Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

17 November 2018

Akselerasi Penerapan Teknologi Largo Super di Lahan Sawit Kab Dharmasraya

Akselerasi Penerapan Teknologi Largo Super di Lahan Sawit Kab Dharmasraya
17 November 2018

Akselerasi Penerapan Teknologi Largo Super di Lahan Sawit Kab Dharmasraya

Pilarpertanian - Pilar – Berlokasi di lahan petani Nagari Koto Padang Kec. Koto Baru Kab. Dharmasraya Sumatera Barat dilaksanakan temu lapang budidaya padi Largo Super. Sistem Larigo Super di Demfarm Dhamasraya ini sudah dilakukan sejak Mei 2017 dengan pendampingan teknologi spesifik lokasi oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Budidaya padi largo super adalah paket inovasi teknologi pada lahan kering yang dilahirkan oleh Puslitbang Tanaman Pangan dan BB Padi, dua unit kerja lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Largo super merupakan cara tanam larikan legowo 2 : 1 atau dengan jarak tanam (20 cm x 10 cm) x 30 cm dengan menggunakan varietas unggul padi gogo potensi hasil tinggi semisal inpago. Pemupukan anorganik dan organik menggunakan biodekomposer M-Dec dan pupuk hayati Agrimeth.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Largo super juga mengaplikasikan penggunaan pupuk anorganik yang berimbang berdasarkan perangkat Uji Tanah untuk Lahan Kering (PUTK), serta mekanisasi penuh sejak pengolahan tanah, alat tanam benih langsung (Atabela) tabur benih, penyiangan gulma dan panen dengan combine harvester.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Temu lapang dihadiri sebanyak 230 org terdiri dari staf struktural dan fungsional lingkup Distan Kab. Dharmasraya, PPL dan Poktan Peserta program replanting sawit Kab. Dharmasraya. Bupati Dharmasraya diwakili oleh Kepala BAPPEDA Andi Ismanto, Kadistanhotibun Prov. Sumbar diwakili Kabid TPH Maswal Noor. Kadistan Kab. Dharmasraya Darisman, dan kepala SKPD terkait lingkup Kab. Turut hadir Sekdis Pertanian Kab. Agam Zufren dan Tim Peneliti dari BPTP Sumbar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Darisman demfarm seluas 5 Ha sangat menentukan pelaksanaan program akselerasi penerapan teknologi inovasi largo super, melalui pola integrasi padi gogo dengan sawit yang akan disingkronkan dengan program replanting sawit di Kab. Dharmasraya pada tahun 2019.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tanpa ada kajian dari BPTP Sumbar, maka kami tidak akan berani menerapkan suatu teknologi, meskipun dari berbagai informasi menyatakan bagus.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Saat ini dapat kita buktikan, dari tiga varietas yang diuji BPTP Sumbar, Inpago 8 dan 9 mampu menghasilkan 4.8 t GKP/ha. Sementara Inpago 10 puso akibat serangan penyakit blas,” imbuh Darisman.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Darisman menambahkan tanpa ada rekomendasi teknologi dari BPTP mungkin mereka bisa salah pilih dan pasti nanti akan gagal dan merugikan petani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dengan adanya denfarm dan pendampingan BPTP Sumbar, pihak Pemda Kab. Dhamasraya berterima kasih atas kerjasama selama ini. Darisman menjamin kerjasama ini akan tetap berlanjut masa yg akan datang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dia menyampaikan, tahun 2018 dan 2019, Sumbar akan fokus meningkatkan produksi Padi, Jagung & Kedelai. Hasil Rakor tentang luas baku lahan sawah minggu lalu ternyata lahan sawah di Dharmasraya hanya sekitar 4.600 Ha yg semula tercatat sekitar 6.000 Ha.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Artinya lahan sawah kabupaten ini sudah jauh berkurang. Implikasinya pasti akan berdampak terhadap total produksi padi Sumbar, bahkan akan berdampak terhadap produksi padi secara nasional.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Di tempat terpisah, Kepala BBP2TP, Haris Syahbuddin menyatakan apreasiasinya atas keberhasilan pengembangan teknologi largo super di Sumatera Barat dan di provinsi lainnya dimana teknologinya dikawal penuh oleh peneliti Puslitbangtan, BB. Padi dan BPTP.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Beberapa lokasi dilaksanakannya demfarm largo super antara lain Jawa Tengah, Gunung Kidul (DIY), Banten, Kab. Siak (Riau), Aceh, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Konawe Selatan (Sultra), wilayah Kalimantan dan beberapa daerah lainnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebagaimana diketahui pemenuhan beras nasional selama ini mengandalkan lahan irigasi dengan total potensi 8,1 juta hektar. Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk permintaan beras mengalami peningkatan setiap tahunnya. Untuk itu dibutuhkan perluasan areal tanam padi, salah satunya dengan mengembangkan lahan kering.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berdasarkan rilis data media, potensi lahan kering di Indonesia saat ini mencapai 144,41 juta hektare. Dari luasan tersebut, baru sekitar 1,1 juta hektare yang ditanami padi gogo. Sebagian besar padi gogo tersebut ditanam di lahan kering dataran rendah dan berupa tanaman monokuktur. Secara nasional, potensi lain lahan kering yang belum optimal dimanfaatkan antara lain di sela-sela tanaman perkebunan yang tersedia sekitar 2 juta hektare per tahun. Untuk itu, secara terintegrasi dengan lahan perkebunan seperti kelapa sawit, kelapa dll.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Bupati Dharmasraya dalam sambutannya yg disampaikan ketua BAPPEDA memberi apresiasi yg tinggi terhadap kerjasama BPTP dengan Pemda Dharmasraya yg telah memberi manfaat terhadap kemajuan Dharmasraya, khususnya di bidang pertanian. Kerjasama ini akan kita kembangkan terus termasuk pengembangan Agriwisata yg dipadukan dengan wisata religi dengan akan dibangunnya Islamic Center di KP Sitiung.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Saat ini yang di panen di Dharmasraya adalah varietas Inpago 9 dengan rata rata hasil 4.8 t GKP/ha. Sedangkan Inpago 8 akan panen dua minggu lagi. Namun secara performa kedua varietas ini cukup bagus dan diprediksi hasil Inpago 8 akan sama dg Inpago 9. Salah satu kunci pengembangan padi gogo di antara sawit adalah pemilihan varietas toleran lahan masam dan tahan penyakit blas serta pemberian bahan amelioran dan pemupukan yg tepat. Perbaikan teknologi largo super di Sumbar akan tetap dilakukan terutama dalam pengaturan pola tanam dg komoditas palawija seperti jagung dan kedelai sehingga akan melahirkan inovasi yg lebih menguntungkan dalam upaya optimalisasi lahan dalam gawang sawit (Ismon Lenin)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *