Produksi Kelapa Indonesia Terbesar Di Dunia, Mentan Amran Dorong Ekspor dan Nilai Tambah
Produksi Kelapa Indonesia Terbesar Di Dunia, Mentan Amran Dorong Ekspor dan Nilai Tambah
Pilarpertanian - Pilar – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau pabrik Industri pengolahan kelapa di Kabupaten Tojo Una Una (Touna), Sulawesi Tengah. Selain mengupayakan peningkatan produktivitas, Kementerian Pertanian juga mendorong produk turunan kelapa untuk di ekapor.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kita dorong terus produktivitas kelapa di sini. Indonesia kan produsen kelapa terbesar dunia dengan produksi per tahun 18 juta ton. Kalau kita bisa tingkatkan sedikit saja, syukur-syukur 0,5 juta ton, tidak ada lagi yang bisa kejar produksi kelapa Indonesia,” tutur Amran disela-sela peninjauan gudang jagung yang siap ekspor di Touna.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurutnya, untuk meningkatkan pendapatan petani tidak bisa andalkan produktivitas saja. Perlu ada nilai tambah melalui industri pengolahan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Selain itu yang terpenting bagi petani adalah ada jaminan hasil produksi mereka dibeli dan diserap oleh pasar,” tukas Amran.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Amran menyatakan pemerintah melalui Kementerian yang dipimpinnya perlu turun tangan dengan memberikan bibit kelapa unggul dan pupuk gratis. “Termasuk kebutuhan peremajaan perkebunan kelapa” imbuhnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Di induatri pengolahan kelapa Kabupaten Touna, Amran meninjau proses pengolahan kelapa. Seluruh bagian kelapa diolah tanpa ada yang terbuang, mulai dari karpet, media tanam, minyak kelapa, tepung kelapa, arang, briket dan lain-lain. Produk-produk tersebut dieskpor ke Rusia, Eropa, Tiongkok, Brazil, Paraguay, hingga Mesir.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dari 12 kecamatan yang ada di Touna, terdapat dua kecamatan yang memiliki produksi kelapa tertinggi yakni Ampana Tete dan Ampana Kota. Kementan kata Amran mendorong dua produk unggulan yakni jagung dan kelapa.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kedua komoditas ini bisa menggunakan lahan secara berdampingan melakui sistem tumpang sari”, jelas Amran. (RS)