KTNA: Produktivitas Pangan Naik, Tak Ada Mafia Bibit dan Pupuk di Sektor Pertanian
KTNA: Produktivitas Pangan Naik, Tak Ada Mafia Bibit dan Pupuk di Sektor Pertanian
Pilarpertanian - Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, Yadi Sofyan Noor mengapresiasi kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) yang berkomitmen dan serius mengembangkan benih unggul dan pemupukan berimbang serta koordinasi yang intens di lapangan sehingga meningkatkan produktivitas komoditas pangan strategis beberapa tahun terakhir ini, khususnya padi. Hal ini dengan merujuk data pangan dunia FAO, Indonesia menduduki peringkat kedua dari 9 negara FAO di Benua Asia dengan produktivitas padi tertinggi setelah Vietnam yakni 5,19 ton perhektar, sementara Vietnam 5,89 ton perhektar.
“Dari data ini menunjukkan program pemerintah khususnya di Kementerian Pertanian terkait bantuan bibit berhasil. Produktivitas naik ini bukan hal yang mudah, tapi malah cetak prestasi yang patut kita apresiasi. Fakta di lapangan tidak ada masalah bibit, tidak ada keluhan petani tentang bibit, harga bibit di pasaran juga normal normal saja, tidak terdengar ada mafia bibit. Juga tidak ada mafia pupuk,” demikian dikatakan Sofyan di Jakarta, Minggu (24/4/2022).
Sofyan menegaskan dirinya pun tidak menampik akan adanya keluhan petani terkait pupuk subsidi. Namun demikian, hal ini masalahnya bukanlah kelangkaan, tapi memang alokasinya yang kurang sedangkan kebutuhan petani lebih banyak.
“Tapi kini kan petani sudah memahami bahwa penggunaan pupuk kimiawi terlalu banyak akan merusak lahan dan lingkungan, mulai beralih ke pupuk organik buatan sendiri,” sebutnya.
“Petani juga paham mengurangi dosis pupuk kimiawi bertahap diganti pakai kompos karena pupuk komersial memang sedang mahal, bahkan naik dua kali lipat dari kondisi sebelumnya ini karena dampak pasar global yang naik tiga kali lipat,” imbuh Sofyan.
Terkait adanya dugaan mafia bibit dan pupuk di sektor pertanian yang diungkapkan Menteri BUMN Erick Thohir, Sofyan menilai sebuah warning agar pada Program Makmur yang merupakan programnya Kementerian BUMN benar-benar mengadakan atau menggunakan benih berkualitas untuk mendapatkan produksi yang tinggi.
“Mungkin maksud Pak Erik itu mewanti-wanti agar memilih benih unggul dan pupuk berkualitas yang bagus-bagus,” katanya.
Sofyan menekankan mafia itu terjadi apabila ada kekuatan monopoli/oligopoli dalam pasar, yakni pasar tidak bersaing sempurna dan harga menjadi tidak wajar, sementara dalam industri benih padi itu terlibat semua usaha UMKM dan harga yang berlangsung normal-normal saja.
“Kalau memang ada mafia, saya mendukung penuh Pak Menteri BUMN Erick Thohir membasmi dan memberantas habis mafia-mafia itu. Kita semua sepakat bahwa mafialah yang merusak kehidupan petani dan ekonomi nasional,” pungkasnya.(BB)