Optimisme Kementerian Pertanian dalam Mendorong Peningkatan UMKM Hortikultura Nanas di Kota Subang
Optimisme Kementerian Pertanian dalam Mendorong Peningkatan UMKM Hortikultura Nanas di Kota Subang
Pilarpertanian - Nanas, salah satu komoditas hortikultura unggulan yang produktif, terus menunjukkan potensinya di pasar. Tidak hanya sebagai buah segar, namun juga sebagai bahan baku berbagai produk olahan seperti dodol, keripik, manisan, selai, sirup, dan banyak lagi dalam bentuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Kementerian Pertanian memberikan perhatian serius terhadap peningkatan UMKM, dan Kota Subang menjadi salah satu contohnya dengan penghasilan nanas berkualitas tinggi.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dengan optimisme besar, memimpin upaya dalam mengembangkan ekosistem pangan nasional. Langkah ini melibatkan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk Kementerian Pertanian, Lembaga, Asosiasi, BUMN dan legislator, dengan tujuan utama memajukan pertanian berbasis kesejahteraan petani serta meningkatkan nilai tambah produk pertanian.
Direktorat Jenderal Hortikultura terus memberikan bantuan dan pendampingan kepada para petani nanas di Kota Subang. Saat dihubungi, Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto mengungkapkan komitmennya, “Kami berkomitmen untuk terus memberikan bantuan dan pendampingan kepada para petani nanas, serta memastikan bahwa fasilitas pasca panen dan pengolahan hortikultura tersedia secara konsisten. Hal ini adalah langkah penting dalam memastikan kualitas tinggi dari produk hortikultura, serta meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian daerah.”
Berbagai fasilitas dan infrastruktur pasca panen serta pengolahan diberikan secara konsisten untuk memastikan kualitas produk hortikultura yang tinggi. Salah satu contoh sukses adalah UMKM Alam Sari, yang dimiliki oleh Ade Patas, yang berlokasi di Kampung Simpang Desa, Tambakmekar, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Ade Patas, yang memulai usahanya sejak tahun 1997, telah berhasil membantu para petani nanas di daerah tersebut untuk memproduksi berbagai produk olahan nanas. Produk-produk seperti dodol, wajit, sirup, coklat dan keripik buah nanas menjadi andalan. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk olahan ini tidak hanya membantu petani nanas, tetapi juga berkontribusi dalam memperkuat ekonomi daerah.
Ade menjelaskan bahwa ada perbedaan antara jenis nanas madu dan nanas biasa yang dapat dikenali dari kulit buahnya. Nanas madu biasanya memiliki kulit yang mengeluarkan lendir berwarna putih, sementara kulit nanas biasa cenderung hijau daripada kuning terang. Untuk mengenali kualitas nanas madu, cukup dengan mengetuk buahnya. Jika mengeluarkan suara yang khas, itu menandakan kualitas nanas yang tinggi.
UMKM Alam Sari adalah destinasi yang sangat direkomendasikan bagi mereka yang ingin mempelajari budidaya nanas dan cara mengolahnya menjadi berbagai produk olahan. Saat berkunjung ke tempat ini, pengunjung juga akan diperkenalkan dengan aplikasi PROHORTI. Aplikasi ini memberikan informasi tentang data kelompok UMKM Hortikultura, produksi, olahan, pemasaran, serta izin edar. Ade menyatakan bahwa aplikasi ini dapat membantu kelompok UMKM Hortikultura dan pemerintah dalam penyusunan kebijakan yang lebih baik.
Peningkatan produktivitas dan kualitas produk hortikultura nanas di Kota Subang adalah contoh nyata dari komitmen Kementerian Pertanian dalam mendukung UMKM hortikultura. Dengan semangat kolaborasi, pengembangan ekosistem pangan nasional, dan pemberdayaan pelaku usaha kecil dan menengah, sektor pertanian di Indonesia terus berkembang.(PW)