Sulteng Bertekad Serap Beras Petani 10-30 Persen
Sulteng Bertekad Serap Beras Petani 10-30 Persen
Pilarpertanian - Pilar – Saya senang sekali hari ini ada kesepakatan dari para pengusaha beras di Sulteng untuk menjual berasnya ke Perum Bulog Divre Sulteng 10-30% dengan mengikuti HEP dan persyaratan Perum Bulog” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementan Dr Agung Hendriadi dalam acara Rapat Koordinasi Serapan Gabah/Beras Petani Propinsi Sulteng di Palu Rabu (11/7/2018).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Agung mengatakan bahwa stok beras pemerintah sangat penting dalam menstabilkan harga beras sehingga perekonomian nasional berjalan baik.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Agung hingga hari ini realisasi serapan beras Perum Bulog sebesar 1.081.349 ton atau sekitar 46,81% dari target nasional sebesar 2.724.000 ton. Sementara itu Perum Bulog Divre Sulteng sudah merealisasikan 9.734 ton dari target 50.000 ton atas baru terealisasi sekitar 19.47%.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Perum Bulog Divre Sulteng Khozin, SH mengatakan bahwa ia dan segenap jajarannya siap melaksanakan program SERGAP (serapan gabah/beras petani) bersama-sama dengan TNI dan Tim Upsus Kementan. Perum Bulog Sulteng yang terdiri dari Divre Sulteng, Sub-Divre Poso, Sub-Divre Luwuk, dan Sub-Divre Toli-toli tahun 2017 lalu berhasil mencapai realisasi 43.354 ton dari target 42.160 ton atau berhasil melampaui target sekitar 103%.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Tahun ini, kita berusaha sekuat tenaga untuk mencapai target SERGAB sebesar 50.000 ton”, ujar Khozin.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Penanggungjawab UPSUS Pajale Propinsi Sulteng Dr Mat Syukur mengatakan bahwa bulan Juli dan Agustus ini potensi panen di Sulteng berturut-turut sekitar 15.000 ha dan 20.000 ha. “Bila produktivitas padi 5 t/ha dan rendemen beras terhadap gabah 50% dengan target SERGAP 10%, maka pada bulan tersebut akan terealisasi SERGAP masing-masing sekitar 3.750 ton dan 5.000 ton.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Mat Syukur mengatakan bahwa kualitas beras di musim gadu sekarang ini tentu akan lebih baik dibandingkan dengan musim rendeng karena pengeringan gabah di musim kemarau jauh lebih efektif dibandingkan pengeringan di musim hujan. “Ini akan berimbas kepada kualitas beras seperti kadar air dan persentase beras patah yang lebih baik pada musim gadu dibandingkan musim rendeng”, ujar Mat Syukur.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Seorang pengusaha beras asal Banggai, Made mengatakan bahwa ia dan rekannya siap menjual beras ke Perum Bulog 10-30% dari total beras yang diperjual belikannya. Ia berterima kasih kepada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Kementan yang telah memberikan bantuan alsintan terutama combine harvester sehingga para petani dapat panen dengan efektif, cepat, dan murah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Ke depan, semoga pemerintah juga memberi bantuan pengering (drier) yang sangat diperlukan petani terutama saat panen di musim hujan”, kata Made berharap.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hal ini diamini oleh pengusaha beras lainnya dari Tolai, Kab. Parimou Nyoman Suartana yang mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya siap menjual beras ke Perum Bulog. Bulan Juli ini saja saya sudah setor beras 300 ton dan di akhir bulan ini akan setor lagi 700 ton lagi, sehingga total setor beras bulan ini 1000 ton, ujar Nyoman bangga. (DN)