Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

21 May 2020

Antisipasi Ketersediaan Bawang Merah, Kementan Perkuat Early Warning System

Antisipasi Ketersediaan Bawang Merah, Kementan Perkuat Early Warning System
21 May 2020

Antisipasi Ketersediaan Bawang Merah, Kementan Perkuat Early Warning System

Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengambil langkah antisipasi ketersediaan bawang merah terhadap serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), serta keadaan iklim yang tidak kondusif melalui pengamatan yang intensif sebagai early warning sistem (EWS) dan tindakan pengendalian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Diketahui bahwa bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) merupakan salah satu komoditas hortikultura strategis yang diusahakan petani secara intensif. Namun dalam praktiknya di lapangan, budidaya Bawang Merah dihadapkan dengan berbagai masalah di lapangan yang dapat menurunkan jumlah produksi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Permasalahan OPT terjadi akibat perubahan ekosistem pertanian dan pola budidaya, serta dipengaruhi juga oleh terjadinya perubahan iklim (Dampak Perubahan Iklim/DPI). Kondisi tersebut berdampak terhadap perkembangan populasi, jenis dan status OPT serta keadaan keseimbangan musuh alami.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto dalam keterangannya, Selasa (19/5) menjelaskan bahwa Data EWS Perlindungan Hortikultura telah dilakukan pada wilayah sentra utama pengembangan hortikultura.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian SYL yang selalu menekankan pentingnya data base yang kuat dan akurat sebagai acuan awal dan akhir. Terkait satu data pertanian ini, Kementan berkoordinasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS), Pemerintah Daerah (PEMDA) dan instansi terkait lainnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk komoditas Bawang Merah wilayah EWS dipantau sebanyak 55 Kabupaten/Kota sebagai daerah sentra utama penyangga produksi nasional, baik di pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kami harapkan dengan terpantau dan terkawalnya lokasi ini maka 75%- 80% luas tanam dan produksi bawang merah nasional aman. Data ini kami kawal dengan ketat dan dilaporkan oleh Direktorat Perlindungan Hortikultura secara periodik per 2 minggu,” ujar Prihasto melalui keterangan tertulisnya, Rabu (13/5).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dijelaskan Prihasto, Data OPT tersebut meliputi Luas Tambah Serangan (LTS), Luas Keadaan Serangan (LKS), dan Luas Pengendalian (LP) OPT. Pantauan ini dilaporkan secara rutin sebelum tanggal 5 dan tanggal 20 bulan berjalan oleh Koordinator POPT Kabupaten (Kortikab), dan selanjutnya dilaporkan ke sekretariat Satgas POPT Kementerian Pertanian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Saat ini, OPT yang dominan pada tanaman bawang merah yaitu Ulat Bawang dan Trotol, namun masih terkendali.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Senada, Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf menjelaskan bahwa dalam mengawal lokasi EWS Bawang Merah tersebut, pihaknya secara intensif berkoordinasi dengan kepala UPTD BPTPH Provinsi dan Kortikab POPT di Kabupaten/Kota sentra.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Caranya dengan melakukan langkah konkrit di lapangan yaitu mendorong penerapan budidaya tanaman sehat, penggunaan perangkap likat kuning, perangkap feromon seks, lampu perangkap, Shading Net serta pengendalian dengan menggunakan Agens Hayati (Trichoderma SPP). “Misalnya untuk penyakit tular tanah seperti layu fusarium,” tambahnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Yanti menambahkan, disamping itu, Kementan terus mendorong sosialisasi dan penerapan pengendalian OPT sesuai dengan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT), pembinaan dan pendampingan pengendalian OPT. “Baik oleh pusat (Direktorat Perlindungan Hortikultura) maupun daerah (Dinas Pertanian dan UPTD BPTPH Provinsi),” pungkasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Secara nasional, data Early Warning System (EWS), yang disesuaikan hitungannya berdasarkan produksi rogol kering askip. Prediksi Ditjen Hortikultura pada Bulan Mei-Agustus 2020 terdapat produksi sebanyak 348.343 ton sedangkan kebutuhan sebesar 342.598 ton, sehingga surplus sebesar 5.745 ton.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Angka produksi ini harus terus dilakukan pengawalan oleh petugas POPT di tingkat lapang dengan cara menurunkan tingkat serangan OPT untuk mengamankan produksi komoditas Bawang Merah nasional.(BB)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *