Penyuluh Carita Latih Petani Perlakuan Benih
Penyuluh Carita Latih Petani Perlakuan Benih
Pilarpertanian - Benih merupakan salah satu komponen yang penting dalam usaha budi daya padi. Perlakuan benih yang tidak sesuai anjuran bisa mengakibatkan daya tumbuh kurang baik dan tidak seragam, sehingga bisa merugikan petani. Untuk itu, perlakuan terhadap benih yang baik dan benar menjadi hal yang harus dikuasai petani.
Eli Safitri dan Agus Saeful, Penyuluh Pertanian Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Carita Kabupaten Pandeglang, Banten, melakukan kegiatan pelatihan perlakuan benih menggunakan garam, dalam kegiatan kunjungan pertemuan kelompok, Senin (28/9).
“Tujuannya agar petani mengerti, memahami dan mampu melakukan perlakuan benih sesuai anjuran,“ ujar Eli.
Eli menjelaskan ketika membeli benih, petani sering kali mendapatkan kualitas benih padi yang kurang memuaskan. Padahal, benih yang digunakan tersebut sudah berlabel dan juga bersertifikat.
Peserta pelatihan adalah petani anggota kelompok tani (Poktan) Cipandan Mulya Desa Sukajadi Kecamatan Carita.
Kata Eli, perlakuan benih diperlukan meskipun benih yang digunakan petani berlabel ataupun bersertifikat.
“Benih yang beredar di pasaran saat ini tidak semuanya mempunyai kualitas yang baik. Maka sebelum melakukan persemaian ataupun penanaman, alangkah baiknya petani melakukan treatment benih atau perlakuan khusus untuk mendapatkan benih yang baik dan bernas saat ditanam,” tuturnya.
Salah satu cara yang bisa dilakukan dengan cara seleksi benih dengan menggunakan larutan air garam. Seleksi benih ini dilakukan untuk memisahkan benih padi yang baik dan kurang baik.
Cara seleksinya sangat sederhana. Yakni dengan memasukkan telur ayam mentah dan segar ke dalam ember berisi air. Masukkan garam sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk pelan. Pemberian garam dihentikan ketika telur mulai mengapung dalam air.
“Telur ayam sebagai indikator kandungan garam telah cukup sebagai penguji benih. Kemudian masukkan benih padi yang akan disortir,“ papar Eli.
Hasil akan menunjukkan bahwa benih padi yang bernas akan tenggelam di dalam larutan garam, tetapi untuk yang hampa akan mengapung. Benih yang terapung, sebaiknya segera dibuang, sementara benih yang tenggelam segera ditiriskan untuk kemudian dibilas dengan air mengalir agar kandungan air garamnya hilang.
“Disamping untuk memisahkan benih yang hampa dengan benih yang bernas, perlakuan seleksi benih dengan larutan garam ini juga bermanfaat sebagai perlakuan awal untuk meminimalisir tanaman padi terserang penyakit yang disebabkan oleh jamur yang terbawa oleh benih padi tersebut, “ jelasnya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan akan pentingnya fungsi benih yang berkualitas dalam mendongkrak pencapaian produksi yang tinggi.
Oleh karena itu, diharapkan benih sumber yang dihasilkan Kementerian Pertanian (Kementan) harus dapat segera terdistribusi dan dipergunakan di lahan petani. Mentan targetkan produktivitas minimal 7 ton/hektare.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menuturkan semangat penyuluh terus meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan bisa mendukung Kostratani.
“Penyuluh harus memegang peran penting. Penyuluh harus mampu menanggulangi kekeringan dan kebanjiran, termasuk juga meningkatkan peluang untuk meningkatkan produktivitas,“ tegas Dedi Nursyamsi.(ND)