Percepat Pemulihan Ekonomi Nasional, Kementan Dorong Agroeduwisata
Percepat Pemulihan Ekonomi Nasional, Kementan Dorong Agroeduwisata
Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) akan terus mendorong pengembangan agroeduwisata di tanah air. Langkah ini dilakukan untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi corona virus baru (Covid-19) melalui usaha tani yang dielaborasi dengan sektor pariwisata.
Sekretaris Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementan, Retno Sri Hartati Mulyandari, menyatakan, kebijakan tersebut sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, agar kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi terus digenjot. Dengan demikian, dampak buruk resesi imbas pandemi dapat diminimalisasi.
“Salah satu agroeduwisata yang akan kita perkuat adalah Agrowisata Situ Bolang di Indramayu yang diinisiasi Kelompok Tani (Poktan) Agrimania karena di sana terbukti mampu menghidupkan perekonomian masyarakat sekitar, khususnya UMKM, selain usaha tani,” ucapnya saat melakukan kunjungan kerja ke lokasi Agrowisata Situ Bolang di Desa Jatisura, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (10/10).
Dirinya menerangkan, sesuai arahan Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto bahwa mulai tahun 2020, Ditjen Hortikultura segera turut mendorong dan mengawal tumbuhnya agroeduwisata. Salah satunya di Agrowisata Situ Bolang yang terletak di Desa Jatisura, Kecamatan Cikedung, baru diresmikan setahun lalu, Oktober 2019, di atas lahan seluas 15 hektare (ha). Sebagai destinasi wisata anyar, pengelola semakin giat membudidayakan sekaligus menjadikan usaha perbenihan buah-buahan. Tak hanya beragam varietas mangga, namun juga kelengkeng dan jambu varietas unggul.
Meski baru seumur jagung, Agrowisata Situ Bolang yang dikembangkan secara swadaya oleh Poktan Agrimania telah tersohor. Ini ditandai dengan tingginya angka kunjungan. Sebelum pandemi, jumlah pengunjung di hari Sabtu mencapai sekitar 500 orang dan naik 3-4 kali lipat pada hari Minggu.
Inisiasi yang sangat baik, bahwa Poktan Agrimania telah mengembangkan produk hilir berbasis mangga meskipun masih sederhana. Oleh karena itu, produk olahan berbasis mangga macam kerupuk mangga, kopi biji mangga, jus buah mangga dalam kemasan dan dodol ke depan akan segera ditingkatkan kualitas dan pengemasannya. Salah satu upaya yang segera dapat dilakukan di antaranya adalah dengan menerjunkan Tim Pakar dari Balitbangtan maupun Perguruan Tinggi untuk peningkatan kapasitas Tim Pengolah Buah Mangga menjadi beragam produk turunan yang memiliki nilai tambah bagi masyarakat papar Retno.
“Makanya, kita akan menargetkan hilirisasi dari aspek peningkatan mutu, tata kelola produksi, pengemasan, dari labeling. Termasuk mengenalkan beragam teknologi pengolahan buah, antara lain keripik buah mangga sebagaimana dicita-citakan H. Urip dan Mas Erwin. Berharap semakin berkembang sehingga ragam produksi olahannya meningkat dan efeknya tentu semakin menggeliatkan perekonomian di daerah, utamanya masyarakat sekitar,” jelasnya.
Kementan melalui Ditjen Hortikultura juga akan mendorong Agrowisata Situ Bolang menjadi Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) mengingat budi dayanya telah dilakukan secara modern dan sering memberikan pendidikan kepada berbagai pihak. “Dengan P4S, maka sudah pasti pelatihan yang diberikan sesuai kompetensi. Sehingga, transfer pengetahuan membaik dan sumber daya manusia (SDM) pertanian meningkat.”
Dukungan tersebut memperkuat beragam fasilitas yang diberikan Kementan sebelumnya, misalnya memberangkatkan salah satu anggota Poktan Agrimania sekaligus petani milenial, Erwin, ke Taiwan untuk menimba ilmu selama setahun. Juga mengawal proses pendaftaran varietas dan perbenihan mangga agrimania oleh Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu) Balitbangtan Kementan sejak 2013. Termasuk turut serta dipromosikan dalam berbagai event nasional.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Poktan Agrimania, H Urip, mengungkapkan, pengembangan Agrowisata Situ Bolang berawal dari gerakan spontanitas di akhir 2016 hingga awal 2017. Saat itu, dirinya bersama ke-12 rekannya mencoba membudidayakan mangga agrimania di lahan tidur di sekitar Rawa Bolang.
Selanjutnya mulai 2019 menanam bunga matahari (Helianthus annuus L) dan beragam tanaman-tanaman refugia lain untuk perangkap hama. Tanpa disangka, upaya itu justru semakin mempercantik kawasan kebun buah dan menarik minat masyarakat berkunjung bahkan menjadi lokasi swafoto (selfie). Hal ini diperkuat dengan destinasi wisata Danau Situbolang yang tepat berdampingan dengan kawasan agrowisata Agrimania.
“Dari situlah kita berinisiatif untuk mendesain tempat ini menjadi lebih bagus lagi,” ungkapnya.
Selain beragam tanaman buah yang “memikat mata dan lidah”, Agrowisata Situ Bolang kini telah dilengkapi berbagai fasilitas dan wahana, baik yang dikelola Poktan Agrimania maupun masyarakat sekitar, seperti kolam berenang untuk anak, berkeliling lokasi dengan ATV atau kuda, kegiatan memanen dan membeli benih atau buah segar, hingga saung bambu untuk beristirahat.
“Kami juga sedang membangun gedung pertemuan berkapasitas 150 orang dan disiapkan mess di sekitarnya. Jadi, nanti bisa dimanfaatkan oleh peserta pelatihan atau magang untuk beristirahat,” ujarnya.
Banyaknya fasilitas yang tersedia di Agrowisata Situ Bolang berbanding lurus dengan omzet yang didapatkan. Dari penjualan benih saja, mampu menghasilkan Rp1 miliar dalam setahun.
Masyarakat sekitar pun terciprat berkahnya melalui usaha makanan dan minuman ringan yang didirikan di sekitar lokasi.
Meski demikian, H Urip berharap Kementerian Pertanian mengucurkan bantuan untuk pengembangan Agrowisata Situ Bolang. Pangkalnya, perluasan yang dilakukan hingga kini terbatas mengingat dilakukan swadaya oleh Poktan Agrimania.
Sementara itu, salah satu pengunjung dari Karawang, Annisa Herawati (46), mengaku, jauh-jauh dari tempat tinggalnya mendatangi Agrowisata Situ Bolang karena tertarik dengan kegiatan memanen buah yang ditawarkan saat berselancar (surfing) di internet. “Saya tahu ini dari Google,” katanya.
Menurutnya, berwisata sambil memanen dan atau menikmati serta membeli buah dan produk olahannya belum banyak ditawarkan dalam kawasan destinasi hiburan apalagi di Kabupaten Indramayu. Tak heran jika hal tersebut membuat masyarakat tertarik untuk datang dan mengulanginya untuk berkunjung kembali.(PW)