Kendalikan Blas dan Walang Sangit, Kementan Dorong Gerdal Ramah Lingkungan
Kendalikan Blas dan Walang Sangit, Kementan Dorong Gerdal Ramah Lingkungan
Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan berbagai langkah antisipasi dari gangguan serangan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) untuk menjaga ketersediaan stok pangan nasional terlebih di saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Salah satu langkah yang ditempuh yaitu melalui dengan Gerakan Pengendalian (Gerdal) tanaman padi yang bersifat padat karya di beberapa Provinsi di Indonesia.
“Tujuan gerdal padat karya ini adalah selain mengawal produksi juga membantu petani untuk mengendalikan OPT di lahan mereka khususnya tanaman padi” ujar Mohammad Takdir Mulyadi, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, mengawali kegiatan gerdal padat karya OPT di Desa Klumpit, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah (8/4).
Menurut Takdir gerdal padat karya memang sedang dilakukan dibeberapa sentra padi yang ada di Indonesia diantaranya Kabupaten Boyolali dan Semarang. Dengan didampingi Petugas Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah, Takdir melakukan gerdal di dua lokasi berbeda.
Pertama di lahan Kelompok Tani (Poktan) Sumber Rejeki 1 Desa Klumpit, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali. Pada kegiatan ini difokuskan pengendalian pada penyakit blas (patah leher). Usai melakukan pengendalian tim bergerak ke lokasi kedua. Di lokasi kedua poktan Sumber Rejeki, Desa Kebowan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang dengan fokus pengendalian hama walang sangit dan belalang.
“Alhamdulilah gerdal kali ini bisa berjalan dengan lancar dan yang terpenting pengendaliannya mengutamakan bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti APH” ucap takdir. Hal ini dikarenakan tingkat serangan hama yang masih rendah. Takdir berpesan agar petani dapat lebih intens untuk mengamati pertanamannya, jika menemui hama bisa berlapor pada petugas POPT setempat untuk dilakukan tindakan.
Penggunaan APH
Pencegahan serangan OPT dengan memanfaatkan APH menurut Toni, Koordinator POPT, dapat dibuat sendiri oleh petani dengan bahan-bahan yang mudah didapat dan murah harganya, sehingga tidak membebani para petani.
“Intensitas serangan penyakit blas di desa Klumpit masih rendah, sehingga gerdal dilakukan secara preventif dengan APH (Agens Pengendali Hayati) berbahan Geobacillus sp. dan Streptomyces sp.
Lain halnya di lokasi yang kedua, Yulianto, POPT Kec. Suruh mengungkapkan serangan hama walang sangit dan belalang populasinya masih dibawah ambang pengendalian, sehingga Yulianto menggunakan cara preventif dengan APH cendawan antagonis Beauveria bassiana. Yulianto menambahkan cara menggunakan APH ini lebih efektif selain mudah dan murah, cara ini lebih ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi manusia.
Dukungan Ketersediaan APH
Untuk pendukung penggunaan APH di daerah khususnya Provinsi Jawa Tengah, BPTPH Provinsi Jateng ternyata telah memiliki LPHP (Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit).
“Kami memiliki 6 LPHP yang tersebar di Jawa Tengah yaitu LPHP Semarang, Pati, Banyumas, Pemalang, Sukoharjo dan Temanggung” ucap Herawati Prarastyani, Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah.
LPHP ini yang secara rutin mengembangkan dan memperbanyak APH seperti Beauveria bassiana, Metarhizium sp., Paenybacillus sp. dan lainnya dan banyak diaplikasikan oleh petani.
Dengan banyaknya stok APH di daerah, Herawati berharap petani dapat lebih mengutamakan penggunaan APH dibandingkan menggunakan obat-obat kimia. Pasalnya sudah banyak dampak negatif akibat penggunaan bahan kimia secara berlebihan khususnya bagi manusia.
Di tempat yang berbeda Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi turut menambahkan akan terus mendukung penggunaan APH dan pengembangan inovasi dibidang pertanian. “Sesuai harapan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, seluruh jajaran Kementan pusat hingga daerah untuk terus bersama-sama dengan petani berupaya maksimal mengamankan produksi pangan dari serangan Hama dengan menggunakan cara-cara yang aman, cerdas, efektif, dan efisien” ucapnya pada pewarta.
Terakhir Suwandi berpesan agar petani untuk tidak sungkan melapor jika melihat ada serangan hama kepada petugas POPT atau penyuluh, sehingga dampak resiko kerugian akibat serangan bisa diminimalisir.(ND)