Mentan SYL Minta Bulog Serap Gabah Petani Cegah Harga Anjlok
Mentan SYL Minta Bulog Serap Gabah Petani Cegah Harga Anjlok
Pilarpertanian - Memasuki masa panen raya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta Perum Bulog untuk menyerap gabah petani secara maksimal, di tengah masa panen raya periode Maret – April 2021.
“Saya mendapatkan arahan dari Menteri Koordinator Perekonomian untuk bekerja sama dengan Perum Bulog, Dan hari ini saya sudah bersurat pada Kepala Bulog untuk maksimalkan penyerapan gabah, di lokasi panen untuk menjaga harga” jelas Syahrul, Minggu (21/3).
Sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 2015 Tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, Perum Bulog mendapatkan penugasan khusus untuk melakukan pengadaan gabah atau beras untuk stok cadangan beras pemerintah. Pengadaan gabah atau beras tersebut mengacu pada ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Ketetapan HPP diberlakukan untuk menjaga harga gabah atau beras ditingkat petani tidak anjlok.
Kementan, menurut Syahrul, juga berkomitmen untuk turut aktif menjaga harga jual gabah petani. Salah satu langkah yang dilakukan adalah membentuk Tim Terpadu Gerakan Serap Gabah Petani (GSGP). Pembentukan tim ini dituangkan dalam surat Menteri Pertanian Nomor 28/TP.100/M/03/2021.
“Kita bantu petani semaksimalnya. Saya meminta jajaran Kementerian Pertanian untuk membentuk Tim Terpadu Gerakan Serap Gabah Petani guna menstabilkan harga gabah ditingkat petani,” tegas Syahrul.
Tim Terpadu ini terdiri dari Kementerian Pertanian, Perum Bulog, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kodim, Polres, Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), serta Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling). Tim ini akan membeli gabah ditingkat petani sesuai dengan HPP.
Berdasarkan laporan Tim GSGP Kementan secara terpadu bersama Kostraling, Pemda dan Bulog, kegiatan serap gabah petani sudah bergerak ke Banten sepakat menyerap 53.000 ton gabah, Yogyakarta 74.775 ton, Jambi 8.000 ton, Lampung 25.000 ton, Sragen 17.580 ton, Karanganyar 1.500 ton, Boyolali 24.092 ton, Grobogan 24.000 ton, Nganjuk 26.592 ton dan Maros 2.000 ton. Kemudian realisasi serap Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu 750 ton dan beberapa kabupaten lainnya.
“Langkah serap gabah ini akan dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, sehingga penurunan harga akibat panen raya bisa diantisipasi dan dapat memenuhi cadangan beras pemerintah. Kita fokus kawal produksi dan serap gabah agar harga gabah tidak anjlok lagi dan petani bisa sejahtera. Itulah harapan kita semua,” ungkap Syahrul.
Salah satu contohnya, kemarin Sabtu (20/3), Mentan SYL melakukan panen raya padi di Kabupaten Maros dan Barru, Sulawesi Selatan sekaligus melakukan gerakan serap gabah. SYL pun langsung menggelar penandatanganan kesepakatan kesanggupan serap gabah petani antara Kostraling yang didalamnya tergabung Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) bersama Bulog yang didukung fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari perbankan.
“Pada kegiatan ini kita menandatangani kesepakatan atau komitmen bersama untuk melakukan penyerapan gabah antara Kostraling atau penggilingan padi dengan Bulog yang dikawal TNI dan Polri. Kita berharap adanya panen raya tentu ada dinamika harga bisa kita minimalisir sesuai dengan standar HPP (Harga Pembelian Pemerintah,- red),” tuturnya.
Sesuai Pemendag No.24 Tahun 2020 tentang HPP untuk pembelian gabah/beras oleh Perum Bulog mulai berlaku 19 Maret 2020 yakni gabah kering panen (GKP) tingkat petani dengan kadar air 25 persen sebesar Rp 4.200 per kg, GKP kadar air 25 persen tingkat penggilingan Rp 4.250 per kg, gabah kering giling (GKG) kadar air 14 persen tingkat penggilingan Rp 5.250 per kg, GKG kadar air 14 persen di gudang Bulog Rp 5.300 per kg dan harga beras kadar air 14 persen sebesar Rp 8.300 per kg.
Terkait stok pangan jelang Ramadhan hingga Lebaran, SYL menegaskan stok cukup memenuhi kebutuhan yang tinggi. Pasalnya Ramadhan merupakan peak season yang menyebabkan permintaan pangan ikut tinggi sehingga manajemen stok dilakukan dengan baik, dimana daerah sentra akan menyuplai daerah yang defisit pangan.
“Stok pangan kita persiapkan dengan baik. Dinamika harga dan stok nantinya pasti ada tapi sudah persiapkan dan antisipasi dengan pemerintah daerah. Sebanyak 11 sampai 12 komoditas pangan pokok sudah kita persiapkan dengan aman,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menambahkan Kementan optimal melakukan upaya-upaya penanganan panen dan pasca panen untuk menjaga agar harga gabah/beras petani menguntungkan serta melakukan juga percepatan tanam Musim Tanam-II. Gerakan serap gabah di Kabupaten Maros, Barru dan semua daerah dipastikan berjalan maksimal. Pasal di Kabupaten sudah berjalan Kostraling yang menjadi Bulog-Bulog kecil sehingga kegiatan serap gabah dapat mengamankan harga dan stok saat panen raya ini.
“Misalnya di Kabupaten Maros, terdapat 11 Kostraling atau Penggilingan yang masif menyerap gabah petani. Kapasitas gilingnya mencapai 8 hingga 16 ton perhari yang dilengkapi mesin pengering (dryer, red) dan gudang yang memadai. Begitu daerah lainnya berjalan maksimal,” ungkap Suwandi.
Bupati Barru, Suardi Saleh menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah terutama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang membantu penuh agar tidak terjadi anjloknya harga gabah petani di musim panen raya ini. Pasalnya, Barru sebagai salah satu sentra produksi padi memang harus dilakukan langkah antisipasi harga.
“Sesuai ubinan BPS tadi, produktivitas padi di lokasi ini sekarang naik menjadi 8 ton perhektar, sebelumnya tahun 2020 sebesar 6,11 ton dengan indeks pertanaman tiga kali setahun dan Alhamdulillah harga saat ini masih bagus yakni Rp 4.500 hingga 5.600 perkilogram. Dengan adanya gerakan sergap ini, benar-benar menjaga produksi dan harga tingkat petani,” tuturnya.(ND)