Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

06 March 2020

BPPSDMP Kementan Kunjungi BPP Seputih Raman Ungkap Kendala Pertanian Lampung Tengah

BPPSDMP Kementan Kunjungi BPP Seputih Raman Ungkap Kendala Pertanian Lampung Tengah
Foto: Kegiatan saat kunjungan BPPSDMP Kementan bersama BPP Lampung Tengah ke BPP Seputih Raman, Lampung Tengah.
06 March 2020

BPPSDMP Kementan Kunjungi BPP Seputih Raman Ungkap Kendala Pertanian Lampung Tengah

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Berbagai pelatihan dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas SDM Pertanian dan mendorong petani lebih berinovasi. Dalam hal tersebut terdapat keterbatasan jumlah penyuluh, harga hasil panen yang turun serta sarana dan prasarana menjadi kendala dalam pengembangan produktivitas pertanian di Lampung Tengah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hal itu terungkap saat Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) bersama BPP Lampung mengunjungi BPP Seputih Raman di Lampung Tengah, Kamis (5/3).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kunjungan tersebut dalam rangka mengetahui langsung bagaimana progres produksi dan inovasi serta kendala yang dihadapi para penyuluh dan petani, baik Seputih Raman maupun kecamatan lainnya di Lampung Tengah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain melakukan pemaparan kondisi BPP Seputih Raman, upaya yang telah dilakukan seperti pelatihan penyuluh dan petani, juga dilakukan teleconference dengan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dari hal tersebut diketahui adanya beberapa kendala, seperti terbatasnya jumlah penyuluh dan harga hasil panen, seperti beras yang drop ketika panen besar. Kepala Dinas Pertanian Lampung Tengah, Khresna Rajasa mengatakan, di wilayahnya baru ada 5 BPP dalam pembentukkan Kostratani, meliputi Seputih Raman, Buminabung, Kota Gajah, Pubian, dan Bandarsurabaya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk meningkatkan SDM dan produktivitas petani, pihaknya bersama dengan Balai Penyuluh Pertanian telah menggelar berbagai pelatihan, seperti sekolah lapang, temu teknis, pelatihan mengatasi hama wereng, serta evaluasi tiap bulannya. Selain itu, mendorong menjadi petani milenial yang berinovasi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Disini setiap bulan diadakan pertemuan antara ketua-ketua kelompok tani, ketua-ketua gapoktan dengan penyuluh kita, jadi mengevaluasi, mengamati tanaman-tanaman yang ada di lapangan,” ujar Khresna dalam kegiatan tersebut.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Soal terbatasnya jumlah penyuluh, Khresna memaparkan, dari 311 kampung hanya dilayani 194 dan sudah melewati usia produktif. “Kami sudah coba merekrut penyuluh swadaya, total ada 29 dan ditempatkan satu per kecamatan sambil menunggu seleksi P3A (penyuluh non-PNS),” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Soal harga yang rendah saat panen, ia menyebutkan, masalah supply and demand, sudah menjadi hukum ekonomi. Namun, pihaknya dengan berbagai stakeholder sedang mencari solusi untuk menekan harga yang jatuh. “Salah satunya dengan menyebar dan pemerataan hasil panen dan jangan sampai overproduksi karena bakal menjatuhkan harga,” ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Harga jual yang rendah saat panen tiba dikeluhkan Rosyid, salah satu petani Seputih Raman. “Dari tahun ke tahun ekonomi kita merosot. Kalau petani di sini sudah andal kok. Soal pengendalian hama contohnya, bantuan subsidi dan lain-lain memang dapat terus,” ungkap Rosyid.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Mereka berharap pemerintah dapat mengendalikan harga dalam arti memikirkan kestabilan harga khususnya untuk beras dan gabah. Sebab, dari analisis petani, biaya produksi makin tinggi, namun ketika panen harga sangat rendah dan merugi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Contohnya, pemerintah sudah menetapkan HET gabah Rp 3.700 dari Bulog, tapi dari swasta bisa sampai Rp 4.300. Kami juga kalau panen langsung jual karena untuk kebutuhan anak sekolah, kebutuhan lain-lain, tapi petani tak akan mundur,” ucapnya. (OIR)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *