Pelapor Khusus Dewan HAM PBB Terpikat dengan KRPL Kementan
Pelapor Khusus Dewan HAM PBB Terpikat dengan KRPL Kementan
Pilarpertanian - Pilar – Pelapor Khusus Dewan HAM PBB untuk Hak Atas Pangan Hilal Elver dalam rangkaian kunjungannya baru baru ini ke Indonesia, berkesempatan melihat langsung kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang dikembangkan Kementerian Pertanian, yaitu KRPL yang dikelola KWT Seruni Menoreh Indah di Desa Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ketua KWT Seruni Menoreh Indah, Puji Wanti merasa bangga karena mendapat kehormatan KRPL yang dibinanya dikunjungi oleh utusan PBB tersebut.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kunjungan utusan PBB ini menambah semangat kami untuk bekerja lebih baik lagi, dan menularkannya ke kelompok lain,” ujar Puji Wanti ketika diminta komentarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Puji Wanti, KWT yang telah berdiri sejak tahun 2009 ini telah melakukan kegiatan pemanfaatan pekarangan sejak dulu, dan semakin pesat perkembangannya setelah ada inisiasi Kementerian Pertanian melalui kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Yang kami tanam di pekarangan adalah sayur-sayuran seperti sawi, kangkung, bayam, cabai, tomat, selain itu juga ada hewan ternak seperti ayam dan kambing” jelasnya. “Tidak hanya itu, Ia mengungkapkan bahwa komoditas umbi-umbian juga dibudidayakan di kebun atau ladang kami”, katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam waktu tidak kurang dari satu tahun, sejak menjadi penerima manfaat dari kegiatan KRPL tahun 2017, anggota kelompoknya dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dari pekarangan rumah masing masing.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dengan pemanfataan pekarangan ini kami dapat mengurangi pengeluaran belanja untuk pangan sekitar Rp 5000,- sampai Rp 10.000,- per hari” ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Bahkan diakui Puji Wanti, kegiatan pemanfaatan lahan pekarang dapat memberikan pemasukan dengan penjualan sayur-sayuran dan ternak (ayam) dengan kisaran harga Rp 100.000,- sampai Rp 200.000,- per bulan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Kulon Progo Sutedjo menjelaskan bahwa sebelumnya Desa Sidoharjo masuk dalam daerah rawan pangan dan angka stunting tinggi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Melalui kegiatan ini, (KRPL) Desa Sidoharjo tercatat sebagai daerah tahan pangan dan terjadi penurunan angka stunting” ungkap nya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lebih lanjut Sutedjo mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Kulonprogo terus berkomitmen dalam upaya mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dengan Motto Bela dan Beli, Pemerintah Kabupaten Kulonprogo menumbuhkan semangat kemandirian dan kesadaran kepada masyarakat bahwa mereka adalah produsen bukan konsumen.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Semangat ini selalu didengungkan dalam setiap pertemuan warga dengan yel-yel ”Iso Ngandur Ngopo Tuku” (Kalau bisa tanam untuk apa beli)” pungkas nya
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hal inilah yang menimbulkan kekaguman Pelapor PBB Hilal Elver dalam kunjungannya tersebut. Ia mengungkapkan “sangat senang dan terpikat dengan semangat bekerja sama dalam kelompok (gotong royong) yang masih terjaga. Padahal Ia menganggap saat ini tradisi tersebut sudah semakin memudar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Penting bagi pemerintah untuk menyebarkan hal ini kepada negara-negara lain (pemanfaatan pekarangan dan semangat gotong royong)” ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hilal pun mengakui Indonesia adalah negara yang cukup beruntung karena memiliki lahan yang subur, air yang baik, iklim yang mendukung, dan sumber daya manusia yang memadai.(RS)