Rapat Kerja Nasional Kementerian Pertanian 2018
Rapat Kerja Nasional Kementerian Pertanian 2018
Pilarpertanian - Pilar – Menteri Pertanian Amran Sulaiman melaksanakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian 2018 di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (15/1/2018) bersama pejabat pusat hingga daerah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Amran tiba dilokasi sekitar pukul 09.15 WIB. Rapat ini juga dihadiri oleh Kepala Satgas Pangan, Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kementan. Ada pula, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemendes.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain itu juga hadir Dirjen Penanganan Fakir Miskin Kemensos, KPK, Mabes Polri, Aster KSAD, Danrem dan Dandim.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berdasarkan agenda Kementerian Pertanian, Rakernas tersebut mengangkat tema 'Mengangkat Kesejahteraan Petani'. Ada sekitar 1.000-an peserta yang hadir dalam rakernas hari ini.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam sambutannya, Amran menjelaskan beberapa pencapaian yang telah dilakukan Kementan, misalnya tidak melakukan impor beras medium pada tahun 2016 dan 2017.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kami ingin sampaikan beberapa hal pencapaian Kementan per hari ini. Kita di tahun 2016, 2017 tidak ada impor beras medium,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kemudian Amran juga membahas pencapaian ekspor bawang merah sebanyak 12 ribu ton ke 6 negara dan potensi dari Rawa Lebak.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Bawang merah impor 12 ribu ton hari ini ekspor 6 negara. Dulu kita negara pengimpor sekarang jadi pengekspor. Selain itu mimpi kita ke depan ada potensi luar biasa yang bisa di gali di negeri ini, contohnya Rawa Lebak,” ungkapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Amran menjelaskan rawa tersebut bisa diubah menjadi sawah yang dapat berproduksi satu tahun 3 kali. Sehingga potensi yang didapat bisa berlimpah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Contoh Rawa Lebak dulu kalau musim hujan bisa main perahu-perahuan, kalau musim kering, kebakaran. Hari ini disulap jadi lahan sawah itu sekitar 1000 hektar yang dulunya tempat bermain. Kita udah bilang ada rawa sehingga ada 10 juta potensi untuk dibangunkan kalau panen 3 kali maka bisa 30 juta maka ini harus kita kejar,” ujarnya
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ketika ditanya mengenai impor beras, Amran enggan mengomentari. Dirinya mengatakan bahwa pihaknya saat ini fokus melakukan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) terkait produksi tanam.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kita Rakernas pertanian kali ini domainnya adalah tanam produksi,” katanya singkat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ia justru menjelaskan bahwa pemerintah selama 2016-2017 tidak pernah melalukan impor beras medium. Hanya saja di tahun ini pemerintah memutuskan melakukan impor beras.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Yang terpenting kita tahun 2016-2017 tidak ada impor beras medium,” tegasnya lagi
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Amran ada banyak hal terkait kinerja Kementan yang bisa disoroti ketimbang impor beras. Contohnya terkait ekspor jagung.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dirinya hanya berharap yang terbaik atas keputusan Kementerian Perdagangan untuk melakukan impor beras khusus sebanyak 500.000 ton.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kita doakan saja yang terbaik untuk rakyat,” tutupnya.(RZ).