Sukses di Tahun 2021, Kegiatan P3-PHT di Lampung Lanjut Lagi Tahun 2022
Sukses di Tahun 2021, Kegiatan P3-PHT di Lampung Lanjut Lagi Tahun 2022
Pilarpertanian - Pemberdayaan Petani dalam Pemasyarakatan Pengelolaan Hama Terpadu (P3-PHT / P4) merupakan kegiatan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petani tentang teknik budidaya tanaman yang sehat berdasarkan prinsip PHT, meningkatkan keterampilan petani dalam mengembangkan dan mengaplikasikan agens pengendali hayati, pestisida nabati dan/atau pengenalan dan pemanfaatan perangkap hama, dan/atau tanaman refugia di wilayahnya sesuai dengan kondisi serangan OPT dan kebutuhan spesifik lokasi. Kegiatan yang telah berjalan sejak tahun 2021, akan kembali dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan pada tahun 2022 ini.
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Mohammad Takdir Mulyadi saat dihubungi hari Rabu (10/3) menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat menggiatkan semangat PHT di kalangan petani. “Kegiatan P4 ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi, partisipasi dan kemampuan petani dalam melakukan pengelolaan agroekosistem sesuai dengan prinsip dasar PHT. Selain itu juga agar meningkatkan kapasitas petani dalam mengembangkan dan mengaplikasikan agens pengendali hayati, pestisida nabati dan/atau pengenalan dan pemanfaatan perangkap hama, dan/atau tanaman refugia di wilayahnya sesuai dengan kondisi serangan OPT dan kebutuhan spesifik lokasi”, jelas Takdir.
“Pada tahun 2022 ini kegiatan P4 akan dilaksanakan sebanyak 149 unit tersebar di 24 Provinsi”, sebut Takdir. Seperti halnya tahun lalu, pada tahun 2022 Provinsi Lampung kembali dipercaya untuk mengikuti kegiatan P4. Kepala UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Bagiyo Warsito berterima kasih bahwa provinsinya menjadi bagian dari 24 provinsi yang mendapat amanat menjalankan kegiatan P4 pada tahun ini. “Provinsi Lampung pada tahun ini mendapat alokasi kegiatan P4 sebanyak 10 unit yang tersebar di 4 Kabupaten/Kota yaitu Lampung Tengah, Lampung Utara, Pesawaran dan Pringsewu,” ujar Bagiyo.
“Kami bersyukur bahwa petani Lampung dapat kembali dipercaya untuk mengikuti kegiatan P4. Tahun lalu kami terbilang cukup sukses dalam menjalankan kegiatan P4. Pada tahun 2021 lalu, 10 unit kelompok tani yang mengikuti kegiatan P4 telah berhasil memperbanyak agens pengendali hayati (APH) tidak hanya dari jenis jamur seperti Trichoderma, Metarhizium, namun juga dari jenis bakteri seperti Paenibacillus polymyxa.
Lebih hebatnya lagi, perbanyakan tersebut berasal dari isolat APH dari hasil eksplorasi kelompok tani sendiri atau bukan isolat dari lab. Hal tersebut membuktikan petani peserta P4 tahun lalu berhasil membuktikan diri mampu memproduksi APH secara mandiri dan spesifik lokasi”, imbuh Bagiyo.
Salah satu peserta kegiatan P4 tahun lalu, Kelompok Tani Rajawali diwakili oleh ketuanya Holilludin mengungkapkan rasa syukurnya bisa merasakan manfaat dari kegiatan yang telah diikutinya tersebut. “Sebelum kegiatan P4 biasanya lahan kami panen padinya hanya berkisar di 6 ton/Ha, namun dengan adanya kegiatan ini kami mampu panen hingga mencapai 8 ton/Ha pada luasan panen 25 Ha. Hal tersebut membuktikan ke kami bahwa bertani tanpa menggunakan pestisida kimiawi secara berkala dan cukup menggunakan bahan pengendali ramah lingkungan seperti agens pengendali hayati dan pestisida nabati tidak beresiko menurunkan hasil panen kami. Justru malah hasil panen kami meningkat, Tanaman padi kami pun saat tumbuh terlihat lebih sehat tanpa banyak mendapat gangguan dari serangan hama penyakit”, ungkap Holilludin.
Novi Yanto, selaku ketua Kelompok Tani Bina Usaha Tani II yang juga peserta kegiatan P4 Tahun 2022 merasa bersyukur dapat turut serta pada kegiatan tersebut. “Kami ingin banyak belajar mengenai pemanfaatan agens hayati dalam membantu mengendalikan hama penyakit di pertanaman kami. Harapannya panen kami juga ikut meningkat dengan menerapkan prinsip-prinsip PHT tanpa menggantungkan diri pada penggunaan pestisida kimia”, tutur Novi.
Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi terus mendorong dan mendukung praktek-praktek kegiatan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) berbasis alami dengan menggunakan agens hayati sebagai bahan pengendaliannya. “Dengan semakin meningkatnya kesadaran petani terhadap pentingnya budidaya tanaman sehat demi keberlanjutan pertanian, diharapkan juga kesejahteraan petani turut meningkat karenanya. Dengan demikian, hal ini turut mendukung percepatan terwujudnya pertanian maju, mandiri dan modern. Hal ini, sesuai arahan Mentan SYL produksi pangan harus jalan terus tetapi hal-hal yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani juga harus dilakukan karena mereka ujung tombak ketahanan pangan negara kita”, tegas Suwandi.(ND)