Produktivitas Meningkat, Penyuluh Bersama Petani Klaten Panen Semangka
Produktivitas Meningkat, Penyuluh Bersama Petani Klaten Panen Semangka
Pilarpertanian - Kementerian Pertanian terus mendorong gerakan produksi, daya saing dan ramah lingkungan hortikultura yang disebut dengan program Gedor Horti. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kalikotes, Klaten giat mendampingi petani dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas. Diketahui, Petani di wilayah ini mempunyai pola tanam padi – padi – palawija, adapun pada saat tanam palawija, petani juga menanam hortikultura salah satunya semangka. Terhitung sampai bulan September 2020 hasilnya mencapai 4 ha.
Tugiman, Koordinator BPP Kalikotes menyampaikan tanaman semangka menghasilkan buah yang dapat langsung dikonsumsi tanpa harus dimasak. “Selain bergizi tinggi, rasanya juga manis dan buah ini juga mengandung banyak air sehingga sangat menyegarkan apabila dimakan pada saat siang hari”, tuturnya.
Yohana selaku PPL BPP Kalikotes yang turut mendampingi petani dalam berusahatani juga menjelaskan menanam semangka sebenarnya tidaklah sulit. “Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah kering, sangat cocok untuk ditanam saat musim kemarau saat ini” ujar Yohana.
Semangka memiliki daun berlekuk-lekuk ditepinya, bunganya sempurna, berwarna kuning, kecil (diameter 3cm). Buah semangka memiliki kulit keras, berwarna hijau pekat atau hijau muda dengan larik-larik hijau tua. Tergantung kultivarnya, daging buahnya yang berair berwarna merah atau kuning.
Ditambahkannya, semangka dapat dipanen pada umur 60 – 70 HST, tergantung dari jenis dan varietasnya. Ciri-ciri buah yang siap panen adalah warna kulit buah menguning pada pangkal tangkai buah telah mengering. Buah semangka dapat dipetik beserta tangkainya dan dipanen saat cuaca cerah.
Menurut Yohana, Kelompok Tani (Poktan) Tani Murni di Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes bersuka cita dengah hasil panen yang meraup keuntungan di tengah pandemi Covid-19. “Rata-rata produktivitas 20 ton per hektar dengan harga rata – rata Rp. 2.500 – Rp. 3.750”, jelasnya.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo kerap menyampaikan Pemerintah terus memastikan ketersediaan pangan di seluruh tanah air, baik ketersediaan barang pangan maupun ketersediaan akses untuk mendapatkannya. “Penyuluh wajib mendampingi petani untuk menggenjot produksi, sama-sama turun ke lapangan, sama-sama tanam, olah tanah, panen, mengolah hasil panen, mendistribusikan hasil panen, sehingga petani mendapat penghasilan yang layak,” tutur Mentan SYL.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan, pentingnya mengoptimalkan fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) melalui Kostratani. “BPP berfungsi sebagai pusat pembelajaran untuk penyuluh dan petani, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat konsultasi agribisnis dan pusat pengembangan jejaring kemitraan. Dan tentunya menjadi center of excellent semua aktivitas pertanian,” pungkas Dedi.(ND)