dinodai dengan rencana impor yang jumlahnya juga tidak begitu signifikan sekitar 500 ribu ton. Tapi justru akan mengundang polemik dan dikhawatirkan akan berdampak pada semangat petani yang sekarang ini sedang tumbuh untuk meningkatkan produksi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Tidak usah memperdebatkan masalah data, yang pasti akan dapat diselesaikan dalam jangka menengah, tetapi fokus jangka pendek saat ini menyelesaikan perbesaran.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kami harap, pemerintah betul betul arif menyikapi ini dan menjunjung tinggi amanat Undang-Undang Pangan dan Undang Undang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani serta komitmen terhadap kebijakan nawacita”” pungkasnya.(RS)