Mandiri Benih Kedelai, Manfaatkan Lahan Pematang dengan VUB
Mandiri Benih Kedelai, Manfaatkan Lahan Pematang dengan VUB
Pilarpertanian - Salah satu faktor penentu dalam peningkatan produktivitas tanaman adalah benih. Benih bersama dengan sarana produksi lainnya seperti pupuk, air, cahaya, iklim menentukan tingkat hasil produksi tanaman. Meskipun cukup tersedia sarana produksi yang lain, tetapi bila digunakan benih asalan atau bermutu rendah maka produksinya akan rendah.
Benih bermutu merupakan upaya penting untuk mendukung keberhasilan usahatani. Benih bermutu memberikan manfaat bagi usahatani diantaranya kemampuan viabilitas benih yang mencakup daya kecambah dan kekuatan tumbuh benih, pertumbuhan tanaman yang seragam, rendemen lebih tinggi, mutu hasil lebih tinggi dan tanaman akan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap gangguan OPT serta adaptasi terhadap agroekosistem setempat.
Selama ini, petani seringkali diperhadapkan dengan ketidaktersediaan benih dalam jenis varietas, jumlah yang dibutuhkan dan waktu yang tepat di lokasi usahatani. Sehingga mengharuskan petani menggunakan benih yang bukan terpilih atau benih asalan. Namun ada juga petani yang menyiapkan benih secara mandiri.
Sebagai contoh adalah Petani di Desa Tunggul Wulung, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan yang selalu menanam kedelai pada pematang sawah untuk dijadikan benih. “Hal ini dimaksudkan agar setelah panen padi dilakukan, benih kedelai telah tersedia dan siap tanam pada musim kering yang biasa dimanfaatkan untuk budidaya kedelai.” jelas Muchlis Adie, peneliti kedelai Balitbangtan.
Menurut peneliti yang bertugas di Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi ini, penyediaan benih kedelai secara mandiri telah menjadi kebiasaan dan berlangsung secara turun temurun. “Sehingga Desa Tunggul Wulung, Kecamatan Pandaan dikenal sebagai salah satu sentra kedelai yang ada di Kabupaten Pasuruan.” lanjutnya.
Jenis varietas kedelai yang biasa ditanam oleh petani di Desa Tunggul Wulung, Kecamatan Pandaan adalah Varietas Wilis. Varietas yang dirilis Kementerian Pertanian pada tahun 1983 ini dibeli oleh petani dari BBI Bedali Lawang pada tahun 2000. Sampai saat ini, benih tersebut secara turun-temurun masih digunakan.
Muchlis Adie menambahkan bahwa banyak manfaat yang didapat oleh petani dari tanam kedelai dengan memanfaatkan pematang sawah. Selain menambah pendapatan, tanaman kedelai di pematang juga bisa berfungsi sebagai media pengendali musuh alami yang dapat membantu untuk menekan hama penyakit tanaman padi.
“Selain menambah pendapatan dan mengurangi biaya produksi, tanaman kedelai tersebut juga berfungsi sebagai tanaman refugia sehingga mengurangi resiko serangan hama penyakit yang menyerang tanaman pokok/tanaman padi.” ujar Muchlis.
Lebih lanjut Muchlis juga menyayangkan penggunaan varietas lama oleh petani di Desa Tunggul Wulung, Kecamatan Pandaan. “Banyak varietas unggul baru kedelai hasil penelitian Balitbangtan dan telah dilepas oleh Kementerian Pertanian dengan produktivitas yang lebih tinggi dan umur panennya lebih pendek.” terangnya.
Beberapa varietas unggul baru kedelai rakitan Balitbangtan antara lain Detap 1 (tahan pecah polong), Devon 1, Devon 2 (kandungan isoflavon tinggi), Dena 1, Dena 2 (tahan naungan), Dering 1 (toleran kekeringan), Dega 1 (biji besar, umur genjah) dan masih banyak lagi yang tentunya bisa dikembangkan di Desa Tunggul Wulung, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan dimana petani dapat memilih sendiri varietas sesuai preferensi mereka.
Sementara itu, menurut Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry perlu dirancang keberlanjutan pembinaan dan pemberdayaan petani melalui kelompok tani atau kelompok penangkar menjadi Desa Mandiri Benih (DMB) untuk menyediakan benih unggul bersertifikat secara mandiri di wilayahnya. “Dengan pembentukan Desa Mandiri Benih tersebut, diharapkan akan diperoleh nilai manfaat dan mampu meningkatkan ekonomi sektor pertanian di tingkat desa atau wilayah.” terangnya. (Uje/RTPH/ND)