Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

17 January 2023

Respon Cepat Kementan Lakukan Penanganan Banjir di Areal Persawahan Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah

Respon Cepat Kementan Lakukan Penanganan Banjir di Areal Persawahan Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah
Kegiatan Penanganan Banjir di Areal Sawah di Desa Bulusari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah oleh Kementerian Pertanian untuk Mengatasi Dampak La Nina.
17 January 2023

Respon Cepat Kementan Lakukan Penanganan Banjir di Areal Persawahan Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah

Pilarpertanian - Dampak La Nina yang terjadi di musim tanam 2022/2023, lahan pertanian di Provinsi Jawa Tengah umumnya dilanda banjir sejak akhir Desember 2022. Kabupaten Demak menjadi kabupaten yang sering terdampak banjir selain karena curah hujan yang tinggi, akan tetapi juga lokasinya berada di hilir, topologi tanah cekungan dan meluapnya air rob serta dibukanya Waduk Wilalung dan Kedungombo yang mengaliri 3 Kabupaten sekitar Demak menjadi penyebab utama banjir.

Koordinator Tingkat Kabupaten Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (Koortikab POPT) Demak Provinsi Jawa Tengah, Mundi Marsono, mengatakan bahwa upaya mitigasi dan antisipasi berupa pengerukan sungai domba sayung, sungai pucang gading lama serta normalisasi Sungai Seruni telah dilakukan sebelum terjadinya banjir di area persawahan Desa Prapelan. “Selain itu juga dilakukan pompanisasi untuk membuang air ke kanal selama 2 hari berturut-turut. Banjir tersebut tidak mengganggu ketersediaan pangan terutama beras di Kabupaten Demak,” terang Mundi.

Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Heri Wuryanta mengatakan bahwa di tengah situasi banjir yang melanda sejumlah titik persawahan di Kabupaten Demak, bahan pangan Kabupaten Demak masih terjaga. “Dari sekian lahan sawah yang puso, sebagian besar lahan di Kabupaten Demak sedang panen raya. Alhamdulillah, harga jual gabah saat ini juga bagus. Produksi padi di Kab. Demak rata-rata 250.000-300.000 ton/ tahun. Sehingga kami siap mensuplai daerah lain,” tandas Heri.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, Agus Hermawan mengatakan bahwa saat ini ketersediaan pangan di Kabupaten Demak aman, bahkan bisa memasok kebutuhan pangan khususnya beras di Kabupaten sekitar. “Kami akan terus melakukan berbagai upaya dalam rangka menjaga pertanaman pangan dari OPT maupun DPI. Rencananya minggu depan, Bapak Menteri Pertanian akan datang ke Kabupaten Demak untuk agenda panen raya,” terang Agus.

Selaras dengan Agus Hermawan, Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Jawa Tengah, Herawati Prarastiyani, mengatakan bahwa banjir yang terjadi saat ini tidak akan menganggu produksi pangan padi di Provinsi Jawa Tengah, “Upaya untuk menekan puso akibat banjir, telah dilakukan pompanisasi, normalisasi saluran. Pompa air bantuan Kementan telah diterjunkan untuk menekan puso,” tutup Herawati.

Dihubungi secara terpisah, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Mohammad Takdir Mulyadi, mengatakan bahwa Kementan terus mengupdate data laporan banjir dari teman-teman di lapangan. Diharapkan laporan ini bisa menjadi benchmark bagi kami untuk mengambil keputusan yang tepat dan cepat. “Puso akibat banjir di Jawa Tengah pada bulan Desember tahun ini masih lebih rendah dibandingkan tahun lalu,” jelas Takdir. “Langkah antisipasi dampak iklim ekstrim diantaranya dengan mapping wilayah rawan banjir, pemantauan rutin informasi BMKG sebagai Early Warning System, pompanisasi dan mendaftarkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP),” sambung Takdir.

Lebih lanjut, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menjelaskan penanganan banjir di wilayah terdampak yang menyebabkan massive destructive bagi areal persawahan. “Dibutuhkan kerja sama kolektif dan komprehensif dari stakeholder, POPT, PPL dan petani sehingga penanggulangan dampak pasca banjir dapat diselesaikan dengan cara yang efektif dan efisien,” pungkas Suwandi.

Tantangan besar pertanian yang dihadapi sekarang ini mesti dihadapi dengan langkah konkret dan komprehensif oleh seluruh stakeholder pertanian. “Seluruh stakeholder pertanian mesti siap siaga mengamankan pertanian Indonesia. Ini bukan amanat saya, tapi amanat Undang-Undang Dasar. Tugas yang besar ini harus kita lakukan dengan langkah yang tegap, demi menjaga ketahanan pangan untuk 270 juta rakyat Indonesia,” tegas Syahrul Yasin Limpo.(PW)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *