Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

03 March 2019

Lima Anak Petani Papua Pedalaman Bisa Kuliah dari Hasil Ubi Jalar

Lima Anak Petani Papua Pedalaman Bisa Kuliah dari Hasil Ubi Jalar
03 March 2019

Lima Anak Petani Papua Pedalaman Bisa Kuliah dari Hasil Ubi Jalar

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Pak Stephanus merupakan salah satu petani binaan kegiatan bioindustri ubi jalar yang dipimpin oleh Dr. Martina Lestari, MP. Selain ubi jalar, Stephan, begitu biasa di panggil, juga menanam padi, sedikit jagung untuk konsumsi keluarga serta memelihara sapi dan kambing. Petani ini merupakan transmigrasi dari NTT semenjak tahun 1987. Mengingat lokasi asalnya, tidak heran jika Pak Stephan tetap tidak bisa terpisahkan dari jagung yang terkait secara adat dan makanan pokok.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pak Stephan tinggal di kampung Erom, distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke. Lokasi kampung tersebut terletak pada batas akhir distrik Tanah Miring, sekitar 1.5-2 jam perjalanan menggunakan mobil. Jalan menuju lokasi secara umum baik, hanya pada beberapa titik mengalami kerusakan yang menghambat laju perjalanan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pak Stephan memiliki 5 anak, yang semuanya mengenyam pendidikan tinggi. Ada yang lulusan di perguruan tinggi di Merauke, ada juga merupakan lulusan Universitas Cendrawasih dan UT di Jayapura. Sebagian anaknya menjadi tenaga pengajar dan tenaga kesehatan. Bahkan satu anaknya sedang menempuh pendidikan lanjutan selama 1 tahun di salah satu Universitas di Bogor.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Buat orang kota, kuliah mungkin hal yang biasa. Tetapi untuk seorang petani di pedalaman yang mampu menyekolahkan ke 5 anaknya, tentu merupakan hal yang luar biasa. Dan lebih hebatnya lagi, anak-anak pak Stephan bisa bersekolah dan kuliah karena Ubi Jalar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tanaman ubi jalar Pak Stephan berada di area pekarangan rumah dengan ukuran 0.5 ha. Dari luas lahan tersebut, dihasilkan sekitar 70 karung ubi jalar. Harga jual ubi jalar saat ini di Merauke sekitar Rp 200 ribu per karung ukuran 50 kg. Jadi dalam waktu 4 bulan, Pak Stephan bisa menghasilkan sekitar Rp 14 juta hanya dari penjualan ubi jalar dari pekarangan rumahnya. Ditambah hasil tani komoditas lain serta ternak, penghasilannya lebih dari cukup dan bisa mendukung anaknya meraih masa depan melalui pendidikan tinggi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Konsep bioindustri ubi jalar yang diintroduksi di kampong Erom ini mulai diterapkan oleh Pak Stephan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Varietas unggulan hasil inovasi Badan Litbang Pertanian yang di introduksi antara lain Beta 1 dan Beta 2. Hasil biomassa ubi jalar dimanfaatkan sebagai pakan kambing. Dan kotoran kambing yang dikumpulkan diberikan ke tanah saat persemaian sebagai sumber pupuk. Konsep zero waste sudah mulai dipahami dan dikerjakan secara nyata hingga pedalaman Distrik Tanah Miring, Papua.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berdasarkan masukan dari Pak Stephan, ubi jalar ditumpangsarikan dengan jagung. Bagaimanapun, mereka tetap memerlukan jagung sebagai bahan makanan. Uji tahap awal tumpangsari ini akan dikembangkan lebih lanjut agar produksi ubi jalar dan jagung dapat diperoleh secara optimal.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ke depannya, pengembangan produk hasil olahan akan dicoba untuk diterapkan dan dikomersialkan mengingat lokasi domisili petani sekaligus lokasi kegiatan berada di jalur utama sehingga bisa menjadi lokasi pemasaran produk olahan ubi jalar.(OBN)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *