Singkong, Produk Lokal yang Prospek Jadi Olahan Internasional
Singkong, Produk Lokal yang Prospek Jadi Olahan Internasional
Pilarpertanian - Ubi kayu, atau yang lebih dikenal dengan Singkong, merupakan bahan pangan lokal yang mempunyai prospek untuk dikembangkan sebagai bahan olahan makanan bertaraf internasional.
Hal ini disampaikan oleh Camat Sembawa, Nurlaila dalam Kegiatan Pelatihan dan Penyuluhan Pemberdayaan Perempuan untuk Mendukung Ketahanan Pangan Keluarga dan Keluarga Kecil Menengah, Sabtu (12/09).
Kegiatan ini diikuti oleh anggota kelompok wanita tani (KWT) Mawar dan KWT Anggrek di Desa Purwosari, Kecamatan Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
Kepala Desa Purwosari, Ketua PKK, Sekretaris Desa, Pendamping Desa dan Penyuluh Pertanian dari Dinas Pertanian Kabupaten Banyuasin juga hadir dalam kegiatan yang dilaksanakan di Kantor Desa Purwosari.
Nurlaila menyampaikan, dengan memanfaatkan bahan pangan lokal, masyarakat bisa mandiri pangan. Selain itu, cara ini juga bisa meningkatkan pendapatan petani lokal.
Hal ini merupakan dukungan atas apa yang diarahkan Bupati Musi Banyuasin terkait dukungan pembangunan pertanian terutama dengan pemanfaatan bahan pangan lokal.
Kelompok Wanita Tani (KWT) yang berada di wilayah binaan Ratih Pranacitra Juanda, Penyuluh Pertanian (PPL) Desa Purwosari, mengikuti pelatihan dan penyuluhan tentang pengolahan pangan berbahan pangan lokal. Adapun produk olahan yang dipelajari adalah produk olahan setengah jadi dan produk olahan makanan langsung.
Produk olahan setengah jadi yang dibuat adalah Aneka Tepung, antara lain tepung pisang, tepung ganyong, tepung mokaf, tepung talas dan tepung ubi jalar. Sedangkan produk olahan jadi yang dibuat adalah Pie Brownies, Pie Buah dari Tepung Mokaf, Biskuit dari Tepung Pisang, Roti Goreng Aneka Rasa dan Selai Nanas.
Ratih menargetkan masyarakat dapat mengoptimalkan pemanfaatan bahan pangan lokal. Dengan harapan untuk mengurangi penggunaan tepung terigu dengan cara mengganti tepung terigu menggunakan aneka tepung yang terbuat dari bahan pangan lokal.
“Untuk pertemuan berikutnya, kami akan mencoba mempraktikkan pembuatan Mie Ayam Mokaf. Karena, setelah saya mengikuti pelatihan pengolahan ubi kayu di Balai Pelatihan Pertanian Lampung, hasil praktik saya berhasil. Dan ini yang akan saya sampaikan ke petani dan KWT binaan saya,” tutur Ratih.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan akibat pandemi covid-19, Indonesia dituntut untuk berdiri dengan hasil produksi sendiri.
“Kita harus memperkuat ketahanan pangan nasional dan cara yang bisa ditempuh adalah memperkuat diversifikasi pangan lokal.” tegas Dedi.
Kegiatan ini sesuai dengan kebijakan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) tentang diversifikasi pangan.
“Kementerian Pertanian mengupayakan diversifikasi pangan sebagai salah satu program peningkatan ketersediaan pangan di era normal baru. Jangan ada lahan kosong dan menganggur, manfaatkan untuk tanam komoditas pangan,” tutur Mentan SYL.(ND)