Mangga Indonesia Bakal Masuk Pasar Australia
Mangga Indonesia Bakal Masuk Pasar Australia
Pilarpertanian - Pilar – Australia telah menerima penggunaan metode iradiasi pada buah mangga. Dan sesuai masa panen di bulan Oktober, mangga Indonesia sudah bisa ekspor ke Australia,” kata Banun Harpini, Kepala Badan Karantina Pertanian dalam pesan tertulisnya, Kamis (15/2/2018)
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Banun Harpini berada di Meulbourne Australia selaku co-chair pada pertemuan Indonesia – Australia untuk kelompok kerja pertanian, pangan dan kehutanan (Working Group on Agriculture, Food and Forestry Cooperation, WGAFFC) ke-21 tanggal 14-15 Februari 2018.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Peningkatan akses pasar buah segar Indonesia ke Australia antara lain mangga dan buah naga menjadi agenda pertemuan dan berhasil mencapai kata sepakat yaitu “Pemanfaatan teknologi iradiasi untuk menjamin kesehatan mangga yang di ekspor ke Australia,” jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Untuk buah naga dapat memasuki pasar Australia pada pertengahan tahun 2018”, sambungnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara Louise Van Meurs, Kepala Departemen Pertanian dan Sumber Air (Department of Agricultural and Water Resources) Australia meminta Indonesia untuk menerima benih kentang dari South Australia dan Victoria.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Hal ini disepakati Indonesia sepanjang impor benih tersebut telah memenuhi persyaratan Karantina”, unkap Banun.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain pembahasan tentang akses pasar buah segar ke Australia, pada pertemuan ini telah disepakati ekspor produk olahan ayam dari Indonesia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tentunya, Badan Karantina Pertanian mengawal dan menjamin pemenuhan persyaratan bisosecurity Australia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Juga turut dibahas pada pertemuan tahunan WGAFFC ke-21 ini antara lain pembahasan isu bilateral terkait peraturan baru dan yang telah diimplementasi, masalah kehutanan dan kerjasama capacity building.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pembahasan dilakukan oleh masing-masing taskforce yakni : Taskforce Crops and Plant Products yang diwakili oleh Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati selaku chair; Taskforce on Livestock and Animal Products yang diwakili oleh Direktur Perbibitan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Taskforce on Forestry yang diwakili oleh Direktur Pemasaran dan Pengolahan Hasil Hutan, Kementerian Kehutanan.(RS)