Mentan Amran Masuk 5 Besar Menteri Terbaik Versi CELIOS, Bukti Sektor Pertanian Tumbuh Kuat dan On Track
Mentan Amran Masuk 5 Besar Menteri Terbaik Versi CELIOS, Bukti Sektor Pertanian Tumbuh Kuat dan On Track
Pilarpertanian - Hasil survei nasional yang dirilis oleh Center of Economic and Law Studies (CELIOS) menempatkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sebagai salah satu dari lima besar menteri dengan kinerja terbaik di Kabinet Prabowo–Gibran. Penilaian ini menjadi pengakuan publik atas kuatnya pertumbuhan sektor pertanian yang terus memberikan dampak nyata terhadap perekonomian nasional.
Survei CELIOS bertujuan mengidentifikasi menteri-menteri yang memberikan kontribusi signifikan terhadap keberhasilan kebijakan pemerintah selama satu tahun pemerintahan. Evaluasi dilakukan melalui dua pendekatan: survei berbasis expert judgment—melibatkan sejumlah jurnalis dan analis kebijakan dari berbagai media nasional—serta survei masyarakat umum yang mencakup lebih dari 1.300 responden dari berbagai wilayah Indonesia.
Dalam laporan bertajuk “Rapor Kinerja 1 Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran”, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menempati posisi kelima secara keseluruhan dan masuk tiga besar pejabat dengan kinerja terbaik di sektor ekonomi. Peneliti Celios, M Bakhrul Fikri mengatakan, survei ini melibatkan 120 responden yang berprofesi sebagai jurnalis.
Hasilnya, 25 responden menilai Airlangga sebagai pejabat di sektor ekonomi dengan kinerja terbaik. Posisi kedua yakni Kepala Badan Pengelola Investasi Danantara Rosan Roeslani, dan ketiga Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
“Menteri terbaik itu diduduki oleh Airlangga Hartarto, yang itu mendapatkan nilai 25 dari setiap responden. Kemudian Rosan Roeslani sebagai kepala badan pengelola investasi danantara, yang itu juga menduduki peringkat kedua terbaik di bidang ekonomi yang nilainya adalah 9,” ujar Bakhrul saat konferensi pers, Minggu (19/10/2025).
Dalam satu tahun terakhir, sektor pertanian mencatat berbagai capaian positif. Produksi padi meningkat, harga gabah petani tetap stabil, dan Nilai Tukar Petani (NTP) mencapai 124,36 per September 2025—angka tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Nilai di atas 100 menunjukkan pendapatan petani lebih besar dari biaya produksinya, menandakan kesejahteraan mereka terus membaik. Program hilirisasi komoditas strategis dan perluasan akses pasar juga memperkuat kontribusi pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Mentan Amran menyampaikan bahwa capaian tersebut merupakan hasil kerja bersama antara pemerintah pusat, daerah, dan para petani. Ia menegaskan komitmen Kementerian Pertanian untuk menjaga keseimbangan antara peningkatan produksi dan kesejahteraan petani.
“Fokus kami adalah memastikan produksi dalam negeri terus meningkat, harga gabah petani tetap stabil, dan masyarakat mendapatkan akses terhadap beras yang terjangkau serta berkualitas,” ujar Amran.
Sebagai informasi, studi ini melibatkan 120 jurnalis dari 60 lembaga pers di Indonesia yang mewakili sejumlah desk pemberitaan, seperti ekonomi, sosial-politik, hukum dan HAM, serta energi dan lingkungan. Periode survei dilakukan pada 30 September-13 Oktober 2025.
Tak hanya itu, survei juga dilakukan secara nasional dan melibatkan 1.338 responden yang berasal dari wilayah pedesaan, pinggiran kota, perkotaan hingga mewakili keberagaman sosial dan demografis penduduk. Survei masyarakat umum ini dilakukan pada 2-17 Oktober 2025. Pendekatan yang digunakan yakni kuantitatif melalui metode survei nasional.(PW)