Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

28 May 2022

Potensi Bakteri Dalam Pengendalian OPT

Potensi Bakteri Dalam Pengendalian OPT
Kegiatan Sosialisasi Bimbingan Teknis Secara Daring Propaktani, Potensi Bakteri dalam Pengendalian OPT yang Diadakan oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian.
28 May 2022

Potensi Bakteri Dalam Pengendalian OPT

Pilarpertanian - Produksi pertanian yang sangat rentan pada cuaca terkadang terhalang oleh serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Bagaimana upaya pengendalian hama menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha tani. Kementerian Pertanian (Kementan) belakangan ini mendorong pengendalian OPT yang ramah lingkungan, salah satunya dengan pemanfaatan bakteri menekan populasi hama namun tidak menimbulkan residu bagi lingkungan. Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengadakan Sosialisasi Bimbingan teknis daring propaktani, Potensi Bakteri dalam pengendalian OPT yang dihadiri oleh akademisi dari IPB dan UNPAD (26/5/2022).

Akademisi IPB, Ruly Anwar menyampaikan bahwa jenis bakteri agens hayati yang mampu menginfeksi serangga disebut bakteri entomopatagen. Infeksi bakteri pada serangga ini telah terjadi sejak lama, salah satunya adalah red coloration pada ulat sutera yang kemudian teridentifikasi sebagai Serratia marcescens.

“Jalan masuk bakteri ke dalam tubuh serangga hama harus melalui proses makan serangga, Setelah masuk ke dalam tubuh serangga, bakteri akan melipatgandakan dan memproduksi toksin, merusak dinding sel pencernaan, masuk ke dalam darah mengakibatkan pendarahan, sehingga serangga mati dan ditemukan sejumlah bakteri dalam darah serangga” ungkap Ruly.

Mengapa mikroorganisme patogen hama kadang-kadang tidak disukai oleh petani? Karena petani tidak bisa melihat kematian serangga hama yang sangat nyata. Petani inginnya melihat serangga hama langsung mati “klepek-klepek” setelah dilakukan pengendalian.

“Penggunaan patogen serangga mengakibatkan serangga sakit. Serangga sakit biasanya akan kehilangan selera makan. Jika selera makan berkurang, maka kerusakan tanaman juga berkurang. Ini yang harus disepakati bersama-sama dengan petani, penggunaan patogen serangga dapat menurunkan populasi secara perlahan” tambah Ruly.

Pada kesempatan yang sama, Abdul Munif, akademisi IPB menerangkan, selain penggunaan bakteri patogen serangga seperti Bacillus thuringiensis, ada bakteri dalam tubuh tanaman yang berpotensi dalam pengendalian OPT. Bakteri yang hidup dalam jaringan tanaman yang sehat tanpa menimbulkan gejala penyakit pada tanaman tersebut dan tanaman memperoleh keuntungan atau manfaat dari keberadaannya disebut bakteri endofit.

“Ada tanaman yang dapat hidup di tembok, kira-kira seperti inilah gambaran endofit. Tanaman mampu hidup meski tidak di atas tanah, mengapa? Karena tanaman memiliki bakteri yang berasosiasi dalam jaringan tanamannya. Bagaimana interaksi tanaman dengan bakteri endofit? Ada timbal balik yang saling menguntungkan. Tanaman bagi bakteri adalah tempat singgah dan sumber nutrisi. Apa yang didapat tanaman dengan keberadaan bakteri ini? Bakteri dapat memacu pertumbuhan tanaman, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap OPT dan juga terhadap stress lingkungan” papar Abdul Munif.

Fitri Widiantini, akademisi UNPAD menjelaskan, berbagai macam bakteri yang terdapat di alam berpotensi dalam pengendalian OPT. Bagaimana cara memperoleh bakteri tersebut?.

“Kita membutuhkan strategi untuk mendapatkan bakteri antara lain pemilihan ekosistem, metode isolasi yang dipengaruhi oleh darimana bakteri didapatkan, dan yang terakhir melakukan skrining antagonisme dan efikasinya. Media isolasi dan kondisi pertumbuhan memengaruhi jenis dan jumlah bakteri yang dapat diperoleh” Jelas Fitri.

Sementara itu, secara terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi juga terus mendorong dan mendukung kegiatan pengendalian OPT berbasis ramah lingkungan dengan menggunakan agens hayati sebagai bahan pengendaliannya.

“Dengan semakin meningkatnya kesadaran petani terhadap pentingnya budidaya tanaman sehat demi keberlanjutan pertanian, diharapkan juga kesejahteraan petani turut meningkat karenanya ”, tutup Suwandi.(ND)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *