Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

08 February 2019

Benefit Sharing Fund ITPGRFA Dimanfaatkan dalam Evaluasi Padi Lokal ASEAN

Benefit Sharing Fund ITPGRFA Dimanfaatkan dalam Evaluasi Padi Lokal ASEAN
08 February 2019

Benefit Sharing Fund ITPGRFA Dimanfaatkan dalam Evaluasi Padi Lokal ASEAN

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) melalui BPTP Kalimantan Tengah dan Balai Besar Sumberdaya Genetik Pertanian (BB Biogen) memanfaatkan keuntungan dari Benefit Sharing Fund The International Treaty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture/Food and Agriculture Organization (BSF-ITPGRFA/FAO). Uji adaptasi pada 92 padi lokal yang berasal dari negara-negara ASEAN ini dilaksanakan di Kebun Percobaan (KP) Unit Tatas, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (06/02/2019). Padi lokal dari beberapa negara seperti Malaysia, Vietnam, Laos dan Indonesia diuji coba untuk diperoleh sifat unggulannya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dr. M. Sabran, peneliti BB Biogen dan koordinator project kerjasama FAO menyatakan bahwa kegiatan pengujian padi lokal ASEAN ini tidak hanya dilaksanakan di Kalteng, tetapi juga di wilayah Kalsel, Lampung serta hasil seleksi padi lokal internasional ini akan diuji adaptasi di lahan petani pada Musim Tanam ASEP 2019 untuk diseleksi dan dikembangkan lebih lanjut.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dr. Puji Lestari, Peneliti BB Biogen menambahkan bahwa untuk Uji adaptasi ini masih diperlukan waktu untuk sampai pada kesimpulan galur padi dinyatakan adaptif dibeberapa wilayah karena ini baru tahap awal, ungkapnya. Nanti kita akan tanam lagi, ujar menambahkan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kegiatan temu lapang ini diikuti oleh Peneliti-peneliti dari BB Biogen, BB Padi, Balitra, BPTP Kalimantan Selatan, Peneliti, Penyuluh dan Teknisi BPTP Kalteng, Dosen dan Mahasiswa Faperta Universitas Palangka Raya dan, Siswa-siswi SMK Pertanian Kabupaten Kapuas, Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas, Penyuluh Pertanian dan Kelompoktani se Kabupaten Kapuas.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dr. Ferie F. Munier (Kepala BPTP Balitbangtan Kalimantan Tengah) menjelaskan bahwa Hasil pengamatan di lapangan kurang lebih 50% saja yang adaptif dan bisa bertahan hingga panen. Padi lokal yang diketahui tidak adaptif rentan terhadap pH masam, keracunan Fe, serangan penyakit blast dan serangan hama walang sangit. Menurutnya, setelah diseleksi oleh petani padi yang memiliki karakter unggul patut untuk dikembangkan. “Kalau memang unggul, ya sesuai arahan Menteri Pertanian Amran, perlu kita kembangkan. Yang penting teknis budidayanya dikawal berdasarkan aturan-aturan yang berlaku tentang pengembangan padi-padi dari luar,” ujarnya.(OBN)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *