Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

05 July 2019

APBK JABAR: Program Kendalikan Impor Pak Amran Tercapai, Kini Sukses Swasembada Kentang Konsumsi

APBK JABAR: Program Kendalikan Impor Pak Amran Tercapai, Kini Sukses Swasembada Kentang Konsumsi
05 July 2019

APBK JABAR: Program Kendalikan Impor Pak Amran Tercapai, Kini Sukses Swasembada Kentang Konsumsi

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Ketua Asosiasi Penangkar Benih Kentang Jawa Barat, Aceng Hasan Muttaqien mengaku terkesan dengan cara kerja dan strategi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam mengembangkan agribisnis kentang di tanah air. Gebrakan-gebrakan Menteri Pertanian memacu produksi dan ekspor diakui banyak memberi dampak positif bagi para petani dan penangkar kentang di dalam negeri.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kami sangat berterimakasih kepada Pak Menteri Amran Sulaiman dan jajarannya, yang berani stop impor kentang sayur termasuk benihnya. Kebijakan cerdas dan strategis tersebut membuat para pelaku perbenihan kentang di tanah air menjadi semakin bergairah. Petani juga lebih mudah mendapatkan benih dengan harga terjangkau. Dampaknya tentu saja produksi nasional meningkat,” demikian ditegaskan Hasan di Bandung, Jumat (5/7).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Terbukti negara kita sudah swasembada kentang konsumsi alias kentang sayur sejak 2018 lalu, hebat!,” tambah dia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hasan menuturkan setelah kentang sayur berhasil swasembada, pekerjaan rumah (PR) selanjutnya adalah mewujudkan swasembada kentang industri. Para penangkar siap mendukung upaya pemerintah mewujudkan swasembada kentang industri yang ditargetkan tercapai tahun 2020.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kami para penangkar di Jawa Barat sudah mulai kembangkan berbagai varietas kentang industri seperti Blis, Median dan Sangkuriang. Kalau untuk jenis kentang Atlantik memang masih impor, saat ini masih dipegang dan dikembangkan oleh industri besar yang bergerak di olahan makanan,” tuturnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Mengapa demikian? Hasan menjelaskan karena mewujudkan swasembada kentang industri tersebut membutuhkan proses karena ini menyangkut perubahan pola produksi dan tata niaga. Namun demikian, ia optimis bisa capai swasembada.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Apalagi kalau Kementerian Pertanian dipimpin sosok tangguh seperti Pak Amran. Produksi kentang industri cepat kita pacu hingga surplus,” jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Senada dengan Hasan, penangkar benih kentang asal Garut, Hudori, mengapresiasi upaya yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mendukung pengembangan kentang di tanah air. Buktinya, yang dirasakan sendiri berkat fasilitas dari Kementan, usaha penangkaran benih kentang semakin berkembang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Teknologi pemuliaan juga berkembang didukung fasilitas screenhouse yang tersebar hampir di seluruh sentra produksi. Petani juga semakin antusias menanam kentang karena terbantu kebutuhan benih dan sarana produksinya,” kata Hudori.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Adapun biaya produksi kentang rata-rata per hektare mencapai 80 hingga 90 juta per hektare untuk sekali musim tanam 120 hari. Dengan hasil panen 20 hingga 25 ton per hektare dan harga jual normal Rp 8.000 sampai Rp 10.000 per kilogram di tingkat petani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dengan hasil yang menguntungkan inilah, usahatani kentang banyak digandrungi petani. Ditambah juga dorongan dari pemerintah pusat dan daerah,” ungkap Hudori.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Perlu diketahui, upaya Kementan menggenjot produksi dan ekspor kentang diakui berbagai pihak terbilang sukses. Tercatat sejak tahun 2018 lalu, Indonesia sudah tidak lagi mengimpor kentang sayur karena produksi dalam negeri sudah melampaui kebutuhan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berdasar catatan BPS, produksi kentang nasional tahun 2018 sebesar 1,28 juta ton meningkat 10,3% dari tahun sebelumnya 1,16 juta ton. Sementara kebutuhan nasional diproyeksikan sekitar 1 juta ton setahun. Ekspor kentang sepanjang tahun 2018 mencapai 5.163 ton antara lain ke Singapura, Malaysia, Hongkong, Taiwan dan Timor Leste.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sentra produksi kentang tersebar luas mulai dari Aceh hingga Papua antara lain Aceh Tengah, Gayo, Karo, Simalungun, Humbang Hasundutan, Solok, Garut, Pasuruan, Banjarnegara, Bandung, Kerinci, Wonosobo, Brebes, Probolinggo, Bener Meriah, Minahasa Selatan, Malang, dan sebagainya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Jenis yang banyak ditanam adalah kentang sayur dengan varietas Granola, Cipanas, Segunung dan Merbabu-17.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Saat ini Kementan tengah gencar memproduksi kentang jenis Atlantik di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan industri kentang olahan dan menargetkan bisa tercapai swasembada pada tahun 2020 mendatang. (OIR)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *