Tingkatkan Indeks Pertanaman, Kementan Canangkan IP 400 Seluas 5.000 Hektare di Bantul
Tingkatkan Indeks Pertanaman, Kementan Canangkan IP 400 Seluas 5.000 Hektare di Bantul
Pilarpertanian - Kementerian Pertanian bersama Pemda DIY kembangkan program IP 400 dengan menanam padi genjah di atas lahan 5.000 hektare di Bantul. Program super prioritas Kementan ini menargetkan empat kali tanam dan panen dalam setahun. Gerakan tanam dilaksanakan di desa Tegallayang, Caturharjo, Pandak, pada hari Rabu (9/3). Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih yang turut hadir dalam acara tersebut menyatakan bahwa program IP 400 dapat meningkatkan produksi padi Bantul agar lebih menguatkan ketahanan pangan.
“Karena kita tidak tahu di masa depan ini seperti apa, sehingga kita harus memiliki stok yang cukup. Stok padi sebagai makanan pokok yang cukup dan terjangkau harganya oleh masyarakat. Panen setahun kira-kira empat kali, ini stok kita melimpah. Tidak ada kekhawatiran akan terjadi krisis pangan. Karena sudah kita siapkan, kita antisipasi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Sugeng Purwanto mengatakan, IP 400 dipilih untuk meningkatkan produksi padi. Saat ini, lahan pertanian terus menyusut sehingga butuh padi yang usia tanamnya lebih pendek. Program IP 400 ini menggunakan tanaman padi varietas genjah yang umurnya lebih pendek. Dalam setahun bisa dipanen empat kali dengan kapasitas produksi mencapai 6,5 hingga 7 ton per hektar. “Varietas genjah itu umurnya pendek, 70 hingga 74 hari sudah bisa panen sehingga dalam satu tahun bisa panen empat kali,” katanya.
Di tempat sama, Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Enie Tauruslina Amarullah mengatakan, pada 2022 Kementan menyalurkan bantuan kepada Pemda DIY sebesar Rp 5,16 miliar. “Khusus di Bantul luasannya cukup besar,” katanya.
Ia mengungkapkan, kegiatan yang dicanangkan di Provinsi DIY yaitu Optimalisasi Peningkatan Indeks Pertanaman (OPIP) sebagai program utama Mentan Syahrul Yasin Limpo, diharapkan dapat dicapai melalui peningkatan produksi IP 400.
“Sistem yang kita lakukan dengan sistem mekanisasi pra dan pasca panen, penggunaan pupuk organik dari kompos dan limbah tanaman dan ternak,” ujarnya. Ia mengungkapkan bahwa pola tanam IP 400 yakni adalah menanam sebanyak empat kali dalam satu tahun, tak hanya model padi-padi-padi-padi. Namun untuk peningkatan produksi sistem IP 400, ada juga metode lain yakni berupa padi-palawija-padi-palawija.
“Ataupun padi-padi-palawija-padi, ataupun kita menggunakan sistem pola lain yang sesuai kondisi setempat. Pola tanam IP 400 juga bisa diterapkan melalui jagung-kedelai-jagung-kacang hijau atau pola lainnya sesuai dengan kondisi setempat,” tandasnya.(ND)