Ketersediaan Pangan Cukup Distribusi Perlu Pengawasan
Ketersediaan Pangan Cukup Distribusi Perlu Pengawasan
Pilarpertanian - Pilar – Memasuki hari pertama puasa, masyarakat tidak perlu khawatir dalam mencukupi kebutuhan pangannya, karena ketersediaan pangan cukup.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Sekali lagi saya katakan, masyarakat tidak perlu khawatir, karena ketersediaan pangan kita cukup, bahkan sampai pasca idulfitri 2018. Ini saya bicara berdasarkan data-data yang kami miliki,” Kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi, ketika menerima beberapa media di ruang kerjanya, Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (17/5/2018).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Agung menjelaskan bahwa, tugas Kementan menjaga produksi agar mampu memenuhi stok sesuai kebutuhan. Contohnya kebutuhan beras setiap bulan sekitar 2,5 juta ton berarti harus bisa menghasilkan beras diatas 2.5 juta ton.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Maka kita upayakan setiap bulan bisa panen 1 juta hektar, artinya akan menghasilkan GKP 6 ton/ha konversi menjadi beras 3.5 juta ton,” jelas Agung.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kalau konsumsi 2.5 juta ton maka akan surplus. Untuk Mei-Juni total produksi 8.2 juta ton. Jadi untuk kebutuhan Mei-Juni sekitar 5 juta ton atau naik sedikit untuk lebaran ada kenaikan 20 %, jadi semua masih aman,” tambahnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sedangkan untuk bawang dan cabe permintaan pada bulan Mei-Juni akan naik 20 %, bawang. Namun komoditi ini 3 bulan sebelumnya sudah di tanam.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Jadi luas tanam, 3 bulan sebelumnya sudah ditambahkan. Jadi itu sudah kita antisipasi”, jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Poduksi pada saat bulan Ramadhan meningkat 30 %, begitu juga dengan komoditas yang lain (ayam, telur). Daging ayam bahkan sudah ekspor. Oleh sebab itu, tidak ada alasan harga naik untuk semua komoditas, karena stok terjamin”, tegasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam hal ini, kerjasama memperlancar distribusi bahan pangan sangat penting.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Agung, pemerintah sudah jauh-jauh hari melakukan koordinasi untuk mengantisipasi masalah yang akan muncul.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Masalah pengawasan distribusi menurut Agung perlu menjadi perhatian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Negara kita ini sangat luas, dan sebagai negara kepulauan masalah distribusi bahan pangan harus diperhatikan, karena tidak semua daerah merupakan daerah sentra produksi pangan,” kata Agung.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Agung mengakui, distribusi pangan terlalu panjang, sehingga sampai kekonsumen akhir harganya mahal. Untuk memutus matarantai distribusi pangan, Badan Ketahanan Pangan sejak 2016 mengembangkan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) melalui TTI, dan pada 2018 jumlah PUPM berkembang menjadi 1.156 Gapoktan dan 3.000 TTI di 22 provinsi dan pada tahun 2018 ada 20 provinsi yang membangun Toko Tani Indonesia Center (TTIC).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Melalui TTI dan TTIC, masyarakat dapat membeli bahan pangan berlualitas dan harganya lebih murah dibanding dipasar lainnya,” jelas Agung.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kenapa berkualitas dan lebih Murah!?, karena produknya fresh dari petani, dan kita sudah potong matarantai distribusinya,” tambah Agung.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Agung, saat ini BKP Kementan melalui Toko Tani Indonesia, bekerja sama dengan PD PasarJaya, di 235 titik, pasar di seputaran DKI.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Insya Allah, sampai akhir idul fitri 2018 nanti, kondisi tahun 2017 akan terjadi lagi, yaitu kondisi stok dan harga pangan pada saat itu stabil dan tidak ada gejolak,” jelas Agung.