Pelopor Inovasi Beras Sehat, Petani Milenial Lampung Tengah Rangkul Generasi Kekinian
Pelopor Inovasi Beras Sehat, Petani Milenial Lampung Tengah Rangkul Generasi Kekinian
Pilarpertanian - Berkat kerja keras dan ketekunannya, Karlin seorang generasi milenial yang juga salah satu pelopor Duta Petani Milenial tingkat nasional yang dikukuhkan resmi oleh Kepala Badan PPSDMP Kementan bersama 66 Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA) ini, telah sukses menjadi petani dan pengusaha muda yang sukses dan menjadi pelopor inovasi beras sehat.
“Menjadi petani milenial adalah salah satu bentuk motivasi untuk merangkul generasi kekinian untuk ikut dan jangan takut bercocok tanam dan mengembangkan bidang pertanian,” tegas Karlin.
Petani milenial asal Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung ini dalam kesehariannya juga sebagai Ketua Perkumpulan Kelompok Tani (Poktan) Gapsera Sejahtera Mandiri, poktan ini juga termasuk dalam Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Saung Bambu yang dibina oleh Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Lampung.
Karlin, berhasil mengembangkan inovasi pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan yaitu dengan melakukan sistem budi daya padi tanpa menggunakan bahan racun kimia sintetik sebagai alternatif pengendalian hama dan penyakit tanaman, digunakan berbagai macam agen hayati musuh alami.
Selain itu digunakan bahan-bahan alami seperti tumbuhan di sekitar yang dimanfaatkan sebagai pestisida nabati. Petani juga diwajibkan menanam tanaman bunga refugia sebagai tempat konservasi musuh alami hama. Serta penggunaan pupuk kimia juga ditekan dengan memaksimalkan pupuk kompos sebagai gantinya. Sehingga diperoleh produk sehat yang bebas kandungan residu pestisida.
Produk beras yang dihasilkan tersebut diberi merek BERASERA. Saat ini BERASERA telah diproduksi sebanyak 38,7 ton. BERASERA juga lolos uji residu pestisida dari Sucofindo, sertifikat layak edar dari Kementerian Pertanian dan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia.
“Untuk itu, saya berharap agar generasi muda tidak takut untuk bermimpi menjadi petani. Jangan takut dan ragu untuk terjun dalam sektor pertanian. Bertani itu menjanjikan dan menguntungkan, apalagi omset yang dihasilkan dari produksi beras sehat ini mencapai 100 juta per bulan. Kalau dikalkulasi dalam satu tahun mencapai Rp 1,200,000.000” ungkap Karlin.
“Selain pasar sentral, kami juga memasok beras sehat ke wilayah Bogor dan Bekasi. Untuk pemenuhan kebutuhan pasar, kami masih bergantung pada permintaan pasar. Masih belum merambah ke pasar modern seperti supermarket. Ini akan menjadi target kami kedepannya,” tambahnya.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) meyakini usaha dan kredibilitas generasi muda di bidang pertanian saat ini semakin berkembang.
“Saya makin percaya anak muda yang mau terjun dibidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia, maka dunia dalam genggaman kalian,” ujar Mentan SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang merupakan penanggungjawab program Regenerasi Petani di Kementan, bahwa dimasa terjadinya wabah Covid-19 ini banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha pertanian milenial khususnya di bidang produksi on-farm (produksi) untuk menarik minat generasi milenial menekuni usaha di bidang pertanian. “Sudah saatnya pembangunan pertanian dilanjutkan oleh generasi milenial yang saat ini semakin cerdas dalam mencari peluang bisnis, mereka yang telah terjun dan mencintai dunia pertanian/peternakan akan semakin menguasai bagaimana mengembangkan pertanian/peternakan mulai dari hulu sampai hilirnya menjadi peluang bisnis,” ungkap Dedi.
Kepala Bapeltan Lampung sebagai salah satu UPT vertikal Kementan, Abdul Roni Angkat mengungkapkan, Bapeltan Lampung berkomitmen mendukung penuh program Kementan terutama dalam regenerasi petani demi mewujudkan pertanian maju, mandiri dan modern.
“Petani milenial merupakan generasi muda yang potensial menjadi agropreneur dalam membantu pergerakan perekonomian rakyat khususnya petani, sekaligus membantu ketahanan pangan nasional.
Petani milenial merupakan harapan dan semangat dalam rangka eksistensi sektor pertanian di negara Indonesia. Ini ditunjukkan oleh Karlin, petani milenial di daerah Lampung Tengah yang bisa memproduksi beras sehat non pestisida dengan omset 1,2 M per tahun”, tutup Roni.(ND)