Penggilingan Padi Tangkal Praktik Ijon dan Tengkulak
Penggilingan Padi Tangkal Praktik Ijon dan Tengkulak
Pilarpertanian - Petani ternyata mampu mengolah dan memasarkan. Bukan hanya olah tanah dan tanam padi. Gapoktan Tri Mulyo Tani di Tuban, Jatim punya mesin penggiling padi plus gudang gabah dan beras.
Panen raya bukan lagi momok bagi petani di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban di Jawa Timur. Mereka tangkal praktik ijon ulah rentenir saat musim tanam. Tengkulak tak berdaya mengatur harga gabah saat panen padi.
Semua itu terwujud setelah Gapoktan Tri Mulyo Tani (TMT) tempat bernaung 600-an petani Widang di Desa Ngadirejo, memiliki penggilingan padi didukung dua mesin pengering (dryer) plus gudang di lahan seluas 1.006 m2.
Luas lahan garapan gabungan kelompok tani (Gapoktan) hampir 300 hektar. Hasil panen diolah penggilingan gabah sekaligus produksi beras berkapasitas maksimal 36 ton per hari, kualitas beras medium dan premium.
Langkah Gapoktan TMT sesuai harapan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo tentang pentingnya kemandirian di antaranya kepemilikan penggilingan padi oleh petani.
Kementerian Pertanian RI menginisiasi Program Komando Strategis Penggilingan Padi (KostraLing). Mentan Syahrul menilai selayaknya KostraLing berdampingan dengan Balai Penyuluhan Pertanian model Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani).
“Saat puncak panen raya, petani biasanya menghadapi jatuhnya harga gabah. Kendala itu harus diantisipasi pengendalian penyediaan beras agar tidak terjadi gejolak harga yang merugikan petani,” kata Mentan Syahrul dialog virtual ´Mentan Sapa Petani dan Penyuluh´ (MSPP) Vol. 20 di Jakarta, Jumat (18/9).
Menurut Mentan, tahun depan Kementan akan melakukan mekanisasi, khususnya penggilingan padi. Rencana teknis, KostraLing mendukung BPP KostraTani. “Dirjen terkait harap fasilitasi penyerapan gabah dengan KostraLing.”
Syahrul mengharapkan panen raya tidak lagi menjadi momok bagi petani, maka penggilingan padi KostraLing berperan vital membeli gabah dari kelompok tani [Poktan] atau Gapoktan sesuai harga pembelian pemerintah [HPP] untuk disimpan atau digiling, dalam upaya menyediakan beras kualitas standar pada waktu yang tepat.
Peribahasa bilang ‘kata berjawab, gayung bersambut’ maka Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi dalam rangkaian kunjungan kerja di Jatim inisiatif menyambangi penggilingan padi Gapoktan TMT di Desa Ngadirejo, Kecamatan Widang. Setelah audiensi dengan Bupati Tuban, Fathul Huda, Jumat (18/9).
Dedi Nursyamsi mengapresiasi capaian dan kemandirian Gapoktan TMT mengolah padi secara modern sehingga layak disebut petani maju, mandiri dan modern lantaran mampu menguasai on farm dan off farm (hulu ke hilir).
Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian – Kementerian Pertanian RI (BPPSDMP) mengakui salut pada komitmen Gapoktan TMT yang berani memanfaatkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) karena menyadari manfaatnya bagi petani.
“Pengalaman mungkin belum banyak, tapi keberaniannya luar biasa. Kementan mendorong Gapoktan bermitra dengan pihak ketiga, termasuk yang masih perlu pecah kulit. Berarti dia butuh giling lagi untuk processing,” kata Dedi saat mengunjungi penggilingan padi Gapoktan TMT, Jumat pekan lalu (18/9).
Turut mendampingi Kabadan SDM adalah Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah dan sejumlah pejabat eselon tiga dan empat Pusluhtan BPPSDMP di antaranya Kabid Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan, I Wayan Ediana dan Kasubbid Kelembagaan Penyuluhan, Purnomojati Anggoroseto.
Penggilingan padi Gapoktan TMT diresmikan oleh Bupati Tuban, Fathul Huda pada penghujung 2018, yang merupakan Program Hulu Hilir Agro Maritim Jatim. Langkah tersebut diakui Dedi Nursyamsi sebagai wujud komitmen Bupati Fathul Huda pada sektor pertanian.
“Di Tuban, palawijanya bagus semua. Padi surplus 56 persen dan jagung 600 ribu ton, kaitannya dengan ketahanan pangan,” kata Dedi Nursyamsi saat audiensi Bupati Tuban di kantornya pada hari yang sama.
Dedi Nursyamsi pun menyatakan keyakinannya pertanian akan maju berkat dukungan Bupati Fathul Huda.
Bupati Tuban, Fathul Huda mengaku berupaya mendukung penguatan sarana teknologi informasi [IT] pada BPP serta mengajak seluruh insan pertanian di Tuban untuk mendukung penerapan IT.
“Kita harus meningkatkan SDM pertanian yang harus ditunjang IT, sehingga ilmu yang didapat bisa terserap dengan baik. Apalagi, titik berat BPP pada penyuluh. Saat ini, penyuluh sangat dibutuhkan mendampingi dan mengawal petani mengembangkan pertanian hulu ke hilir,” katanya. (LA/ND)