Mentan SYL Bangun Screen House Genjot Produksi Sayuran Tembus Pasar Modern dan Ekspor
Mentan SYL Bangun Screen House Genjot Produksi Sayuran Tembus Pasar Modern dan Ekspor
Pilarpertanian - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meninjau sekaligus meresmikan 6 screen house di Kabupaten Soppeng serta melepas pengiriman komoditas sayuran ke pasar modern Makassar. Screen house ini merupakan program terobosan Kementerian Pertanian (Kementan) guna membangun pertanian modern dan meningkatkan minat kaum milenial di sektor pertanian sehingga produksi sayur-sayuran meningkat dengan kualitas dan kemasan yang bernilai tambah tinggi hingga menembus pasar modern dan ekspor.
“Kita hadir hari ini untuk menjadikan Soppeng menjadi baik ke depannya dibanding hari ini. Kemajuan sektor pertanian yang lebih tangguh harus disiapkan mulai saat ini. Screen house merupakan salah satu terobosan pembangunan pertanian yang tangguh dengan tantangan adanya perubahan iklim,” demikian dikatakan Mentan SYL pada peresmian screen house drip irrigation, Kelompok Wanita Tani Galimpuae di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Soppeng, Sulawesi Selatan bersama Bupati Soppeng, Andi Kaswadi Razak, Wakil Bupati Soppeng, Lutfi Halide dan jajaran Eselon I Kementan, Rabu (29/12/2021).
Mantan Gubernur dua periode ini menegaskan screen house ini adalah modern farm yang menjadi jawaban sektor pertanian bahwa besok itu tidak lagi menunggu iklim itu bagus atau bergantung pada alam untuk menghasilkan pangan dan harapannya tidak ada lagi lahan kritis. Oleh karena itu, pengembangan pertanian melalui digital sistem dengan screen house ini harus dikembangkan semakin maju dengan menghasilkan berbagai komoditas.
“Tentunya upaya melalui modern farm ini tetap dengan melakukan pertanian di lapangan bersama penyuluh. Tidak boleh ada lahan yang menganggur di atas 20 hari dan indeks pertanaman bisa 3 sampai 4 kali tanam,” terangnya.
Lebih lanjut SYL menegaskan Kementan siap melakukan apa saja untuk kemajuan pertanian dan petani itu sendiri. Kinerja sektor pertanian selama masa pandemi covid-19 ini menjadi bantalan pertumbuhan ekonomi nasional dan dua tahun terakhir tidak ada impor beras bahkan saat ini Indonesia memiliki cadangan stok nasional 9 juta ton.
“Oleha karena itu, program perlindungan petani melalui asuransi ini saya sangat mengapresiasinya. Dengan capaian sektor pertanian saat ini, untuk bayar asuransi hingga Rp 16 juta dan Rp 36 juta untu kartu tani itu sah-sah saja kita lakukan dan saya sangat mengapresiasi Bupati Soppeng sudah melangkah jauh seperti itu. Saya berharap ke depan dapat lebih banyak lagi yang kita lakukan untuk kemajuan pertanian dan masyarakat Soppeng,” tegasnya.
Bupati Soppeng, Andi Kaswadi Razak memberikan apresiasi atas dukungan Kementan yang menjadikan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng tumbuh positif di tengah ancaman dampak pandemi covid-19. Terbukti, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng menunjukkan tren positif sebesar 2,19 persen dan tidak sombong, ini tertinggi di Sulawesi Selatan dan sumbangan terbesar adalah dari sektor pertanian 2,50 persen di tahun 2020.
“Karena itu, Kabupaten Soppeng memiliki program peningkatan ketersediaan pangan berbasis revolusi industri 4.0. Upaya ini sejalan dengan program Kementerian Pertanian yaitu pengembangan dan pemanfaatan screen house berbasis teknologi tinggi sebanyak 6 unit di kabupaten Soppeng,” jelasnya.
“Tujuan screen house untuk meningkatkan kemampuan produksi dan menjaga stabilitas pasokan pangan serta mendorong kelancaran distribusi pangan dan mendukung peningkatan ekspor pertanian,” imbuhnya.
Selain itu, Kasnadi menyebutkan pemerintah Kabupaten Soppeng juga memiliki program perlindungan petani. Hal ini didasari karena usaha di sektor pertanian memiliki resiko dan ketidakpastian yang cukup tinggi, antara lain kegagalan panen yang disebabkan perubahan iklim seperti banjir kekeringan serangan hama dan penyakit serta kecelakaan petani.
“Karena itu, berkat bantuan Kementerian Pertanian yang saat ini memberikan solusi terbaik berupa program asuransi usaha tani yang diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap resiko ketidakpastian dengan menjamin petani mendapatkan modal kerja untuk mendapatkan penggantian dari klaim asuransi,” tuturnya.
“Begitu resiko kecelakaan petani, maka hadir sebuah terobosan kolaborasi dengan BPJS melalui inovasi SUTASOMA (Sistem Perlindungan Petani Soppeng Maju dan Sejahtera,- red). Program ini pertama dilakukan di Sulsel bahkan di Indonesia dalam memberikan perlindungan kepada petani. Asuransi ini betul-betul diprakarsai petani itu sendiri, kita sudah ajarkan petani untuk mandiri sehingga tidak berharap dengan bantuan,” tambah Kasnadi.
Dalam kegiatan ini, Mentan SYL pun melakukan launching SUTASOMA. SYL pun menyerahkan santunan program Jamsostek untuk 3 orang ahli waris dan penyerahan kartu peserta Jamsostek kepada 3 orang penerima.(PW)