SDG Pertanian Harus Dikembangkan Secara Intensif dan Berkelanjutan
SDG Pertanian Harus Dikembangkan Secara Intensif dan Berkelanjutan
Pilarpertanian - Indonesia memiliki potensi sumber daya genetik (SDG) pertanian yang melimpah. Kekayaan SDG tersebut bernilai ekonomi tinggi jika dikembangkan secara intensif dan berkelanjutan.
Ketua Komisi Nasional Sumber Daya Genetik Pertanian, Fadjry Djufry, yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) mengatakan, SDG pertanian harus dimanfaatkan dengan optimal, selaras dengan perkembangan teknologi.
“Perlindungan terhadap kekayaan sumber daya genetik asli Indonesia perlu diperhatikan agar tidak dimanfaatkan oleh pihak yang tidak berhak,” kata Fadjry dalam sambutan yang dibacakan oleh Kepala Balai Besar Litbang Bioteknologi dan SDG Pertanian (BB Biogen), Mastur pada Webinar ‘Tantangan Baru Pengelolaan Sumber Daya Genetik Pertanian untuk Kemakmuran Bangsa’ di Bogor, Rabu (29/7/2020).
Fadjry mengungkapkan, sinergi antara petani dengan pemulia perlu ditingkatkan agar produk yang dihasilkan bernilai unggul dan dapat langsung diadopsi oleh produsen maupun petani.
“Pemanfaatan sumber daya genetik secara konvensional dapat dilakukan melalui participatory plant breeding atau community biodiversity management,” jelasnya.
Selain pemanfaatan SDG, Fadjry juga memberi perhatian terhadap kerja sama internasional. Menurutnya, implementasi dari setiap perjanjian internasional yang berkaitan dengan pemanfaatan/akses SDG pertanian perlu dioptimalkan agar Indonesia mendapatkan keuntungan yang sepadan.
Begitu juga dengan pertukaran materi genetik atau dematerialisasi. Fadjry menilai dematerialisasi tidak bisa dihindari dengan pesatnya teknologi dan keterbukaan sumber data, khususnya data genomik.
“Kita harus mampu memanfaatkan data genomik untuk memperbaki sifat produk pertanian. Misalnya dalam mengidentifikasi sekuen kunci yang mengendalikan sifat penting tertentu dari tanaman, dengan bantuan teknologi pengeditan genom tanaman dapat diperbaiki sehingga memiliki sifat penting tersebut”, pungkasnya.
Sementara itu, Kepala BB Biogen, Mastur mengatakan, konservasi sumber daya genetik bisa dilakukan secara in situ di tempat habitatnya atau secara ex situ berupa kebun raya atau bank gen. Pemetaan komoditas-komoditas penting Indonesia juga perlu didokumentasikan sebagai dasar riset khususnya yang berbasis bioteknologi.
“Balitbangtan telah memiliki Pusat Genom Pertanian Indonesia yang mencakup 12 komoditas baik tanaman, ternak, maupun mikroba. Pusat Genom Pertanian Indonesia ini diakses oleh berbagai negara, sehingga kita bisa memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan di dunia,” terangnya.
Sebagai informasi, Komisi Nasional Sumber Daya Genetik (Komnas SDG) dibentuk pada tahun 2018 untuk mendukung terwujudnya SDG Indonesia yang lestari dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Tugas Komnas SDG diantaranya menyiapkan bahan/saran pertimbangan pengelolaan sumber daya genetik bagi pembangunan nasional dan memberikan pengetahuan (sosialisasi) kepada publik berkaitan dengan keanekaragaman genetik.
Webinar yang berlangsung selama tiga jam ini diikuti sekitar 600 peserta melalui Aplikasi Zoom dan Youtube. Para peserta terdiri dari anggota Komnas SDG, anggota Komda SDG, pejabat Eselon II Lingkup Kementan, para pakar Komnas SDG, perwakilan FAO di Indonesia, akademisi, mahasiswa dan umum.
Sementara topik yang dibahas adalah yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya genetik pertanian, yaitu integrasi petani dengan pemulia dalam pengelolaan sumber daya genetik oleh Prof. Sugiono, perjanjian atau kerjasama internasional sumber daya genetik pertanian oleh Mastur PhD, dan dematerilisasi sumber daya genetik pertanian oleh Dr. Puji Lestari.(ND)