Pacu Produksi Komoditas Perkebunan, Kementan Luncurkan Program BUN500
Pacu Produksi Komoditas Perkebunan, Kementan Luncurkan Program BUN500
Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan tengah memacu peningkatan produksi komoditas perkebunan guna mengembalikan kembalikan kejayaan komoditas bernilai ekonomis tinggi di pasar dunia dan kesejahteraan petani dengan meluncurkan program BUN500.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Program ini menyediakan benih bermutu tanaman perkebunan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyono menjelaskan ketersediaan benih unggul bermutu komoditas unggulan perkebunan merupakan faktor penentu yang utama untuk meningkatkan produksi yang berdaya saing di pasar ekspor.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ketersediaan benih unggul ini merupakan salah satu kendala yang dihadapi masyarakat, apalagi sebagian besar kondisi tanaman sudah tua dan atau rusak.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Direktorat Jenderal Perkebunan melalui APBN menyediakan benih tanaman perkebunan dalam rangka tahun benih 2018. Ketersediaan benih unggul dipastikan mampu memenuhi kebutuhan, terutama untuk perkebunan rakyat,” demikian dikatakan Kasdi di Jakarta.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kegiatan dukungan perbenihan perkebunan ini melalui APBN-P 2017 dan 2018, menyediakan benih bermutu tanaman perkebunan. Di mana dilaksanakan secara non swakelola dan swakelola dengan melibatkan UPT Pusat lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan, UPTD Perbenihan, maupun kelompok masyarakat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Namun demikian, dalam pelaksanaannya belum terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Sebagian masih terdapat benih tidak dapat didistribusikan akibat belum siapnya CP/CL dan/atau biaya transportasi yang terlalu besar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Salah satu upaya terobosan dalam penyediaan benih tanaman perkebunan dilakukan oleh Kementan melalui Direktorat Jenderal Perkebunan untuk mengatasi hal tersebut dengan meluncurkan atau membangun program Benih Unggul 500 juta (BUN500, red),” jelas Kasdi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lebih rinci Kasdi menuturkan Program BUN500 merupakan program penyediaan benih unggul bermutu komoditas perkebunan sebanyak 500 juta benih dalam kurun waktu 2019-2024. Penyediaan benih unggul didukung dengan membuat logistik benih. Logistik benih yang dimaksud adalah jumlahnya masif dengan kualitas bagus dan distribusinya efisien.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Logistik benih akan dibangun di sentra-sentra perkebunan, sehingga benih unggul tersebut mudah untuk didistribusikan dan tidak membutuhkan biaya yang besar,” tuturnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kasdi menambahkan sebagai upaya untuk mewujudkan ketersediaan benih unggul program BUN500, akan dilakukan pembangunan kebun sumber benih dalam bentuk kebun entres maupun kebun induk penghasil biji selama kurun waktu 2020-2024.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Diharapkan program yang telah direncanakan akan dapat dicapai dengan baik mulai dari mutu teknik maupun mutu genetik benih yang dihasilkan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Penyediaan logistik benih dapat dilakukan dengan dua metode yaitu swakelola dan non-swakelola,” bebernya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Swakelola artinya penyediaan benih dilakukan oleh instansi pemerintah bekerjasama dengan kelompok masyarakat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sedangkan penyediaan benih non-swakelola maksudnya penyediaan benih dilakukan oleh pihak ketiga dalam hal ini penyedia atau penangkar benih.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
”Pada komoditas perkebunan, penggunaan benih yang tidak bermutu akan menghasilkan kerugian baik materi maupun waktu.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Karena tanaman perkebunan umumnya memiliki periode tanam sampai menghasilkan memerlukan waktu yang cukup lama,” terang Kasdi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Oleh karena itu, Kasdi menegaskan keberadaan benih bermutu tanaman perkebunan sangat diperlukan untuk menunjang produktivitas, kualitas hasil serta ketahanan terhadap penyakit.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Penggunaan benih bermutu juga diharapkan mampu mengurangi berbagai faktor resiko dan meningkatkan produktivitas,” ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Upaya Mensukseskan Program BUN500
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kasdi menerangkan sebagai upaya untuk menyukseskan Program BUN500, telah tersedia lokasi kawasan pengembangan tanaman perkebunan yang tersebar di berbagai provinsi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ketersediaan kebun benih sumber pada lokasi pengembangan harus pula didukung oleh adanya kebun pembenihan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kebun pembenihan akan memproduksi benih dari kebun sumber benih menjadi benih sebar yang siap digunakan oleh petani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kebun pembenihan dapat dibangun pada lokasi yang sama dengan kebun benih sumber atau diluar lokasi kebun benih sumber,” terangnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lebih lanjut Kasdi menyebutkan pembangunan kebun pembenihan dapat dilakukan oleh instansi pemerintah yang mempunyai fungsi produksi atau kelompok masyarakat melalui mekanisme swakelola.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dengan adanya kebun pembenihan pada lokasi pengembangan perkebunan diharapkan penyediaan benih dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk mendukung pengembangan kawasan perkebunan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Penyediaan kebun sumber benih tanaman perkebunan juga harus didukung dengan penyediaan insfrastruktur dalam melaksanakan produksi benih tersebut. Nurseri tanaman perkebunan merupakan infrastruktur yang dibangun untuk mendukung kegiatan produksi benih,” sebutnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Direktur Perbenihan Perkebunan, M. Saleh Mokhtar menambahkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan pasar, Direktorat Jenderal Perkebunan melalui Direktorat Perbenihan Perkebunan akan melakukan akselerasi dalam penyediaan benih unggul bermutu. Dimana tidak hanya menekankan pada sisi kuantitas namun juga kualitas.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Jika saat ini perbenihan akan beranjang menuju era revolusi Industri 4.0 dengan memberi penekanan pada standarisasi pelayanan dan mutu, peningkatan pemanfaatan bioteknologi dan teknologi informasi,” ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Melalui program BUN 500 pemerintah akan mendorong pengembangan Seed Center yang didukung infrastruktur perbenihan secara masif yang mencakup pengembangan laboratorium kultur jaringan yang terintegrasi dengan sumber benih,” sambuh Saleh.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Saleh pun menegaskan Kementan juga akan mendorong penerapan standarisasi lembaga pengawasan perbenihan melalui penerapan standarisasi laboratorium dan penerapan standarisasi pelayanan berdasarkan ISO 9001;2015.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain itu dari sisi SDM Direktorat Perbenihan Perkebunan akan melanjutkan kegiatan peningkatan petugas teknis perbenihan melalui kegiatan bimbingan teknis yang mengarah kepada peningkatan pengetahuan di bidang bioteknologi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Serta juga akan melanjutkan kegiatan uji kompetensi profesi Pengawas Benih Tanaman dengan target dalam beberapa tahun kedelapan seluruh PBT Perkebunan telah memiliki sertifikat kompetensi,” tegasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara untuk produsen benih, kata Saleh, Direktorat Perbenihan Perkebunan juga akan menerapkan uji kompetensi pelaku usaha perbenihan dan implementasi system jaminan mutu ISO 9001 yang berujung pada penerapan SNI benih.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain itu beberapa produsen benih yang telah menerapkan ISO 9001; 2015 tengah didorong untuk dapat bisa mengeluarkan sertifikasi mandiri sebagaimana dimungkinkan berdasarkan aturan berlaku.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Sementara untuk mendorong keberlanjutan usaha produsen benih, maka pola pengadaan ke depan sedang dirancang melalui system e-katalog,” ucapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kemudian terkait penyediaan informasi perbenihan, Direktorat Perbenihan Perkebunan telah mengembangkan layanan berbasis IT, seperti e-benihbun. Akan tetapi aplikasi ini akan masih perlu ditingkatkan fungsinya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Termasuk juga akan dikembangkan sistem informasi perbenihan berbasis data spasial,” pungkas Saleh.(DYN)