Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

19 August 2018

12.000 Aksesi Tanaman Pangan dan 1.400 Mikroba Ada di Bank Gen Indonesia

12.000 Aksesi Tanaman Pangan dan 1.400 Mikroba Ada di Bank Gen Indonesia
19 August 2018

12.000 Aksesi Tanaman Pangan dan 1.400 Mikroba Ada di Bank Gen Indonesia

Pilarpertanian - Pilar – Kemeriahan peringatan hari kemerdekaan RI di Balai Besar Biogen Balitbangtan Bogor diwarnai dengan kunjungan Prof Hugh W. Pritchard dari Royal Botanic Garden KEW, Inggris. Pakar konservasi benih tersebut telah lama terlibat dalam proyek Millenium Seed Bank.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kunjungan ini diawali dengan diskusi tentang teknis pengelolaan bank gen khususnya benih. Poin pentingnya adalah memastikan kualitas benih sebelum dan selama proses konservasi untuk menjamin ketersediaan benih yang dapat ditumbuhkan kembali setelah penyimpanan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kunjungan Prof Hugh di Bank Gen Balitbangtan, didampingi oleh Dr. M. Sabran (Direktur SmartD Project), Dr. Sustiprijatno (Kabid KSPHP) serta beberapa peneliti konservasi dari BB Biogen.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Bank gen tersebut beroperasi sejak tahun 2016. Di gedung ini, terdapat fasilitas penyimpanan benih jangka pendek (working collection) pada suhu 14-16°C, jangka menengah (medium term) pada suhu 4°C serta penyimpanan jangka panjang pada suhu -20°C untuk benih dan pada suhu -80°C untuk DNA.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Saat ini, Bank Gen Balitbangtan di BB Biogen telah menyimpan lebih dari 12.000 aksesi dari 20 lebih spesies tanaman pangan, yang terdiri atas berbagai jenis serealia (padi, jagung, gandum, sorgum, jewawut, hanjeli dan wijen), aneka kacang (kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang tunggak, bambara, komak, gude dan kacang nasi), serta aneka ubi (ubikayu, ubijalar, talas, belitung, ganyong, garut, ubi kelapa, gembili, kentang hitam, suweg dan iles-iles). Selain itu juga terdapat koleksi tanaman hortikultura, perkebunan dan pakan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Semuanya diperoleh dari berbagai penjuru Indonesia dan luar negeri baik melalui eksplorasi, pertukaran, introduksi, penitipan, atau hasil pemuliaan yang berupa aksesi spesies utama dan kerabat liar, ras dan varietas lokal, serta galur dan varietas hasil pemuliaan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain Sumber Daya Genetik (SDG) atau plasma nutfah tanaman, Bank Gen Balitbangtan juga menyimpan sekitar 12.000 aksesi tanaman pangan dan 1.400 mikroba. Ke depan juga dapat mengkoleksi material genetik ternak.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Prof Hugh berkomentar bahwa pengelolaan koleksi di lapang merupakan pekerjaan yang sangat berat sehingga konservasi di bank gen benih dan in vitro merupakan pilihan yang tepat untuk menjamin ketersediaan koleksi dalam jangka menengah dan panjang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sejalan dengan hal itu, BB Biogen saat ini sedang intensif melakukan penelitian supaya menghasilkan teknologi pertumbuhan minimal dan kriopreservasi untuk konservasi jangka menengah dan panjang. Kesiapan SDM dan teamwork sangat penting dalam mendukung aplikasi rutin teknologi tersebut di bank gen, terutama kriopreservasi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Prof Hugh menekankan bahwa kualitas awal benih dan penanganan sebelum penyimpanan harus sangat diperhatikan karena sangat menentukan umur simpan dan kualitas benih selama penyimpanan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Variasi karakter benih, baik secara morfologi (bobot, ukuran, proporsi), kandungan kimia (jenis dan kadar lemak) serta sifat benih (ortodoks, rekalsitran, intermediate) juga perlu dicermati karena menjadi penentu jenis metode dan kondisi simpan yang efektif untuk menjamin benih dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama tanpa mengalami banyak penurunan kualitas.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Indonesia adalah negara tropis dengan kelembaban tinggi sehingga perlu upaya yang lebih besar dalam mempertahankan RH benih pada 15-30% sehingga umur simpan benih menjadi lama.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
RH selama proses pengeringan benih itu lebih penting daripada RH ruangan. Jadi strateginya adalah turunkan RH benih, kemas benih dengan metode dan menggunakan bahan yang dapat menstabilkan RH benih dan simpan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pada akhir kunjungan, sekali lagi Prof Hugh menekankan pentingnya menjaga benih pada kelembaban rendah dan identifikasi perubahan fase kandungan lemak pada berbagai suhu (dengan alat differential scanning calorimetry) untuk menentukan teknik penyimpanan yang optimal, baik secara dry storage maupun kriopreservasi. (DHR)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *