Kunjungi Brebes, Kementan Dorong Penumbuhan UMKM Hortikultura Tingkatkan Diversifikasi Olahan
Kunjungi Brebes, Kementan Dorong Penumbuhan UMKM Hortikultura Tingkatkan Diversifikasi Olahan
Pilarpertanian - Kabupaten Brebes adalah salah satu sentra bawang merah nasional. Kementerian Pertanian terus berupaya agar komoditas hortikultura ini memiliki nilai tambah. Oleh karena itu, tidak hanya produk segar, olahannya pun diharapkan mampu meningkatkan kualitas baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Karenanya, Kementan mendorong tumbuhnya UMKM hortikultura guna meningkatkan nilai tambah produk hortikultura serta meningkatkan diversifikasi olahan untuk memenuhi pasar domestik dan ekspor.
Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura, Retno Sri Hartati Mulyandari menyampaikan bahwa penumbuhan UMKM adalah untuk menjaga stabilisasi harga produksi hortikultura pada saat harga murah, dikelola untuk menghasilkan produk. Harapannya menurut Retno harga bisa stabil dalam jangka panjang.
“Tantangan untuk pengembangan hortikultura pasti ada, apalagi di saat panen raya produksi berlimpah dan harga anjlog di tingkat petani. Kita harus menjadikan tantangan ini sebagai bagian yang harus dicari solusinya bersinergi harmonis lintas stakeholders. Salah satunya dengan tata kelola pascapanen dan pengolahan yang tepat, yaitu menerapkan Good Handling Practices/GHP dan Good Manufacturing Practices (GMP) untuk hasilkan beragam produk turunannya. Seperti yang dilakukan oleh PT SBI, dengan produk turunannya berupa pasta bawang merah yang sudah tembus ekspor ke Arab Saudi, bawang goreng utuh crispy beragam rasa, dan bawang goreng iris yang sudah rutin untuk pasar ekspor Singapura” kata Retno, saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Brebes, Kamis (25/11).
Di Kabupaten Brebes, Retno dan rombongan diantaranya yaitu Anggota Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Brebes, PT. Pupuk Indonesia Holding Company, Perum Bulog, BPTP Jawa Tengah dan Kadin Jawa Tengah mengunjungi pabrik pasta bawang merah yang dikelola Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT. Sinergi Brebes Inovatif di Desa Sidamulya, Kecamatan Wanasari. Produk pertanian Indonesia menurut Anggia Erma Rini saat berdialog dengan petani memiliki kualitas tinggi.
“Produk yang kita punya mempunyai kualitas tinggi sangat bagus bisa dijual dengan harga yang layak paling tidak petani mempunyai untung, karena kebutuhan petani sangat sederhana yaitu mampu menyekolahkan anak,” ujar Anggia.
Melalui kunjungan ini, Retno melihat penumbuhan UMKM Hortikultura bisa mendorong peningkatan nilai ekspor hortikultura. Produk hilir memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dari pada produk segar. Retno berharap ke depan penumbuhan UMKM Hortikultura ini dapat dilaksanakan secara lebih masif untuk meningkatkan nilai tambah hortikultura di tingkat petani sehingga bisa meningkatkan kesejahteraannya sekaligus menyerap tenaga kerja rumahan. Sebagaimana PT SBI saat ini pun juga mampu memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di sekitar pabrik untuk mengupas bawang merah dengan upah Rp 2rb/kg. Tahun 2021, Ditjenhorti sudah dan terus mencapai target yang ditetapkan untuk penumbuhan 200 UMKM hortikultura. Sedangkan tahun 2022 Ditjen Hortikultura juga telah memprogramkan 220 UMKM Hortikultura.
“Kami akan terus bekerja sama dengan Kementan yang menjadi mitra Komisi IV DPR RI untuk lebih memprioritaskan program dan kebijakan yang memihak petani terutama untuk perkembangan pertanian hortikultura di Provinsi Jawa Tengah,” timpal Anggia Wakil Ketua Komisi IV DPR RI yang nemberi apresiasi pada milenial yang terjun di hilirisasi hortikultura.
Pabrik pasta bawang dengan produk utama bermerk “Ulegan Bawang” tersebut merupakan industri pertama di Indonesia yang memproduksi olahan bawang merah berupa pasta menjadikannya sebagai produk unggulan dan berkualitas.
PT. Sinergi Brebes Inovatif mengusahakan bawang merah segar dan bawang merah olahan berupa pasta, bawang goreng dan bawang merah crispy. Serapan terhadap bawang merah segar yang terus tinggi sehingga bahan baku untuk olahan menjadi terbatas. Untuk menjamin keberlangsungan bahan baku olahan, korporasi harus mencari sumber bahan baku dari luar Kabupaten Brebes.
Pemilik PT. Sinergi Brebes Inovatif, Juwari, mengatakan pada 2020 Gapoktan/BUMP Sidomulyo mendapat bantuan Mobile Cold Storage dari Direktorat Jenderal Hortikultura yang saat ini sangat bermanfaat sebagai penyimpan produk pasta bawang merah. Penyimpanan bawang merah segar tidak terlalu menjadi issue yang penting mengingat perputaran perdagangan bawang merah di Brebes sangat cepat, perubahan harga dapat terjadi seketika mengingat bawang merah Bima Brebes merupakan varietas yang sangat tinggi peminatnya.
“Perlunya sosialisasi dan promosi terkait olahan pasta bawang merah dan bawang merah goreng maupun bawang merah crispy kepada masyarakat sebagai salah satu bentuk upaya dalam menstabilkan harga bawang merah yang selama ini selalu menjadi polemik melalui media sosial,” kata Juwari.
Pabrik pasta bawang merah yang dikelola olehnya, diakui Juwari bisa menjadi contoh pola kerja usaha yang dijalankan petani untuk komoditas-komoditas lain. Selain itu, juga menjadi salah satu upaya untuk menjaga stabilitas harga bawang merah yang kerap anjlok saat stoknya melimpah pada panen raya.
Menurut Retno, kekuatan dan semangat gotong royong petani dengan seluruh stakeholder, termasuk Kementan, menjadi bagian penting dalam strategi utama memajukan kesejahteraan petani. Untuk mewujudkan hal tersebut, jajarannya diminta untuk bertindak cerdas, tepat dan cepat.
“Manusia pertanian harus menjadi pribadi yang mandiri dan bisa memanfaatkan teknologi modern sesuai arahan Pak Mentan. Mentan SYL dalam beberapa kali kesempatan menegaskan negara harus bisa melakukan social engineering dalam menyemangati para petani agar terus berprestasi dalam bekerja dan semangat melaksanakan tugasnya,” tutup Retno.(BB)