Petani Simalungun Siap Ikuti Sekolah Lapang IPDMIP
Petani Simalungun Siap Ikuti Sekolah Lapang IPDMIP
Pilarpertanian - Petani di Kabupaten Simalungun, di Provinsi Sumatera Utara berupaya mengembangkan diri menjadi petani maju, mandiri dan modern.
Upayanya antara lain melalui Sekolah Lapang (SL) yang digelar Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project [IPDMIP] bersama Kementerian Pertanian RI. Kegiatan serupa dilakukan IPDMIP pada 73 kabupaten di 16 provinsi.
Pembangunan pertanian Indonesia tidak lagi berkutat pada aspek budi daya dan produksi, juga peningkatan kualitas dan kompetensi SDM pertanian.
Pandemi Covid-19 tak menghalangi tekad kelompok tani (Poktan) Parsambilan II Nagori di Desa Jawa Tongah, Kecamatan Hantonduhan, Simalungun menyiapkan kegiatan SL dalam waktu dekat, menyongsong Musim Tanam II pada Oktober – Maret (Okmar).
SL di Simalungun diawali Rembug Tani, Kamis (24/9) di rumah salah satu petani. Keterlibatan gender menjadi perhatian, dari 30 peserta, 10 di antaranya wanita.
Penyuluh Pusat di Kementan, Sri Wijiastuti selaku pembina penyuluhan pertanian Sumut mengatakan kegiatan SL yang disokong Program Integrasi Partisipasi Pertanian dan Manajemen Irigasi (IPDMIP) bertujuan meningkatkan kemampuan petani melakukan budi daya mendukung peningkatan produktivitas pertanian.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan Kementan menaruh perhatian serius pada IPDMIP. Tujuannya, meningkatkan ketahanan pangan terutama pada pandemi Covid-19 dan kesejahteraan petani.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menegaskan IPDMIP berupaya meningkatkan nilai pertanian beririgasi secara berkelanjutan. “Aspek terpenting pertanian adalah ketersediaan air. Produktivitas dan nilai pertanian akan ditingkatkan melalui irigasi berkelanjutan,” katanya.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan], Leli Nuryati mengatakan IPDMIP mencakup lahan pertanian 875.249 hektar atau meliputi 778 daerah irigasi dan jaringan irigasi yang direhabilitasi seluas 330.037 hektar.
“Rembug Tani, salah satu metode pemberdayaan petani melalui pertemuan rutin oleh Poktan maupun Gapoktan dalam menjalankan usahatani, yang difasilitasi penyuluh setempat,” kata Sri Wijiastuti melalui keterangan tertulis dari Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP).
Rembug Tani juga bertujuan mengetahui kesiapan Poktan melaksanakan SL, menampung aspirasi petani dan masalah kelompok serta penentuan lokasi pembelajaran kelompok (laboratorium lapangan/LL).
Laboratorium lapangan menjadi wadah pembelajaran petani menerapkan konsep usaha tani terpadu. Rencananya akan mendapat bantuan sarana produksi dari District Project Implementation Unit IPDMIP (DPIU) Simalungun, pada lahan seluas 0,1 hektar untuk LL.
Menurut Sri Wijiastuti, bantuan IPDMIP kepada Poktan untuk SL berupa penyediaan benih pokok berlabel ungu dari PPIU IPDMIP pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Pemprov Sumut.
Tentunya, peranan Pengawas Benih Tanaman (PBT) sangat penting untuk memberikan materi pembelajaran penangkaran dan pengawasan benih di lapangan untuk dijadikan benih bersertifikat bermutu dan bernilai jual tinggi. Harapannya, dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani di lokasi IPDMIP.
“Petani di lokasi IPDMIP Simalungun diharapkan menjadi petani penangkar yang mampu memproduksi benih sebar berlabel biru untuk kebutuhan musim tanam pertama pada April hingga Sept 2021,” katanya.
Hadir sejumlah pejabat dari Pemprov Sumut di antaranya Tenaga PBT Antoni Nababan, Penyuluh Kabupaten Simalungun, Nurpede Sihombing, Penyuluh Kecamatan, Sando Sinaga; penyuluh pendamping Poktan Nagori Jawa Tongah II Sanni Evalina Silalahi; Konsultan IPDMIP Kabupaten, Muhammad Ridwan dan Kadar Situmorang selaku District Project Implementation Unit (DPIU) Simalungun.(ND)