Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

24 April 2019

Beri Nilai Tambah, Balitbangtan Latih Para Petani Cabai

Beri Nilai Tambah, Balitbangtan Latih Para Petani Cabai
24 April 2019

Beri Nilai Tambah, Balitbangtan Latih Para Petani Cabai

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Cabai selama ini lebih banyak dikonsumsi dalam bentuk segar. Namun, terkadang penyimpanan produk segar menjadi masalah tersendiri bagi petani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk mengatasi hal itu, dan utamanya agar dapat lebih memberi nilai tambah produk cabai, BB Pascapanen, Balitbangtan bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kota Padang Panjang, Sumbar dan Bank Indonesia Kanwil Provinsi Banten mengadakan bimbingan teknis pascapanen kepada dua puluh orang petani asal sumatera barat dan banten, mengenai cara pemanenan cabai yang benar, penanganan pascapanen, hingga pengolahannya sampai menjadi produk siap jual. Bimtek yang dilaksanakan selama 2 hari, dari tanggal 23 – 24 April 2019 di selenggarakan di BB Pascapanen, Bogor.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Teknologi pascapanen penanganan segar cabai yang dilatihkan kepada petani yaitu cara panen cabai yang benar, teknik pengangkutan, sortasi, teknologi penyimpanan dengan menggunakan CAS (Controlled Atmosphere Storage), Modified Atmosphere Packaging (MAP) dan pengeringan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ira Mulyawanti, Peneliti BB Pascapanen yang menjadi narasumber penanganan segar cabai mengatakan “Dengan menerapkan teknologi penanganan segar cabai yang benar, petani bisa menekan losses sampai kurang dari 10% dan ini sudah kita terapkan di Magelang” ujar Ira. Sedangkan teknologi penyimpanan dengan CAS bisa mempertahankan kesegaran cabai sampai enam minggu dan bila menggunakan MAP bisa sampai tiga minggu.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tidak hanya teknologi penanganan segar yang dilatihkan, peserta juga diajarkan cara membuat olahan dari cabai seperti pasta cabai, saus cabai, minyak cabai, permen cabai dan blok cabai. Sunarmani yang menjadi narasumber bimtek pengolahan cabai, memaparkan bahwa teknologi pengolahan cabai diperlukan jika pasokan cabai sedang melimpah seperti panen raya atau harga cabai sedang jatuh. “Daripada kita menjual cabai dengan harga yang rendah, lebih baik diolah dulu menjadi produk yang nilai jualnya lebih tinggi” lanjut Sunarmani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Seperti kita ketahui bahwa cabai merupakan komoditas hortikultura yang harganya fluktuatif, ketika musim panen tiba harganya relatif rendah dan ketika off session harganya bisa melambung tinggi, hal ini diakibatkan oleh kebutuhan masyarakat akan cabai terus meningkat termasuk permintaan di off session. Oleh sebab itu implementasi teknologi pascapanen harus dipelajari dan diterapkan mulai dari tingkat petani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Bimtek ini diakhiri dengan kegiatan field trip ke Sukabumi untuk mengunjungi salah satu UMKM binaan BB Pascapanen yakni Ibu Susan yang sudah memproduksi aneka sambal dengan merek Sambel Uleg K-Ucan. Sambal tersebut telah dipasarkan ke supermarket di Sukabumi hingga ke Arab Saudi.(DYN)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *