Peran desa dalam memperkokoh Ketahanan Pangan warganya
Peran desa dalam memperkokoh Ketahanan Pangan warganya
Pilarpertanian - Sebagai struktur organisasi terkecil dalam pemerintahan maka desa mempunyai peran yang sangat kuat dalam masyarakat. Selain berdekatan dengan masyarakat yang merupakan warganya, desa mempunyai peran besar dalam memajukan dan menyejahterakan warganya.
Kecamatan Wagir kabupaten Malang yang merupakan kecamatan yang berbatasan langsung dengan kota Malang memiliki 12 desa dimana Desa Sitirejo dan Desa Parangargo berbatasan dengan kota Malang. Imbas dari wilayah yang berbatasan langsung maka sedikit besar memengaruhi budaya, karakteristik dan mata pencaharian warga dua desa tersebut. Maka tidaklah dipungkiri adanya perubahan penggunaan lahan untuk kepentingan lainnya. Berubahnya lahan khususnya pertanian mengakibatkan banyak warganya yang sedikit beralih profesi dan meninggalkan pekerjaan bertaninya, tetapi pihak desa masih mempunyai program yang hebat untuk memajukan warganya dengan memberikan penguatan khususnya tentang Ketahanan Pangan yang dimulai dari keluarga tani dalam suatu kelompok tani.
Desa Sitirejo pada Jumat 16 Desember 2022 melakukan kegiatan pelatihan bagi ibu ibu tani yang tergabung dalam Kelompok Wabita Tani (KWT) dimana kegiatan ini diinisiasi Pemerintah Desa Sitirejo melalui Buawang Raharjah selaku kepala desa beserta staf desa. Kegiatan ini juga menggandeng Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) kecamatan Wagir. Pada kegiatan ini dilakukan kegiatan tentang Pemanfaatan Pekarangan Lestari (P2L). Ferly Tambunan selaku koordinator BPP kecamatan Wagir mengatakan bahwa Pekarangan Pangan harus dapat menjadi sumber pangan keluarga dan sumber ekonomi rumah tangga. Sebagai sumber pangan maka pekarangan dapat menyediakan bahan pangan yang bergizi dan sehat bagi seluruh anggota keluarga dengan konsep bahan pangan yang bergizi, sehat dan aman. Sebagai sumber ekonomi keluarga maka bahan pangan yang ditanam di pekarangan dapat menjadi sumber pendapatan bagi keluarga terlebih lagi jika bahan pangan itu dapat di olah sedemikian rupa sehingga bahan pangan tersebut mempunyai nilai tambah yang lebih.
Suhardi selaku penyuluh Wilayah binaan menambahkan bahwa untuk tanaman yang dapat dimanfaatkan di pekarangan adalah tanaman hortikultura atau sayuran yang mudah dalam perawatan dan mempunyai usia tanam yang tidak terlalu lama. Ditambahkan pula bahwa pemanfaatan ternak kecil juga dapat menjadi tambahan pendapatan bagi keluarga dan bahan organik yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik.
Untuk generasi mudanya, Suhardi mendukung adanya kegiatan mina padi yang direncanakan dengan mengusung konsep wisata terpadu sehingga peran generasi muda sebagai penerus pertanian dapat lebih bersemangat.
Di lain tempat pada hari Senin 19 Desember 2022 desa Parangargo juga melakukan kegiatan bagi warga petaninya yang tergabung dalam kelompok tani Merak 1 sampai Merak 4. Pada kegiatan ini Prawoto sebagai kepala desa menyampaikan kepeduliannya kepada petani dengan merencanakan pemberian bantuan traktor untuk olah tanah. Ini dikarenakan kurangan alat bantu olah tanah dan berkurangnya tenaga kerja di sektor pertanian.
Ferly Tambunan selaku penyuluh wilayah binaan mengapresiasi perhatian desa dikarenakan masih ada lahan di desa Parangargo yang masih berupa areal sawah dengan lingkungan biotik nya yang masih terjaga dengan baik. Oleh karena itu dikenalkan kembali teknik budidaya Padi Jajar Legowo yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pada saat panen serta sebagai teknik budidaya yang dapat meminimalkan serangan hama tikus. Penggunaan pupuk organic dan pestisida nabati juga perlu ditingkatkan karena dapat menjaga kelestarian dari lingkungan khususnya tanah sebagai media tanam.
Deasy FeriSanti selaku mantri tani kecamatan Wagir pada kesempatan ini juga memberikan penjelasan tentang sistem aturan pupuk subsidi 2023, dimana petani harus melakukan pendataan awal dan ulang untuk memperoleh pupuk subsidi. Pupuk subsidi ini juga diberikan pada 9 komoditas yang sudah di tetapkan dan di atur oleh pemerintah. Dan diharapkan pula petani dapat kembali menggunakan pupuk organik yang dapat dibuat dan dikembangkan oleh petani itu sendiri, sehingga ketergantungan pada pupuk kimia akan berkurang dan lingkungan akan tetap sehat dan lestari untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan.