Solusi Permanen Menanggulangi Kemiskinan Petani Yang Hidup di Lahan Sup Optimal
Solusi Permanen Menanggulangi Kemiskinan Petani Yang Hidup di Lahan Sup Optimal
Pilarpertanian - Pilar-Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) akan melakukan optimalisasi pengelolaan lahan sub-optimal untuk pengembangan tanaman pertanian. Lahan sub-optimal adalah lahan marginal meliputi lahan kering, lahan kering masam, lahan di bawah tegakan, lahan rawa, lahan pasang surut, dan lahan salin.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pusat Data dan Iformasi Daerah Rawa dan Pesisir, mencatat luas lahan rawa di Indonesia sekitar 33.393.570 hektar yang terdiri dari 20.096.800 hektar (60,2%) lahan pasang surut dan 13.296.770 hektar (39,8%) lahan rawa non-pasang surut (rawa lebak). Lokasinya tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Di provinsi Sumatera Selatan ada sekitar 240 ribu hektar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Pending Dadih Permana, potensi lahan rawa sangat besar, tapi belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal. “Kuncinya, bagaimana mengelola tata air mikro di lahan rawa tersebut, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman pertanian yang lebih produktif”, ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dia menceritakan. Ketika ditugaskan oleh Menteri Pertanian sebagai penanggung jawab Upsus (Upaya Khusus) Percepatan Swasembada padi, jagung dan kedelai (Pajale) di Sumatera Selatan tahun 2015, melihat potensi lahan rawa tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Sudah puluhan tahun, petani hanya bisa menanam padi satu kali satu tahun. Hasilnya pun tidak seberapa”, ungkap Dadih Permana usai memberikan pengarahan pada Rapat Koordinasi Upus Pajale Sumatera Selatan,di Hotel Horizon, Palembang, Kamis malam (6/7/2017).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dengan kondisi tersebut, dia mengajak Sukarta dari PT.Buyung Poetra Sembada, pengusaha beras di Palembang untuk mau mengelola lahan rawa tersebut, agar dapat ditanami padi 2-3 kali satu tahun (IP3). Belum sampai melihat aktivitas Sukarta, awal tahun 2016, dia ditugaskan ke provinsi Jawa Tengah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Alhamdulillah, setelah kembali lagi ditugaskan di Sumatera Selatan, bulan Juni 207, dia melihat, Sukarta ternyata sudah berhasil mengelola lahan rawa menjadi lahan sawah. Bahkan sudah dapat ditanami padi hinga 3 kali setahun (IP3) di berapa lokasi seperti di Desa Talang Pangeran III dan Desa Pelabuhan Dalam Kec. Pamulutan Kab. Ogan Ilir, Sumsel seluas 228 hektar”, ungkap Dadih Permana.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ketika Pilar berkunjung ke di Desa Pelabuhan Dalam Kec. Pamulutan, lahan rawa yang dikelola oleh Sukarta seluas 50 hektar sudah ditanami padi varietas Pandan Wangi 3 kali setahun (IP3) , dengan produktivitas 7 ton/ha. “Kuncinya, adalah pengelolaan tata air dengan membangun saluran air dan tanggul-tanggul di lahan rawa. Dan untuk mengatur pembuangan dan pemasukan air di bangun pompo-pompa pada skala luas 200 hektar”, kata Sukarta.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dirjen PSP berharap, keberhasilan Sukarta mengelola lahan rawa menjadi lahan sawah produktif akan menjadi contoh bagi petani sekitar. Kita akan mengduplikasi keberhasilan ini ke provinsi lain seperti Jambi, Riau, Kalbar, Kalteng dan Kalsel. “Kita akan bangun pilot-pilot proyek percontohan di daerah tersebut. Ini merupakan “Solusi Permanen Penanggulangan Kemiskinan Petani Yang Hidup di Lahan Sup-Optimal”, tegas Dadih Permana.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase kemiskinan di Indonesia masih tinggi. Pada bulan September 2016, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia sebanyak 10,70 persen atau berjumlah 27,76 juta orang, dimana sebanyak 10,49 juta (7,73 persen) berada di daerah perkotaan dan 17,28 juta orang (13,96 persen) hidup di perdesaan. Sebagian besar atau 60 persen adalah petani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
MEMANTAPKAN SWASEMBADA PANGAN Tim Pakar Upaya Khusus (Upsus) Swasembada Pangan Kementan Dr. Ir. Sam Herodian, setelah melihat langsung pengelolaan lahan rawa menjadi lahan sawah di Desa Pelabuhan Dalam Kec. Pamulutan Kab. Ogan Ilir, mengatakan bahwa keberhasilan ini akan memantapkan swasembeda beras yang sudah berhasil dicapai tahun 2016”, tegasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Hal ini akan memperkuat keyakinan kita untuk melaksanakan visi : “Indonesia Menuju Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045”. Sebab, persoalan lahan untuk mendukung visi tersebut, akan dapat diatasi. Ada sekitar 20 juta hektar lahan rawa yang potensial untuk pengembangan pertanian”, ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Tahun 2017, kita akan dikembangkan di Kab. Ogan Ilir seluas 1.200 hektar. Totalnya untuk provinsi Selatan seluas 5.000 hektar”, sambungnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Provinsi Sumatra Selatan, Erwin Noor Wibowo, sangat berterima kasih kepada Kementerian Pertanian. Dengan adanya program Upsus Pajale yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman, provinsi Sumatera Selatan sangat terbantu.” Inilah saatnya kita bisa meningkatkan kesejahteraan petani Sumatera Selatan, terutama mereka yang tinggal dan hidup di lahan-lahan marginal”, katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Sumsel tidak mampu, jika hanya mengandalkan anggaran dari APBD dan APBN murni saja. Dengan bantuan Uspsus yang cukup besar untuk Sumsel, dia minta kepada semua aparat dinas pertanian di provinsi dan kabupaten/kota untuk bekerja keras mensukseskan program pemerintah, termasuk program optimalisasi lahan rawa.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Marilah kita bekerja sama, bahu membahu dengan aparat TNI Kodam Sriwijaya Palembang”, harapannya ketika memberikan arahan pada peserta Rakor Upsus Pajale yang dihadiri oleh aparat dinas pertania provisi, kabupaten/kota, Aster Pangdam Sriwijaya dan Dandim wilayah kerja Kodam Sriwijaya. (RS)
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com