Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

21 August 2025

Musim Panen Gadu Menggeliat, Daerah Sentra Nikmati Harga Gabah Yang Baik

Musim Panen Gadu Menggeliat, Daerah Sentra Nikmati Harga Gabah Yang Baik
Kegiatan Panen Musim Tanam Gadu Tahun 2025 di Cilacap, Jawa Tengah.
21 August 2025

Musim Panen Gadu Menggeliat, Daerah Sentra Nikmati Harga Gabah Yang Baik

Pilarpertanian - Musim tanam gadu tahun 2025 mulai memasuki fase panen di berbagai daerah Indonesia. Suasana penuh harapan terlihat di hamparan sawah yang mulai menguning, menandai hasil kerja keras petani sepanjang musim. Di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, panen kali ini disambut dengan optimisme, salah satunya oleh Sutiman (43), petani asal Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala.

Dengan lahan garapan seluas 2 hektare, Sutiman menanam varietas padi Logawa. Dari hasil panennya, ia mampu memperoleh produksi sekitar 14 ton gabah. Gabah tersebut kemudian ia jual dengan harga Rp6.500 per kilogram, harga yang dinilainya cukup baik dibanding beberapa musim sebelumnya. Setelah dikurangi biaya modal dan operasional, Sutiman mencatat keuntungan bersih mencapai Rp15 juta dalam satu musim tanam.

“Alhamdulillah, panen kali ini lebih baik dari sebelumnya. Harga gabah stabil, bahkan cenderung naik, sehingga keuntungan yang kami dapatkan juga lumayan. Ini membuat kami petani lebih tenang dalam bekerja,” tutur Sutiman, Kamis (21/08/2025).

Tak hanya mengandalkan usaha pribadi, Sutiman mengakui bahwa keberhasilannya tidak lepas dari dukungan pemerintah. Berbagai bantuan telah diterimanya, mulai dari benih, alat pertanian seperti kultivator, hingga dukungan pompa irigasi untuk mengantisipasi kekeringan. Semua itu, kata dia, sangat membantu menekan biaya produksi dan memastikan keberlangsungan usaha tani.

“Kami merasa lebih diperhatikan sejak adanya kebijakan dari pemerintah di bawah kepemimpinan Pak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Dari kemudahan mendapatkan pupuk, adanya program pompanisasi, sampai harga gabah yang berpihak ke petani, semua itu membuat kami semakin yakin bahwa petani tidak dibiarkan berjalan sendiri,” ucapnya.

Sementara itu, panen juga terjadi di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Berdasarkan data sementara, luas panen diperkirakan mencapai 24ribu hektare, meningkat dibandingkan dengan bulan Juli. Selain itu, harga gabah di tingkat petani juga terjaga dan terbilang menguntungkan untuk para petani.

“Kalau perkiraan Agustus sampai akhir ini, ini diperkirakan meningkat menjadi 24.071 hektare. Kalau bulan Julinya 14.943 hektare. Untuk harga sudah di atas HPP bahkan sudah di atas Rp7000. Ini menguntungkan untuk petani”, ujar Luhur Prayogo Kabid Tanaman Pangan Kabupaten Jember.

Wilayah panen tersebar hampir merata di seluruh kecamatan di Jember. Dari 31 kecamatan, sekitar 25 kecamatan tercatat sedang mengalami masa panen, dengan konsentrasi tertinggi di wilayah utara dan tengah kabupaten Jember.

“Karena ada yang sebagian ada yang IP1, ada juga yang IP 3. Jadi setiap kecamatan Insya Allah ada. Itu dari 31 kecamatan kurang lebih panen ada di 25 kecamatan”, terangnya lebih lanjut.

Harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani mengalami lonjakan yang signifikan. Harga GKP kini mencapai Rp7.000 hingga Rp7.300 per kilogram, bahkan di beberapa tempat bisa menyentuh hampir Rp8.000, angka yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Panen kita bisa dapat 5 tonan lah per hektar. Harga disini sekarang Rp7.300. Biasanya harga tertinggi hanya sekitar Rp6.000–Rp6.500,” terang Solehudin, salah satu petani dan pengurus kelompok tani di Desa Gambirono, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember.

Kemudian, bergeser di wilayah Sumatra, beberapa kecamatan di Lampung Timur sudah lebih dulu menyelesaikan panen, seperti Kecamatan Pekalongan dan Kecamatan Batanghari. Sementara itu, wilayah lain seperti Kecamatan Purbalingga kini tengah memasuki masa panen. Lasno, petani padi asal Desa Sumbersari, Kecamatan Sekampung, mengaku bersyukur dengan hasil panen yang ia dapatkan.

“Alhamdulillah, sekarang sudah mulai panen lagi. Saya pribadi sudah panen awal Agustus kemarin. Hasilnya bagus panen gadu, lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Itu sudah cukup baik dan kami merasa diuntungkan,” ujarnya.

Lasno juga menyampaikan terima kasih kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman atas berbagai kebijakan yang memudahkan petani. Menurutnya, pupuk kini lebih mudah diakses hanya dengan KTP, jaringan irigasi semakin baik, dan harga gabah di tingkat petani cukup menguntungkan.

“Harapan kami sederhana, pupuk tetap tersedia, irigasi semakin baik, dan harga gabah stabil di tingkat petani. Dengan begitu, kami bisa lebih semangat menanam,” imbuhnya.

Di tingkat nasional, gambaran ketersediaan beras juga cukup menggembirakan. Pada bulan Agustus saja, potensi panen diperkirakan mencapai sekitar 3 juta ton beras. Angka ini lebih tinggi dibanding kebutuhan konsumsi rata-rata bulanan masyarakat Indonesia yang berada di kisaran 2,6 juta ton. Dengan demikian, stok beras nasional tetap dalam kondisi aman, bahkan berlebih, yang sekaligus memberi ruang bagi pemerintah untuk memperkuat cadangan pangan.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berulang kali menegaskan bahwa pemerintah terus berpihak pada petani. Menurutnya, sejumlah program dan kebijakan dirancang bukan hanya untuk menjaga ketersediaan pangan, tetapi juga untuk memastikan kesejahteraan petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan.

“Kebijakan ini merupakan wujud nyata keberpihakan Presiden terhadap kesejahteraan petani Indonesia. Dengan langkah-langkah yang berpihak kepada petani, kita optimistis swasembada pangan dapat terwujud sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Mentan Amran dalam beberapa kesempatan.

Kebijakan tersebut antara lain penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah yang menguntungkan, penyediaan pupuk bersubsidi yang lebih mudah diakses, hingga program pompanisasi yang memungkinkan petani tetap menanam di musim kemarau. Dukungan ini tidak hanya menjaga produktivitas, tetapi juga memberi kepastian usaha bagi petani.(PW)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *